Selama 2021, PLN Rampungkan 50 Proyek Senilai Rp8,8 Triliun dan Listriki 81 Juta Pelanggan

PLN Pulihkan Akses Listrik di Wilayah Terdampak Erupsi Gunung Semeru (Istimewa)

JAKARTA, WongKito.co,  – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berhasil merampungkan 50 proyek infrastruktur kelistrikan senilai Rp8,8 triliun sepanjang 2021. Dengan rampungnya proyek-proyek tersebut, PLN pun telah melistriki sekitar 81 juta pelanggan di seluruh Tanah Air.

Direktur Mega Project dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto mengatakan penyelesaian 50 proyek ini diharapkan memperkuat keandalan pasokan listrik di seluruh Tanah Air, terutama di wilayah DKI Jakarta, Banten dan sebagian Jawa Barat.

Adapun 50 infrastruktur yang masuk dalam proyek strategis nasional tersebut terdiri dari 26 proyek gardu induk dengan total kapasitas 1.380 mega volt ampere (MVA), 23 jaringan transmisi sepanjang 271,5 kms, dan sebuah pembangkit berkapasitas 171 Megawatt (MW).

Baca Juga : 

Dengan penambahan kapasitas kelistrikan dari 50 proyek tersebut, PLN total membangun kapasitas pembangkit sebesar 2.147 MW, jaringan transmisi sepanjang 2.965 kms dan gardu induk sebesar 2.929 MVA.

Dari sektor pembangkit energi terbarukan (EBT), PLN juga berhasil membangun pembangkit sebesar 365 MW selama 2021.

Wiluyo menjelaskan meski dalam kondisi pandemi, PLN tetap melakukan pembangunan ketenagalistrikan demi pasokan listrik yang andal bagi pelanggan untuk mengungkit pemulihan ekonomi nasional.

“Meskipun sejumlah proyek sempat diterpa berbagai masalah, namun PLN terus berkomitmen dalam menyelesaikan pembangunan proyek ini selaras dengan nawacita pemerintah. Hal ini patut kita apresiasi," katanya dalam keterangan resmi dikutip Senin, 27 Desember 2021.

Sementara itu, General Manager PLN UIP Jawa Bagian Barat, Ratnasari Sjamsuddin menyebut bahwa tantangan dalam pelaksanaan pembangunan pun tak pelak harus dihadapi PLN. Lokasi yang sebagian berada di tengah perkotaan padat penduduk, mengharuskan PLN ekstra hati-hati agar tidak mengganggu mobilitas masyarakat.

Di sisi lain, ada pula proyek yang dikerjakan di wilayah cukup terpencil, sehingga akses material untuk ke lokasi pun menjadi tantangan tersendiri. Namun, dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal dan penggunaan teknologi yang mumpuni, membuat proyek tersebut berhasil selesai dengan aman.

Dia menambahkan, dalam menyongsong era digital dan revolusi industri 4.0, PLN berhasil membangun Gardu Induk Digital full pertama di Indonesia, yaitu Gardu Induk Digital (GID) 150 kiloVolt (kV) Sepatan II yang resmi energize pada 29 November lalu.

Gardu Induk Digital ini telah menggunakan teknologi maju, lebih aman, rendah karbon, dan lebih ramah lingkungan.

"(Gardu ini) Menggunakan teknologi terbaru dengan kabel fiber optic yang mengurangi penggunaan kabel tembaga hingga 80 persen, yang secara penuh dapat dioperasikan secara remote dan tanpa operator melalui jaringan internet," katanya.

Ratnasari mengungkapkan, 50 proyek yang rampung tahun ini memiliki empat tujuan utama yang selaras dengan tujuan PLN secara korporat, yaitu meningkatkan suplai listrik ke masyarakat, peningkatan keandalan sistem kelistrikan, menjadi pendorong penggerak roda perekonomian masyarakat, pembangunan dan industri, serta penurunan biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik.

“Di mana tujuan-tujuan tersebut guna mewujudkan visi menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan #1 Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi," ungkapnya.

Ratnasari melanjutkan, pengoperasian proyek-proyek strategis ini sangat berdampak besar pada sentra ekonomi dan bisnis. Tak hanya itu, kehadiran infrastruktur kelistrikan ini juga untuk mendukung sejumlah program pemerintah seperti Mass Rapid Transit (MRT) fase 2 dan perluasan Bandara Soekarno Hatta.

"Juga turut mendukung keandalan pasokan listrik di wilayah ring 1 ibu kota Indonesia serta masyarakat dan industri di DKI Jakarta, Banten dan sebagian Jawa Barat,” terang dia.

Di sisi lain, PLN juga mencatat keberhasilan penyelesaian proyek SUTET 500 kV Balaraja-Kembangan. 

Dengan jumlah tower dan panjang transmisi yang fantastis, yaitu sejumlah 157 tower dengan total panjang 94,38 kms, SUTET 500 kV Balaraja-Kembangan bertujuan untuk menyalurkan energi listrik dari PLTU Jawa 7 dengan kapasitas 2 x 1.000 MW ke sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Khusus untuk Section Cikupa-Kembangan sendiri telah menggunakan desain Compact Lattice Tower yang pertama di Indonesia. 

Penggunaan tower jenis tersebut bertujuan untuk optimalisasi lahan eksisting yang ada karena menggunakan jalur 150 kV eksisting. Proyek ini sangat strategis karena mampu menghemat biaya pokok penyediaan listrik hingga Rp10 triliun per tahun.

“Semoga semangat energi optimisme dan kerja keras kami menerangi negeri di tahun 2021 ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, serta ikut mendukung roda perekonomian Indonesia," ungkap Ratnasari. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Daniel Deha pada 27 Dec 2021 

Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories