Rupiah Dibuka Melemah Efek Sentimen Negatif Pengetatan Moneter Bank Sentral AS

Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika dan Rupiah di salah satu teller bank, di Jakarta, Rabu, 3 Maret 2021. ( Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

)

JAKARTA - Pembukaan perdagangan pasar uang, Rabu (6/4/2022) nilai tukar rupiah (kurs rupiah) di harga Rp14.368 per dolar AS (Amerika Serikat) atau melemah 0.15% berdasarkan data Bloomberg.

Pelemahan nilai rupiah ini sejalan dengan analisa Ariston Tjendra, Analis Keuangan yang memprediksi pelemahan kurs rupiah akibat sentimen negatif dari pengetatan moneter yang lebih agresif dari Bank Sentral AS.

"Potensi pelemahan ke kisaran Rp14.380, dengan support di kisaran Rp14.330 per dolar AS," ujar Ariston pada TrenAsia.com, Rabu, 6 April 2022.

Baca Juga:

Sebelumnya, petinggi Bank Sentral AS Lael Brainard mengomentari kenaikan inflasi AS yang sudah sangat tinggi, sehingga diperlukan dengan adanya kebijakan moneter yang lebih agresif lagi, seperti penjualan cepat obligasi yang dimiliki Bank Sentral AS guna mengurangi likuiditas di pasar.

Selain itu, yield atau tingkat imbal obligasi pemerintah AS melonjak diatas 2,55% yang merupakan level tertinggi pada tahun ini dan telah bergerak di kisaran 2,6% pada pagi ini.

Kenaikan yield ini menunjukan naiknya ekspetasi pasar terkait kebijakan moneter AS yang lebih agresif. Kemudian, invasi dan sanksi kepada Rusia juga berpotensi meningkatkan inflasi yang dapat menekan aset beresiko seperti rupiah.

Di sisi lain, potensi kebangkitan ekonomi Indonesia di tengah pandemi masih menjadi sentimen positif untuk rupiah. Belakangan indeks saham Indonesia mencetak rekor tertinggi baru.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Merina pada 06 Apr 2022 

Bagikan

Related Stories