Rupiah Dibuka Menguat Rp14.358 per Dolar AS Ini Alasannya

Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

JAKARTA - Analis keuangan Ariston Tjendra mengungkapkan, potensi penguatan nilai rupiah ditopang oleh membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko seperti rupiah, yang mana nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp14.320 -Rp14.330, dengan potensi pelemahan ke kisaran Rp14.380 per dolar AS (Amerika Serikat).

"Penurunan harga minyak mentah memperbaiki sentimen pasar menjadi lebih positif terhadap aset berisiko. Penurunan harga minyak meredakan kekhawatiran terhadap inflasi yang tidak terkendali," ujar Ariston pada TrenAsia.com, Selasa 29, Maret 2022.

Penurunan harga minyak ini disebabkan oleh pengumuman kebijakan lockdown kota Shanghai Tiongkok karena peningkatan kasus COVID19 yang menyebabkan potensi penurunan minyak mentah sehingga harga minyak turut terkoreksi.

Selain itu, saat ini pasar tengah menantikan perundingan perdamaian antara Ukraina dan Rusia di Istanbul, Turki pada Selasa ini, yang mana Rusia telah menyiapkan proposal perdamaian, jika proses perundingan ini berhasil maka harga aset beresiko dapat menguat kembali.

Di sisi lain, sentimen negatof datang dari nilai rupiah dan emergi market masih dalam tekanan dan prospek naiknya suku bungan acuan AS yang lebih agresif sehingga berpotensi menguatkan nilai dolar AS.
Sementara dari dalam negeri, pelonggaran aktivitas ekonomi masih menjadi salah satu pendorong nilai rupiah pada perdagangan di pasar uang Selasa ini.
 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Merina pada 29 Mar 2022 

Bagikan

Related Stories