PLTSa Kapasitas 10 Mega Watt Putri Cempo Siap Beroperasi Mulai April 2022

Alat berat mengangkut tumpukan sampah yang menutupi permukaan air di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa, 22 September 2020. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mencatat total 888 ton sampah menumpuk di Pintu Air Manggarai yang terbawa dari aliran Sungai Ciliwung. Jumlah petugas yang dikerahkan adalah 20 orang dengan total armada 20 unit dan tiga jenis alat berat yang digunakan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

JAKARTA – Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo di Surakarta akan beroperasi mulai April 2022. Pembangkit listrik tersebut memiliki total kapasitas penuh hingga 10 Mega Watt (MW).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan proyek ini sempat terhenti selama enam bulan dan mengalami kemunduran dari target operasi yang sudah direncanakan.

“PLTSa di sini bagus, hanya ada kendala-kendala dan mungkin sedikit ada pergeseran beroperasinya, tetapi 2 MW diusahakan pada bulan April 2022 mulai beropreasi, dan secara bertahap pada Desember nanti bias full capacity 10 MW,” jelas Arifin dalam keterangan resmi dikutip Rabu, 26 Januari 2022.

Baca Juga :

Adapun hambatan tersebut diakibatkan oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan pengiriman peralatan menjadi terhambat. Selain itu, tenaga kerja juga tidak bisa bekerja karena adanya kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Untuk mengangkut alat ini (gasifier) bisa memakan waktu hingga tiga bulan karena ukurannya yang sangat besar dan itu tidak bisa dibongkar pasang,” tambah Arifin.

Proyek PLTSa  Putri Cempo yang berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo ini sudah dimulai pembangunannya sejak Oktober 2019. Adapun PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) ditunjuk sebagai pengelola pada proyek tersebut.

Selain itu, PLTSa Putri Cempo merupakan proyek PLTSa kedua setelah PLTs Benowo yang akan direncanakan pembangunannya oleh pemerintah dari total sebanyak 12 PLTSa. Seluruh pembangunan proyek PLTSa ini juga termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) Pemerintah Pusat.

Menteri ESDM juga mendorong agar adanya upaya inisiatif dan sinergitas antara pihak-pihak terkait sehingga proyek ini dapat terselesaikan.

"Kita harus bergerak bersama-sama dalam menyelesaikan proyek PLTSa, terutama adalah diperlukan inisiatif dari pemerintah daerah, karena pemerintah daerah yang paling merasakan dampak dari lingkungan, kesehatan masyarakat, dan perekonomian,” ujarArifin.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Farhan Syah pada 26 Jan 2022 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories