Perusahaan Pertahanan Rusia Tidak Masuk Daftar 100 Perusahaan pendapatan Tertinggi

Perusahaan Pertahanan Rusia Tidak Masuk Daftar 100 (Ist)

Jakarta, Wongkito.co - Daftar 100 perusahaan pertahanan dengan pendapatan tertinggi, ternyata negara Rusia tidak termasuk dalam daftar tersebut.

Defense News mengeluarkan data perusahaan asal Rusia tidak ada dalam daftar 100 perusahaan dengan pendapatan tertinggi. Padahal sebelumnya satu atau dua perusahaan setidaknya selalu masuk dalam daftar ini. Selasa, 9 Januari 2024.

Pada tahun 2022 masih ada satu perusahaan Rusia yang masuk dalam daftar 100 terbaik. Perusahaan tersebut adalah Tactical Missiles Corporation JSC yang saat itu berada di urutan ke-36. Naik dari peringkat 42 dari tahun 2021. Saat itu JSC merauh pendapatan US$3,96 miliar.

Pada tahun 2021 ada dua perusahaan Rusia yang nangkring di peringkat 100. Yang pertama adalah Almaz Antey di peringkat 20 dan JSC di peringkat 43. Tahun-tahun sebelumnya Almaz Antey selalu masuk dengan ada di peringkat 20 besar.

Baca juga

Defense News secara rutin mengeluarkan daftar 100 perusahaan dengan pendapatan tertinggi dalam satu tahun. Data berasal dari informasi yang dikumpulkan dari perusahaan-perusahaan, dari laporan tahunan perusahaan, dan dari para analis. Selain itu juga dari penelitian oleh Defense News, Institut Internasional untuk Kajian Strategis, Indeks SPADE dan Oliver Wyman. Jika daftar itu dikeluarkan pada 2023 maka dasar penghitungan yang dilakukan adalah pendapatan tahun 2022.

Jika melihat rentang waktu tersebut, maka invasi Rusia ke Ukraina kemungkinan menjadi penyebab turunnya pendapatan perusahaan pertahanan Rusia terutama pada 2022. Ini karena tahun tersebut persenjataan Rusia masih cukup tinggi. Tetapi jika melihat fenomena yang ada kemungkinan besar situasinya pada 2023 akan berubah. Ini mengingat tingginya pemesanan senjata oleh pemerintah Rusia untuk mengganti persenjataanya yang hilang atau rusak di Ukraina. 

Sebaliknya Ukraina masih tetap mempertahankan satu perusahaan dalam daftar 10 teratas. Ukroboronprom ada di urutan 65. Dan ini peningkatan tajam karena tahun sebelumnya ada di urutan 89. Pendapatan mereka melonjak 70 persen menjadi US$1,2 miliar. Ini menunjukkan setelah invasi Rusia dimulai pada Februari 2022, perusahaan itu mendapatkan pesanan senjata besar-besaran dari pemerintah Ukraina.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk tuk 2023 perusahaan-perusahaan Amerika tetap mendominasi. Sementara China mulai membayangi. Dalam daftar 10 teratas hanya diisi oleh perusahaan dari tiga negara. Enam dari mereka adalah perusahaan dari Amerika, tiga dari China dan satu dari Inggris.

Lockhhed Martin tetap berada di peringkat pertama dengan pendapatan mencapai US$63,3 miliar. Sementara RTX yang sebelumnya bernama Raytheon ada di urutan kedua dengan pendapatan US$41,8 miliar.  Sedangkan Northrop Grumman di urutan ketiga dengan U$32,4 miliar. Perusahaan ini naik dari urutan keempat di tahun sebelumnya.

Aviation Industry Corporation of China menduduki urutan keempat. Dan ini peningkatan dari tahun sebelumnya di mana saat itu mereka ada di urutan keempat. Perusahaan ini meraup pendapatan US$30,9 miliar.

Kelima ada Boeing Amerika yang turun dari peringkat ketiga tahun sebelumnya. Keenam General Dynamic yang juga turun dari urutan kelima. Ketujuh BAE System Inggris, kedelapan adalah China North Industries Group Corporation Limited yang naik dari posisi sembilan. L3Harris Technologies ada di urutan kesembilan, dan China South Industries Group Corporation di peringkat 10.

Pendapatan Menurun

Apa yang menarik untuk dicermati adalah sebagian besar pendapatan perusahaan Amerika yang ada di peringkat 10 besar turun dibandingkan tahun sebelumnya. Sebaliknya China justru naik.

Lockheed Martin misalnya. Perusahaan ini mengalami penurunan pendapatan sebesar 2 persen. Sementara RTX mengalami kontraksi 5%, Boeing turun 12 persen, General Dynamic turun 1 persen dan L3Harris Technologies turun 7 persen. Hanya Northrop Grumman yang mengalami kenaikan pendapatan 3 persen.

Sebaliknya perusahaan China mengalami kenaikan pendapatan. Pendapatan Aviation Industry Corporation of China naik 3 persen. Sementara China North Industries Group Corporation Limited naik 1 persen. Namun pendapatan China South Industries Group Corporation terkontraksi 2%.

Tidak hanya China yang perusahaannya masuk dalam daftar 100. Beberapa negara Asia juga berhasil masuk dalam daftar tersebut. Mereka antara lain 3 dari Jepang, 3 dari Korea Selatan, satu dari Arab Saudi dari satu dari Singapura. Juga ada satu dari Australia. Dari Indonesia tidak ada.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 09 Jan 2024 

Editor: admin
Bagikan

Related Stories