Saham Indosat (ISAT) Dibidik pada Level Rp7.700

Karyawati beraktivitas di salah satu Gerai Indosat Ooredoo di Jakarta, Rabu, 23 Juni 2021.

JAKARTA – Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) diperkirakan memiliki potensi cerah. Bukan tanpa alasan, proyeksi ini didukung oleh kondisi ekonomi, kemapanan kinerja, serta inovasi yang dilakukan perseroan.

Berdasarkan laporan keuangannya, layanan telekomunikasi seluler masih menjadi kontribusi terbesar perseroan dengan porsi 86% terhadap pendapatan 2022.Sedangkan MIDI MIDI (Multimedia, Data Comm, dan Internet) menyumbang 12%, dan telekomunikasi tetap sebanyak 2%.

Perusahaan beroperasi dengan merek IM3 dan Tri setelah melakukan penggabungan usaha alias merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia pada Januari 2022. Adapun total pelanggan perseroan mencapai 102,2 juta per Desember 2022. 

Selain itu, perseroan juga menyatakan kesiapannya untuk memonetisasi basis pelanggannya yang besar melalui rencana kenaikan harga paket data sebagai sumber utama pertumbuhan pendapatannya tahun ini. 

Baca juga :

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy menyatakan rencana kenaikan harga paket data juga bakal diterapkan oleh operator telekomunikasi lainnya. Terutama menjelang Ramadan dan Idulfitri.

“Jika dipasangkan dengan kemungkinan biaya yang lebih rendah setelah peluncuran konsolidasi jaringan, kami memproyeksikan peningkatan yang signifikan dalam profitabilitas ISAT ke depannya,” ujar Hardy melalui riset yang diterima Rabu, 22 Februari 2023.

Terlepas dari kontribusi minimum terhadap kinerja konsolidasi ISAT saat ini, ia turut memproyeksikan bahwa produk fixed broadband yang baru diluncurkan 'Indosat HiFi' berpotensi memiliki penetrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk lain yang tersedia di pasaran karena strategi harga yang agresif.

Saat ini, saham ISAT memiliki diperkirakan memiliki valuasi 4,8 kali dari EV/EBITDA tahun 2023. Hal ini menyiratkan valuasi yang sedikit lebih tinggi di atas rata-rata EV/EBITDA 10 tahun perseroan, sebesar 4,3 kali.

Menurut Hardy, perseroan layak mendapatkan valuasi yang lebih premium, mengingat potensi peningkatan margin pascakemungkinan kenaikan harga data dan konsolidasi jaringan, yang diproyeksikan dapat meningkatkan margin EBITDA pada tahun 2023.

Berdasarkan gambaran tersebut, ia menginisiasi saham ISAT dengan rekomendasi Trading Buy dan target Rp7.700 per lembar. Ini mengimplikasikan masing-masing 5,1/4,8 kali dari EV/EBITDA tahun 2023 – 2024 dan potensi imbal hasil (return) 13,2% dari harga saat ini.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 22 Feb 2023 

Bagikan

Related Stories