Rusia Ajak ASEAN Tinggalkan Dolar AS

Rusia Ajak ASEAN Tinggalkan Dolar AS (Ist)

JAKARTA, WONGKITO.CO - Rusia mengajak negara-negara ASEAN agar meninggalkan dolar dalam transaksi perdagangan. Sabtu, 15 juli 2023.

Hal ini dikatakan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, saat berada di Indonesia, yang turut hadir dalam forum ASEAN. Lavrov mendorong penggunaan mata uang negara masing-masing dalam bertansaksi.

Pihaknya mengajak negara-negara Asia Tenggara menggunakan mata uang nasional mereka sendiri untuk berdagang dengan Rusia. “Untuk memperbaiki situasi, Rusia sedang berupaya meluncurkan konsultasi untuk memperkenalkan mata uang nasional dalam penyelesaian bersama,” ujar Kementerian Luar Negeri Rusia, mengutip pernyataan Lavrov di sela-sela pertemuan ASEAN.

Baca juga

Dilansir dari insider, perdagangan Rusia dengan negara Asia Tenggara merupakan turun sekitar 4,4% pada tahun 2022. Angka perdagangan yang tertekan adalah hasil dari sanksi Barat terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina. Demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.

Sanksi yang dipimpin Barat telah memukul keras ekonomi Rusia. Negara itu membukukan surplus neraca berjalan sebesar $5,4 miliar pada kuartal kedua tahun 2023. Hal itu menandai penurunan besar-besaran, mencapai 93%, dari rekor surplus $76,7 miliar pada periode yang sama tahun lalu, menurut bank sentral Rusia.

Industri mobil menjadi salah satu sektor ekonomi utama yang telah runtuh. Penjualan industri tersebut kini tinggal tersisa seperempat dari sebelum perang. Itu menjadi temuan peneliti Yale Jeffrey Sonnenfeld.

Kurangi Ketergantungan Sejak 2018

Hingga kini belum ada komentar dari pemerintah ASEAN soal dedolarisasi tersebut. Indonesia sendiri telah mengurangi ketergantungan terhadap dolar sejak 2018 melalui local currency settlement (LCS) dalam transaksi perdagangan bilateral Indonesia dengan negara mitra.

Rusia sebelumnya telah menyuarakan wacana dedolarisasi dalam aliansi BRICS. Aliansi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (Afsel) itu merupakan 50% produsen gandum dan beras dunia dan pemilik 15% cadangan emas di dunia.

Untuk memuluskan upaya tersebut, Moskow mengusulkan mata uang baru yang akan berbasis emas. Kesepakatan tersebut akan disahkan pada pertemuan BRICS, 22 Agustus mendatang. Langkah ini kemudian diikuti Bank Sentral China dengan menambah 23 ton cadangan emas pada bulan Juni. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 15 Jul 2023 

Editor: admin
Bagikan

Related Stories