Simak Inilah 3 Bahaya Utama Pemanis Buatan yang selama ini Kerap jadi Alternatif Penganti Gula

Simak Inilah 3 Bahaya Utama Pemanis Buatan yang selama ini Kerap jadi Alternatif Penganti Gula (ist)

JAKARTA - Sampai kini, pemanis buatan seringkali menjadi pilihan pengganti gula yang dianggap rendah kalori atau bahkan tanpa kalori sama sekali. Senyawa kimia ini sering menjadi pilihan bagi orang-orang yang sedang menjalankan diet atau sedang membatasi asupan gula.

Sejak diperkenalkan pada sekitar tahun 1950-an, namun menghadirkan kontroversi karena kurang diketahui apa saja efek samping konsumsi pemanis pengganti gula ini. Melansir Dr Axe, pemanis buatan awalnya diperkenalkan untuk memuaskan selera konsumen terhadap makanan manis tanpa kalori. Pada saat diperkenalkan, pemanis buatan tampak seperti alternatif yang baik untuk gula rafinasi dan pemanis alami dan cocok untuk diet rendah karbohidrat.

Berikut efek samping pemanis buatan yang diketahui hingga saat ini.

1. Mengakibatkan Ketagihan

Pemanis buatan dapat menyebabkan kecanduan yang berbahaya karena mengakibatkan muncul keinginan untuk mencari makanan yang lebih manis. Kecanduan pemanis buatan juga sering kali mengarah pada obesitas, diabetes tipe 2, kerusakan ginjal, dan masalah kesehatan terkait.

Baca Juga:

Para peneliti berpendapat penggunaan pemanis buatan juga mendorong individu mencari makanan berkalori tinggi lainnya agar merasa kenyang. Perilaku tersebut dapat diamati ketika orang memilih minuman soda diet tetapi kemudian memilih menu makanan berkalori tinggi.

2. Dihubungkan sebagai Penyebab Kanker

Penelitian yang diterbitkan pada tahun 2022 mengevaluasi pemanis buatan dan risiko kanker dengan memanfaatkan data dari studi kohort berbasis populasi NutriNet-Santé. Para peneliti melakukan penelitian konsumsi pemanis buatan pada 102.865 orang dewasa Perancis. Hasilnya, ditemukan bahwa pemanis buatan terutama aspartam dan acesulfame-K yang digunakan di banyak merek makanan dan minuman di seluruh dunia, dikaitkan dengan peningkatan kanker.

Mantan executive editor of Harvard Health, Holly Strawbridge menyebutkan meskipun penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat telah mengesampingkan risiko kanker pada pemanis non-nutrisi, namun seluruh penelitian yang dilakukan dilakukan pada dosis yang jauh lebih kecil dibandingkan 24 ons sehari. Padahal, saat ini ukuran porsi pemanis buatan di sejumlah makanan dan minuman misalnya soda diet memiliki kandungan sebesar 30 ons, 40 ons, dan bahkan 50 ons

3. Menaikkan Berat Badan dan Risiko Diabetes

Meskipun dianggap sebagai alternatif untuk membantu mengurangi konsumsi gula sehingga dapat menurunkan berat badan, pemanis buatan kemudian telah dikaitkan dengan penambahan berat badan dan efek buruk bagi kesehatan. 

Eksperimen pada tahun 2017 menunjukkan pemanis buatan dapat meningkatkan indeks massa tubuh, sindrom metabolik, dan diabetes tipe 2. Berbagai penelitian menunjukkan peningkatan risiko penambahan berat badan, diabetes, dan masalah kardiovaskular di kalangan konsumennya. 

Baca Juga:

Selain itu, penelitian menunjukkan pemanis buatan dapat mengganggu mikrobioma, mengurangi rasa kenyang, mengubah kadar glukosa, meningkatkan asupan kalori, dan menyebabkan penambahan berat badan, berlawanan dengan manfaat yang dipasarkan yaitu mengurangi obesitas dan resistensi insulin.

Pemanis buatan tidak hanya ditemukan pada makanan atau minuman yang selama ini kita tahu seperti soda diet. Pemanis buatan ternyata juga ditemukan pada produk-produk yang terlihat baik untuk kesehatan namun ternyata mengandung pemanis buatan seperti pasta gigi, obat kumur, vitamin kunyah untuk anak-anak, saus salad, yoghurt, dan sereal sarapan. 

Oleh karena itu, saat ini Anda harus benar-benar memperhatikan kandungan makanan atau produk apapun yang dibeli.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Bintang Surya Laksana pada 18 Nov 2023 

Bagikan

Related Stories