Ekonomi dan UMKM
Perdagangan Indonesia-Tiongkok Capai Rp1.774,5 Triliun
Jakarta, Wongkito.co - Selama periode Januari hingga Oktober 2023, nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dengan China mencapai US$114,5 miliar atau sekitar Rp1.774,5 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS).
Sektor energi dan pertambangan mendapat porsi terbesar mencapai 40 persen, dalam hubungan perdagangan tersebut, ujar Wu Zhiwei, Konselor Ekonomi dan Perdagangan Kedutaan Besar Republik Rakyat China di Indonesia. Selasa, 19 Desember 2023.
Sementara itu, volume perdagangan produk bernilai tambah tinggi di Indonesia mendapat kucuran dana langsung dari China pada kuartal I-2023 sebesar US$5,6 miliar dolar AS. Produk ini seperti mobil dan bahan baku baterai listrik.
"Tahun ini merupakan peringatan sepuluh tahun terjalinnya kemitraan strategis komprehensif antara China dan Indonesia," ujarnya.
Baca juga
- Pengusaha Kembali dapat Keistimewaan, Kemenkeu Diskon Pajak Bumi Bangunan 100 Persen
- Inilah Cara Penggunaan Kontak Darurat di Layanan Pinjol Sesuai Aturan OJK
- Cara Telkomsel Apresiasi Pelanggan, Gelar Poin Festival 2023 dengan Ragam Keseruan dan Program Loyalitas di Penghujung Tahun
Wu Zhi Wei berharap perusahaan asal China, kehadiran Qinfa Group dalam bisnis pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan bisa menguntungkan kedua negara.
Ia juga berharap kehadiran perusahaan tambang batu bara bawah tanah pertama di Indonesia itu beroperasi sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di Tanah Air.
Selain itu, perusahaan juga harus melaksanakan kewajiban sosial, menerapkan ketenagakerjaan Indonesia, perlindungan lingkungan, keselamatan produksi dan persyaratan lainnya dengan standard tinggi.
Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Suswantono meresmikan produksi perdana tambang batu bara bawah tanah berskala besar pertama di Indonesia.
Tambang yang berlokasi di Kotabaru ini milik PT Sumber Daya Energi yang terafiliasi dengan PT Qinfa dengan luas area 185 kilometer persegi.
Tambang ini ini didesain untuk memproduksi batu bara secara maksimal sebanyak 20 juta ton per tahun (jumlah produksi tambang tahap 1 SDE-1 dan SDE-2).
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Laila Ramdhini pada 19 Dec 2023