Ekonomi dan UMKM
Saham AADI Diprediksi Naik 320 Persen, Tahan Tekanan Harga Batu Bara
JAKARTA – PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) terus menunjukkan ketahanan di tengah tren penurunan harga batu bara global.
Meski mencatat penurunan laba dan pendapatan pada kuartal I-2025, emiten ini tetap mampu menjaga efisiensi operasional, arus kas kuat, dan struktur keuangan yang solid.
Sucor Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham AADI dengan target harga Rp30.100 per saham dalam 12 bulan ke depan. Dengan harga penutupan Rp7.150 per 8 Mei 2025, proyeksi ini merepresentasikan potensi kenaikan sebesar 320,97% dari posisi saat ini.
Analis Sucor Sekuritas Yoga Ahmad Gifari dalam riset terbarunya menilai AADI sebagai emiten batu bara dengan produksi kuat, kemampuan mencatat arus kas besar, dan tingkat keuntungan paling tinggi di Indonesia.
Baca juga:
- Target Net Zero Emission 2050, Ini Klaim Langkah Kemenperin Percepat Dekarbonisasi Industri
- Dorong Pelanggan Sumatera Nikmati Hiburan Digital dengan Hadiah Menarik, Telkomsel Luncurkan Program JURASIK – Juragan Nonton Asik
- Yuk Buat Pisang Kembung
Info saja, pada kuartal I-2025, AADI membukukan laba periode berjalan sebesar US$222,88 juta, turun dari US$311,56 juta pada periode sama tahun sebelumnya. Pendapatan juga terkoreksi dari US$1,31 miliar menjadi US$1,16 miliar akibat penurunan harga jual rata-rata batu bara global.
Meski laba dan pendapatan menurun, AADI tetap mencatatkan kas dan setara kas sebesar US$1,35 miliar per akhir Maret 2025. “Posisi ini hanya turun dari US$2,37 miliar tahun lalu dan masih menunjukkan kekuatan likuiditas perusahaan di tengah fluktuasi industry,” jelasnya dalam riset dikutip pada Jumat, 9 Mei 2025.
Dari sisi operasional, AADI berhasil menekan cash cost penambangan menjadi US$51,7 per ton, atau turun 12% dibandingkan kuartal I-2024. Hal ini memungkinkan perseroan mempertahankan margin bersih senilai US$16,3 per ton, meski harga jual melemah.
Volume penjualan juga meningkat 3% secara tahunan menjadi 16,4 juta ton. Menurut Yoga, “Laba bersih kuartal I-2025 sudah merefleksikan 24% dari target setahun penuh, yang menunjukkan pencapaian kinerja yang progresif.” Paparnya.
Sucor Sekuritas merevisi naik proyeksi laba bersih AADI untuk 2025 menjadi US$900 juta, naik 5,2% dari estimasi sebelumnya. Meskipun lebih rendah dari capaian 2024 sebesar US$1.211 juta, valuasi AADI tetap menarik dengan rasio P/E hanya 3,9 kali.
Katalis lain bagi AADI datang dari revisi aturan royalti batu bara. Regulasi baru memungkinkan penurunan tarif royalti dari 28% menjadi 19% jika harga jual batu bara di atas US$120 per ton. Ini membuka ruang margin tambahan yang signifikan.
“Revisi regulasi ini akan memperluas margin keuntungan AADI ke depan,” ujar Yoga. Selain efisiensi biaya, dukungan kebijakan menjadi faktor penting dalam menjaga daya saing emiten batu bara, terutama dalam situasi harga komoditas yang tidak stabil.
Struktur permodalan AADI juga tergolong sehat. Rasio net gearing berada di posisi negatif (24%) dan diproyeksikan membaik menjadi (34%) pada 2027. Artinya, AADI berada dalam posisi kas bersih yang memberi fleksibilitas tinggi untuk ekspansi atau aksi korporasi.
Dari sisi dividen, Sucor memperkirakan yield AADI tetap tinggi di kisaran 43,4% tahun ini, meskipun lebih rendah dari rekor 56,2% pada 2024. Imbal hasil tersebut tetap menarik bagi investor, khususnya yang mengincar pendapatan dari dividen.
Dengan kombinasi efisiensi biaya, arus kas kuat, valuasi menarik, dan regulasi yang berpihak, saham AADI dinilai sebagai salah satu saham batu bara paling defensif dan prospektif. “Ini membuat potensi kenaikan harga sahamnya tetap terbuka lebar,” tutup Yoga.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Bagaskara pada 09 May 2025