Penjualan Turun, Nokia Berencana Kurangi 14.000 Pegawai

Logo Nokia Baru Ditampilkan Sebelum GSMA 2023 Jelang Mobile World Congress (Reuters/Albert Gea)

JAKARTA - Grup perangkat telekomunikasi asal Finlandia, Nokia (NOKIA.HE), berencana mengurangi hingga 14.000 pekerjaan sebagai upaya baru untuk mengurangi biaya. Itu setelah penjualan kuartal ketiga tahun ini turun hingga 20%.

Nokia dan pesaingnya, Ericsson (ERICb.ST), telah berjuang menghadapi permintaan yang melambat untuk peralatan 5G di negara-negara seperti Amerika Serikat. Mereka mencoba mengimbangi sebagian dari kelemahan tersebut dengan peningkatan penjualan di India, pasar dengan margin keuntungan rendah.

Nokia menargetkan penghematan antara 800 juta euro (sekitar Rp8,4 triliun) hingga 1,2 miliar euro (sekitar Rp12,6 triliun) menjelang tahun 2026, yang merupakan tenggat waktu di mana perusahaan berencana untuk mencapai rencana margin operasional yang dapat dibandingkan dalam jangka panjang setidaknya sebesar 14%.

Baca juga:

Program ini diharapkan mengarah pada organisasi dengan jumlah karyawan sekitar 72.000 hingga 77.000 orang, turun dari 86.000 yang ada saat ini. “Nokia berharap dapat bertindak cepat dalam program ini, dengan penghematan setidaknya 400 juta euro pada tahun 2024, dan 300 juta euro lagi pada tahun 2025," ujar perusahaan, dikutip Reuters, Kamis, 19 Oktober 2023. 

Ericsson, yang juga telah memberhentikan ribuan karyawan tahun ini, mengungkapkan bahwa ketidakpastian yang memengaruhi bisnisnya akan terus berlanjut hingga tahun 2024.

“Pada saat penjualan bersih kuartal ketiga kami terpengaruh oleh ketidakpastian yang berlanjut, kami berharap akan melihat peningkatan musiman yang lebih normal dalam bisnis jaringan kami di kuartal keempat,” kata Chief Executive Pekka Lundmark.

Menurut jejak pendapat LSEG, penjualan bersih yang dapat dibandingkan per kuartal turun menjadi 4,98 miliar euro dari 6,24 miliar euro tahun lalu, yang melebihi perkiraan sekitar 5,67 miliar euro.

Nokia akan beralih ke pusat perusahaan yang lebih efisien untuk meningkatkan fokus strategis sekaligus melindungi pengeluaran dalam penelitian dan pengembangan, serta memberikan lebih banyak otonomi operasional kepada unit bisnis, demikian pernyataan dari perusahaan tersebut.

“Mengatur ulang dasar biaya adalah langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan dengan ketidakpastian pasar dan untuk menjaga profitabilitas dan daya saing jangka panjang kita,” kata Lundmark.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 19 Oct 2023 

Bagikan

Related Stories