Siapkan 3 Program Jaga Iklim Investasi Sektor Industri di Tahun Macan Air

Industri otomotif salah satu sektor yang paling terdampak pandemi (ist)

JAKARTA –  Menjaga iklim investasi di tengah pandemi COVID-19 merupakan langkah yang harus disiapkan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasmita menyebutkan tiga program untuk mendorong investasi di sektor industri. Di antaranya program subtitusi impor 35% Tahun 2022, program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), dan hilirisasi sumber daya alam.

Selain itu, kata dia, pemerintah turut memberikan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal bagi penanaman investasi, termasuk di sektor industri. Dengan upaya tersebut diharapkan iklim usaha dapat tetap kondusif.

“Kami mendorong para pelaku industri untuk memanfaatkan insentif-insentif tersebut semaksimal mungkin,” tutur Agus melalui keterangan resmi, dikutip Selasa, 1 Februari 2022.

Baca Juga:

Dia menambahkan, akselerasi peningkatan investasi di sektor industri juga ditempuh lewat pemerataan pembangunan industri, yaitu dengan mengembangkan jumlah Kawasan industri di seluruh Indonesia. 

Hingga Januari 2022, terdapat 135 perusahaan kawasan industri dengan total luas lahan sebesar 65.532 hektare yang tersebar di Pulau Jawa, Kalimantan, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Sumatera.

Terbaru, pemerintah mendorong investasi pengembangan kawasan industri halal dengan menawarkan beberapa insentif, antara lain insentif bagi industri halal yang melakukan ekspor, substitusi impor, mengembangkan teknologi proses produk halal, melakukan inovasi industri halal, serta melakukan pembinaan dan pendampingan ekspor bagi pelaku IKM halal.

Sepanjang 2021, nilai investasi manufaktur di Indonesia menembus Rp325,4 triliun, atau melonjak 19% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar Rp272,9 triliun.

Angka tersebut melewati target capaian investasi manufaktur dalam negeri yang telah diproyeksikan Kemenperin sebesar Rp280 triliun hingga Rp290 triliun pada tahun lalu.

Agus mengatakan bahwa hal ini merupakan sinyal penting bagi ekonomi domestik, karena menunjukkan bahwa level kepercayaan terhadap Indonesia masih tinggi. 

“Investor masih melihat bahwa Indonesia is good for business and investment. Saya percaya ini menjadi momentum penting menguatnya ekonomi Indonesia pascapandemi,” imbuhnya.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 01 Feb 2022 

Bagikan

Related Stories