Perusahaan China Investasi Rp85,7 Triliun untuk Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik

Ilustrasi Pabrik Baterai EV (TrenAsia)

JAKARTA - Sebuah perusahaan asal China, Ningbo Kontemporer Brunp Lygend Co., Ltd. (CBL), anak perusahaan Perusahaan Teknologi Daur Ulang Brunp Guangdong (Brunp),, Indonesia telah menandatangani perjanjian konstruksi tripartit dengan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) dan PT Industri Baterai Indonesia (IBI). 

Ketiga perusahaan ini bakal berkolaborasi dalam Proyek Integrasi Baterai EV, yang meliputi penambangan dan pemrosesan nikel, produk baterai EV, produksi baterai EV, dan daur ulang baterai. 

Sekadar informasi, Brunp adalah anak perusahaan dari Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL).

Baca Juga:

Dengan investasi bersama senilai US$5,968 miliar atau Rp85,7 triliun (asumsi kurs Rp14.366 per dolar AS), proyek ini berlokasi di Kawasan Industri FHT di Halmahera Timur Indonesia Provinsi Maluku Utara dan bagian lain negara ini.

Robin Zheng, pendiri sekaligus Presiden CATL menyatakan proyek ini akan lebih meningkatkan jejak CATL di industri baterai, memastikan pasokan bahan baku dan sumber daya hulu, menurunkan biaya produksi dan mendorong pertumbuhan bisnis daur ulang baterai.

“Proyek ini merupakan tonggak penting bagi CATL saat kami memperluas jejak global kami dan menjadi simbol persahabatan abadi di antara kami. Cina Dan Indonesia. Kami sepenuhnya percaya diri dalam pengembangan proyek di masa depan,” kata Zheng dalam website resmi dikutip Sabtu, 16 April 2022.

Baca Juga:

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan kesepakatan kerangka kerja yang ditandatangani ini sangat penting Indonesia mengingat pemerintah mencoba menciptakan ekosistem EV. Diharapkan proyek ini akan berhasil dilaksanakan dengan upaya bersama dari semua pihak.

Tambahan info, ANTAM adalah anggota MIND ID, sebuah perusahaan pertambangan milik negara Indonesia. IBI, atau Indonesia Battery Corporation.

IBI sendiri adalah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang kendaraan listrik baterai dan ekosistem EV, dan anak perusahaan dari MIND ID dan ANTAM.

Sebelumnya, perusahaan asal China, Chengxin Lithium, mengumumkan rencananya untuk membangun pabrik garam lithium (lithium salt) untuk pembuatan baterai listrik senilai US$350 juta atau setara Rp4,99 triliun (dengan asumsi kurs Rp14.258 per dolar AS) pada 30 September 2021 lalu.

Chengxin akan mengambiil 65% saham dari nilai investasi tersebut. Sementara itu, perusahaan asal Singapura, Stellar Investment Pte., akan menjadi pemegang 35% saham sisanya. Perusahaan patungan ini nantinya bernama PT ChengTok Lithium Indonesia.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Yosi Winosa pada 16 Apr 2022 

Bagikan

Related Stories