Rupiah Masih Berpotensi Menguat, Meski Dibuka Melemah

Karyawan menghitung mata uang Rupiah di salah satu tempat penukaran uang atau Money Changer di kawasan Melawai, Jakarta, Senin, 9 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

JAKARTA - Nilai tukar rupiah (kurs rupiah) di Bloomberg terpantau melemah ke level  Rp14.352 per dolar Amerika Serikat (AS), turun 4,5 poin atau 0,03% pada 10.07 WIB, Kamis, 21 April 2022

Meskipun dibuka melemah, Analis Keuangan, Ariston Tjendra menaksir kurs rupiah masih berpotensi menguat. Potensi penguatan nilai tukar dipicu oleh membaiknya sentimen asing terhadap aset berisiko seperti rupiah.

"Sebagian indeks saham Asia bergerak menguat. Investor asing masih menunjukkan minat tinggi terhadap pasar saham Indonesia dengan net buy sekitar Rp832 miliar pada perdagangan kemarin," ujar Ariston pada TrenAsia.com, Kamis, 21 April 2022.

Baca Juga :

Tak hanya itu, sentimen positif lain juga datang dari surplus neraca perdagangan selama 23 bulan terakhir.  Sementara, prospek pemulihan perekonomian dalam negeri juga dinilai bisa menjadi faktor pendorong nilai rupiah hari ini.

Di satu sisi, tekanan nilai rupiah datang dari antisipasi yang dilakukan oleh pasar terhadap kebijakan pengetatan moneter AS yang lebih agresif. Saat ini, yield obligasi AS dalam semua tenor masih di level tinggi dan indeks dolar AS juga masih betah di atas 100.

Kemudian, perang Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung juga masih menjadi tekanan bagi rupiah. Sebab, perang tersebut bisa meningkatkan risiko inflasi yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi.

"Penguatan hari ini bisa ditutup di kisaran Rp14.330, dengan potensi pelemahan ke level Rp14.370 per dolar AS," rinci Ariston.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Merina pada 21 Apr 2022 

Bagikan

Related Stories