KabarKito
Ramai Protes Sekolah Daring: Simak Status Kualitas Udara Palembang dari KLHK dan BMKG Yuk!
PALEMBANG, WongKito.co - Pascasepekan diterapkannya sekolah dalam jaringan atau daring oleh Pemkot Palembang, sejumlah protes disampaikan warga melalui media sosial.
Salah satunya akun TikTok yang memposting video seorang bapak yang mengaku keberatan akibat kebijakan sekolah daring.
Video tersebut meminta Sekda Kota Palembang, Gunawan mengembalikan sekolah seperti biasa, karena akibat daring anak-anak malas dan ibu juga direpotkan mengajari anak di rumah, demikian narasi yang disampaikan.
Baca Juga:
- Aklamasi, Aryos Nivada dan Agustiar Terpilih Pimpin AMSI Aceh Periode 2023-2027
- Bank Indonesia Kembali Gelar Syariah Festival Sriwijaya di Palembang Square Mall
- AFPI Tetapkan Bunga 0,4 Persen untuk Fintech
Video tersebut mendapat banyak komentar yang sebagian besar menganggap ucapan pria tersebut tidak berpihak pada kesehatan anak-anak.
"Mau tanggung jawab kalau anak sakit," kata sebuah akun mengomentari.
PJ Walikota Palembang, Ratu Dewa, Sabtu (7/10/2023) menegaskan tentunya akan kembali mengeluarkan kebijakan belajar kembali di sekolah jika kondisi udara sudah membaik.
"Kami tentunya masih menunggu kondisi ISPU, kalau ISPU sudah baik maka akan kembali sekolah normal," kata dia.
ISPU terburuk kedua
Hingga Minggu (8/10/2023) pukul 20.00 WIB pantauan Stasiun Pemantauan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang dipasang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Simpang 5 Kota Palembang menunjukan udara kota Pempek masih sangat tidak sehat.
ISPU Palembang berstatus merah dengan poin 257.
Angka tersebut nomor dua tertinggi se-Indonesia, dimana juara ISPU dengan udara sangat tidak sehat adalah Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, demikian mengutip laman ispu.menlhk.go.id.
Sedangkan kualitas udara berdasarkan pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berdasarkan pemantauan Particulate Matter (PM2.5) di dua stasiun pemantau milik BMKG di Palembang.
Baca Juga:
- Upaya Pendistribusian Tepat Sasaran, Pertamina Sosialisasikan Transformasi Distribusi LPG Subsisdi Ke Masyarakat
- Disabilitas belum Dilibatkan dalam Pembangunan Infrastruktur
- Cegah Misinformasi Produk Tembakau Alternatif, Asosiasi Minta Pemerintah Optimalkan Sosialisasi dan Edukasi
Dari stasiun pemantau Konsentrasi Partikulat PM2.5 di Talang Betutu hampir setiap dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB hingga 05.00 WIB terpantau PM2.5 lebih dari 250,4 µm/m3 atau kualitas udara berbahaya dalam posisi hitam, menjelang siang berangsur turun menjadi sangat tidak sehat dan tidak sehat.
Lalu pantauan PM2.5 di Musi 2 Palembang, konsentrasi particulate matter juga berada di zona hitam atau berbahaya sama dengan pemantauan di Stasiun Talang Betutu, namun mendekati malam kembali ke posisi merah atau sangat tidak sehat.
Kondisi tersebut tentunya, menjadi alasan masyarakat diimbau untuk menghindari aktivitas di luar rumah.(ert)