Ragam
Ratusan Liter Jelantah Terkumpul Tiap Bulan di UCOllect Box Komperta Plaju
PALEMBANG, WongKito.co – Minyak jelantah yang selama ini identik dengan limbah rumah tangga ternyata menyimpan potensi besar sebagai sumber energi terbarukan. Data dari lembaga think tank Traction Energy Asia menunjukkan Indonesia memiliki potensi minyak jelantah yang sangat besar, dengan nilai 933.200 kilo liter per tahun.
Jika tidak diolah dengan baik dapat mencemari lingkungan dan merusak ekosistem. Namun sebaliknya, minyak bekas gorengan ini dapat disulap menjadi salah satu sumber energi berkelanjutan.
Melalui inovasi yang dilakukan Pertamina, minyak bekas pakai ini kini dapat diolah menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF), bahan bakar ramah lingkungan yang mampu memangkas emisi karbon hingga 84 persen dibandingkan avtur konvensional.
Baca juga:
- Cek 5 Kebiasaan Boros yang Bikin Generasi Muda Boncos
- Intip Yuk Resep Kue Lapis Pandan Putih
- 7 Langkah Menerapkan Keberlanjutan dalam Rutinitas Kecantikan
Pada Agustus lalu, Pertamina resmi mengumumkan keberhasilan memproduksi SAF pertama di Indonesia dan Asia Tenggara melalui Refinery Unit IV di Cilacap. Produk SAF Pertamina bahkan telah mengantongi sertifikasi internasional ISCC dan RSB, menjamin standar keberlanjutan global.
Produk SAF ini tidak hanya inovasi teknologi, melainkan juga kontribusi strategis untuk ketahanan energi nasional, keberlanjutan lingkungan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat. Keterlibatan masyarakat menjadi kunci terbentuknya ekosistem SAF. Pertamina tidak hanya menyediakan inovasi teknologi, tetapi juga membuka pintu partisipasi publik. Dengan memanfaatkan jelantah, Pertamina bukan hanya mengurangi limbah, tetapi juga memberdayakan masyarakat. UCOllect Box adalah salah satu pintu masuk partisipasi ini.
Sebagai bagian dari upaya membangun ekosistem produksi SAF yang berkelanjutan, termasuk dalam penyediaan bahan baku, Pertamina bersama Noovoleum sebagai mitra menghadirkan UCOllect Box di berbagai titik di Indonesia. Kehadiran alat ini memungkinkan masyarakat luas untuk turut serta menyetorkan minyak jelantah yang dimiliki, agar tidak terbuang percuma dan justru dimanfaatkan kembali sebagai energi berkelanjutan.
Di Palembang, fasilitas UCOllect Box saat ini baru tersedia di kawasan Komperta Kilang Pertamina Plaju dan Komperta Sungai Gerong, yang menjadi pionir titik pengumpulan minyak jelantah di Sumatera. Tepatnya berlokasi di toko swalayan Coopmart, Jalan Antara No. 292, Kelurahan Komperta, Kecamatan Plaju, Kota Palembang, fasilitas ini menyasar penduduk Komperta Plaju dan sekitarnya yang dinilai memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam penyetoran minyak jelantah secara berkelanjutan.
Sejak dioperasikan pada Februari 2025 lalu, antusiasme masyarakat untuk menyalurkan minyak jelantah terus tumbuh. Data fungsi Environment-HSSE Kilang Pertamina Plaju mencatat bahwa sepanjang Februari–Agustus 2025, rata-rata 175 liter minyak jelantah berhasil dikumpulkan setiap bulannya.
Sumber pasokan jelantah ini sangat beragam, mulai dari dapur Koperasi Wanita Petra (KWP), rumah tangga pekerja, hingga partisipasi masyarakat umum di sekitar Plaju. Fakta ini menunjukkan bahwa kesadaran kolektif warga untuk mengelola limbah sudah mulai mengakar. Semakin banyak rumah tangga yang memilih untuk menukarkan minyak bekas gorengan mereka di UCOllect Box ketimbang membuangnya sembarangan.
Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional RU III, Siti Rachmi Indahsari, menegaskan bahwa program ini merupakan langkah strategis perusahaan untuk menghubungkan dapur masyarakat dengan agenda besar transisi energi.
“Pengelolaan limbah tidak hanya tentang membuang, tetapi bagaimana kita bisa memanfaatkannya kembali agar memiliki nilai ekonomi sekaligus mendukung energi hijau. Pertamina mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam ekosistem energi bersih yang berkelanjutan, dengan mengumpulkan setiap tetes jelantah di dapur untuk menjadi produk SAF,” ujarnya.
Fasilitas UCOllect Box ini sepenuhnya terbuka untuk umum. Artinya, siapa pun masyarakat di Kota Palembang yang memiliki minyak jelantah dapat menyetorkannya di titik ini, sehingga manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh warga Komperta, tetapi juga menjadi sarana partisipasi kolektif masyarakat luas dalam mendukung energi bersih dan berkelanjutan.
Kehadiran UCOllect di Palembang membuktikan bahwa transformasi energi hijau bisa dimulai dari hal sederhana. Satu liter minyak jelantah yang sebelumnya berpotensi mencemari jutaan liter air, kini bernilai Rp5.500 jika ditukarkan melalui UCOllect Box. Lebih dari itu, setiap tetes jelantah yang terkumpul berkontribusi pada rantai pasok bahan baku SAF, membawa energi ramah lingkungan dari dapur rumah tangga hingga ke tangki pesawat.
Dengan capaian ini, Kilang Pertamina Plaju memperkuat perannya tidak hanya sebagai pengolah migas dan petrokimia, tetapi juga sebagai motor penggerak energi berkelanjutan. Dari tetes jelantah yang dikumpulkan masyarakat, Indonesia kini melangkah lebih percaya diri menuju era penerbangan rendah emisi, sekaligus menjaga bumi untuk generasi mendatang.
Inisiatif pengumpulan minyak jelantah melalui UCOllect Box ini juga sejalan dengan komitmen Pertamina dalam menjalankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).