Ragam
SEVIMA Peringati Hari Ibu: Cak Lontong Bagikan Kiat Majukan Pendidikan dengan Teknologi
SURABAYA, WongKito.co - Memperingati Hari Ibu, di hadapan ribuan peserta Webinar Festival ROTI SEVIMA, Selasa (21/12) siang, Ir. Lies Hartono atau biasa dikenal akrab sebagai komedian dengan nama Cak Lontong, berbagi pesan untuk ibu dan dosen di seluruh Indonesia untuk memajukan kualitas pendidikan dengan memanfaatkan teknologi.
"Kecerdasan anak tidak hanya tergantung dengan pendidikan, sumber daya manusia, dan pemenuhan gizi tetapi juga teknologi kekinian," kata dia dalam siaran pers yang diterima redaksi wongkito.co.
Dukungan teknologi, sebutnya, dapat menjadi sebuah booster untuk membuat mutu serta kualitas pendidikan tersebut menjadi lebih baik. Ditangan ibu dan dosen yang handal, teknologi juga bisa menjadi alat pendidikan yang baik karena bisa menjadi sumber berbagai macam bahan bacaan dan video literatur.
“Pendidikan yang berkualitas tak hanya membutuhkan SDM yang kompeten saja, namun teknologi juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia saat ini Mikir!,” ungkap alumni kebanggaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini secara virtual.
Baca Juga:
- OVO Menjadi Alat Pembayaran Utama Pilihan UMKM, Terus Dapatkan Penerimaan Positif Jelang Pergantian Tahun 2021
- MNC Sekuritas Pilih Saham AMRT, HOKI, CTRA, dan FREN, IHSG Diprediksi Menguat Terbatas
- Perkuat Platform Distribusi, MNC Group (BMTR) Gandeng Telkom
Berikut ini kiat Cak Lontong untuk memajukan pendidikan di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi.
Pertama, harus bisa mengubah cara berpikir. Kini Indonesia bukanlah sebuah negara tertinggal. Pendidikan di Indonesia memiliki sumber daya manusia dengan segudang keahlian hebat. Tapi tak jarang Indonesia masih terjebak dengan cara-cara lama dalam belajar dan bekerja.
“Saya insinyur elektro dan sebenarnya minder juga kalau ketemu orang ITS lainnya, karena saya satu-satunya insinyur yang jadi pelawak. Tapi kita perlu optimis dengan cara minimalis, ubah mindset, yaitu ilmu teknologi tetap saya pakai untuk hal-hal lain seperti mengajar anak. Intinya tinggal bagaimana saja mengubah cara berpikir untuk bisa menggabungkan dunia pendidikan ini bersama dengan teknologi,” kata Cak Lontong.
Kedua, memanfaatkan teknologi tidak boleh minder. Meskipun banyak sekali negara maju dan orang pintar di luar sana, namun sumber daya manusia di Indonesia menurut Cak Lontong sangat luar biasa. Sayangnya, masyarakat Indonesia biasanya minder dan tak mau belajar ketika menghadapi suatu hal yang belum dikuasainya. Seperti misalnya gagap teknologi (gaptek), lalu menjauhi bahkan memusuhi teknologi.
“Sebelum pandemi, saya jadi delegasi Indonesia. Seperti dikirim via paket, tiba-tiba saya sudah di Filipina dan bertemu perwakilan negara anggota ASEAN lainnya. Ternyata mereka selalu pikir-pikir ketika ketemu Indonesia, kagum dengan kehebatan Indonesia. Oleh karena itu, tolong jangan pernah minder. Kemampuan yang kita miliki sama seperti negara lain,” tegas Cak Lontong.
Baca Juga:
- Harus Cari Solusi, Penanganan Banjir di Palembang
- Jakarta International Stadium Terbesar di Indonesia, inilah 5 Fakta Menarik
- Ketum GERAK: Sukseskan Muktamar NU, Kuatkan BUMDes
Ketiga, harus berani dan siap bersaing. Tidak ada jalan mudah untuk berprestasi. Semuanya harus dilakukan dengan perjuangan. Bagi orang tua dan dosen yang sudah berusia lanjut, tentu tidak mudah untuk mempelajari teknologi canggih dan berbagai hal-hal baru. Namun semangat juang orang tua dan dosen dalam belajar itulah, yang akan menular ke anak dan mahasiswa kita.
Oleh karena itu, orang tua dan dosen tidak boleh lelah dalam mengeksplorasi fitur-fitur kecanggihan teknologi yang sudah banyak tersedia di internet untuk mendidik. Orang tua dan pendidik diharapkan Cak Lontong dapat belajar dari kesuksesan Indonesia di masa lalu, yaitu mampu mengekspor guru ke Malaysia, karena semangat juang masyarakat Indonesia yang tinggi.
“Pada tahun 1960an hingga 1980an, Malaysia mengimpor guru dari Indonesia untuk mengajar anak-anak mereka, itu bukan karena orang Indonesia lebih cerdas. Tapi karena orang Indonesia punya semangat juang yang tinggi dan “mau mikir”. Ini perlu kita lanjutkan, kalau mau mahasiswa kita cerdas, mari berjuang untuk memanfaatkan Sistem Akademik berbasis Awan (Siakadcloud) dan berbagai fasilitas teknologi terkini lainnya. Mikir!,” pungkas Cak Lontong dengan kalimat andalannya.(ril)