Ragam
Potensi dan Tantangan Biomassa yang Jadi Alternatif Energi di Indonesia
JAKARTA - Biomassa memiliki potensi besar untuk menjadi sumber energi bersih yang signifikan. Namun, Indonesia masih menemui sejumlah kendala pengembangan energi biomassa dalam skala besar.
Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Wiluyo Kusdwiharto, menyoroti perlunya dukungan regulasi yang lebih kuat serta sinkronisasi antara lembaga pemerintah untuk mempercepat pengembangan biomassa.
Salah satu tantangan yang sering terjadi adalah perbedaan harga yang ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan pelaksanaannya oleh PT PLN. Koordinasi antara Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan juga dinilai krusial untuk menciptakan kebijakan yang terintegrasi dan dapat diterapkan secara efektif.
"Sinkronisasi regulasi ini sangat penting. Beberapa kali kami menghadapi bahwa harga biomassa sudah ditetapkan oleh Kementerian ESDM, namun untuk implementasinya di PT PLN, kami masih harus berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan agar biaya ini dapat masuk dalam biaya operasional yang diperbolehkan," terang Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Wiluyo Kusdwiharto, belum lama ini.
Baca Juga:
- Pramono Sebut Ada 15 Golongan di Jakarta akan Gratis Naik Busway, ini Faktanya
- Patut Ditiru Gaya Hidup Sederhana 6 Pejabat RI Zaman Dulu
- Prakiraan Cuaca Palembang Senin, tak ada Potensi Hujan
Saat ini, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) di Indonesia mencapai 313 MW yang dihasilkan dari beberapa pembangkit yang sudah beroperasi. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), target peningkatan kapasitas biomassa hingga 1 GW tengah disusun. Namun, percepatan realisasi ini membutuhkan dorongan lebih besar, baik dalam bentuk regulasi maupun investasi.
Potensi Biomassa di Indonesia
Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Trois Dilisusendi mengungkap besarnya potensi biomassa di Indonesia yang mencapai 56,97 GW.
Sumber energi terbarukan ini memiliki kontribusi yang besar dalam bauran energi terbarukan nasional, di mana bioenergi menyumbang 7,4% pada akhir tahun 2023. Trois juga menekankan pentingnya pengembangan energi hijau yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga:
- OJK Luncurkan Roadmap Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan, Simak inilah 4 Pilar Utamanya
- Industri Tekstil hingga Kini masih Kelam, Dibanjiri Produk Impor
- Cerita SSAC, Komunitas Pecinta Hewan yang juga Komitmen Edukasi Masyarakat
Salah satu potensi besar biomassa di Indonesia berasal dari kelapa sawit, minyak jelantah, dan limbah pertanian lainnya. Bioenergi dari kelapa sawit, misalnya, dapat menjadi solusi praktis untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dan mengurangi emisi karbon.
"Pengembangan bioenergi nasional mencakup pemanfaatan bahan bakar nabati, pemanfaatan biomassa sebagai substitusi batu bara melalui co-firing di PLTU serta pemanfaatan sampah organik sebagai sumber energi," ungkap Trois.
Program biodiesel B35 yang berbasis minyak sawit sudah berjalan di Indonesia sebagai salah satu bentuk nyata pemanfaatan bioenergi. Program ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 hingga 80%.
Penerapan sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) menjadi penting guna memastikan minyak sawit yang digunakan berasal dari sumber yang bertanggung jawab secara lingkungan.
Mengatasi Tantangan Pengembangan Biomassa
Salah satu kendala utama pemanfaatan Biomassa di Indonesia adalah biaya transportasi dan logistik yang menjadi beban tambahan sehingga memperlambat pertumbuhan sektor ini.
Baca Juga:
- OJK Luncurkan Roadmap Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan, Simak inilah 4 Pilar Utamanya
- Industri Tekstil hingga Kini masih Kelam, Dibanjiri Produk Impor
- Cerita SSAC, Komunitas Pecinta Hewan yang juga Komitmen Edukasi Masyarakat
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengatasi masalah rantai pasokan dan pengolahan biomassa agar dapat menjadi lebih efisien dan kompetitif. Ke depan, pengembangan teknologi dan infrastruktur untuk mendukung rantai pasokan biomassa menjadi kebutuhan yang mendesak.
Dengan potensi yang besar dan tantangan yang ada, biomassa berpotensi menjadi salah satu pilar utama masa depan energi Indonesia. Dukungan regulasi, pengembangan teknologi, serta keterlibatan masyarakat dan sektor swasta akan menentukan sejauh mana biomassa dapat berkontribusi dalam mencapai target energi terbarukan Indonesia.
Jika dikelola dengan baik, biomassa dapat menjadi solusi nyata dalam mendukung transisi energi hijau sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi di berbagai daerah di Indonesia.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 07 Oct 2024