Ragam
Simak kata Praktisi, Strategi Pensiun Dini dan Capai Kebebasan Finansial
JAKARTA - Mencapai kebebasan finansial dan pensiun dini atau yang dikenal dengan istilah Financial Independence Retire Early (FIRE) menjadi impian banyak orang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Namun, kenyataannya, tantangan menuju FIRE cukup besar. Data survei dari Goodstat menunjukkan bahwa 70% masyarakat Indonesia tidak memiliki tabungan.
Faktor gaya hidup, pengelolaan keuangan yang buruk, dan penghasilan yang dirasa kurang menjadi penyebab utama. Dalam media gathering bersama Vera Margaret, Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia, dan Samuel Ray, seorang penulis sekaligus praktisi finansial, berbagai strategi dan panduan untuk mencapai FIRE dibahas secara mendalam.
Langkah Awal Menuju FIRE: Tabungan dan Dana Darurat
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melangkah ke investasi adalah memastikan adanya tabungan dan dana darurat. Vera Margaret menjelaskan pentingnya menyisihkan 10-20% penghasilan setiap bulan untuk membangun fondasi keuangan.
“Konsepnya adalah sisihkan, bukan sisakan. Jika hanya menyisakan, biasanya tidak ada yang tersisa,” ujar Vera dalam media gathering "Strategi Finansial di Tengah Tantangan Ekonomi" yang diselenggarakan Bank UOB Indonesia di Jakarta, Jumat (24/1/2025).
Baca Juga:
- Atraksi Barongsai dan Diskon Restoran Marakkan Perayaan Imlek 2025 di Mal Palembang
- Hoaks: Megawati Ditetapkan Tersangka di Kasus Harun Masiku
- Minyak Mentah RI Kini Diolah di Dalam Negeri? Simak Tanggapan Akademisi
Dana darurat yang ideal mencakup 6-12 kali pengeluaran bulanan untuk mengantisipasi kejadian tak terduga, seperti sakit atau kerusakan rumah.
Samuel Ray juga mengingatkan bahwa dana darurat adalah dasar dari manajemen keuangan yang baik. Setelah dana darurat terpenuhi, barulah seseorang bisa fokus pada investasi. Tabungan ini bersifat cair dan mudah diakses kapan saja, berbeda dengan investasi yang memiliki risiko nilai fluktuatif.
Menghindari Perangkap Gaya Hidup
Salah satu hambatan terbesar dalam mencapai FIRE adalah perangkap gaya hidup. Samuel menekankan pentingnya hidup sesuai kemampuan dan menghindari kenaikan gaya hidup yang tidak perlu. Ia berbagi pengalamannya saat memulai karier dengan penghasilan Rp5 juta per bulan. “Saya dulu makan di restoran yang diskonnya besar atau menggunakan kupon. Itu bukan soal hemat, tetapi soal membangun pola pikir yang benar. Jangan sampai gaya hidup mengalahkan kemampuan finansial,” ungkapnya.
Samuel juga menyoroti pengaruh media sosial dalam membentuk ekspektasi gaya hidup. Banyak orang terjebak dalam upaya meniru standar hidup orang lain yang terlihat di platform seperti TikTok atau Instagram.
“Jadikan diri sendiri sebagai standar, bukan apa yang terlihat di media sosial,” tambahnya. Fokus pada kebutuhan dan tujuan finansial pribadi jauh lebih penting daripada mengikuti tren yang tidak relevan.
Mindful Living: Gaya Hidup Hemat dengan Kesadaran
Gaya hidup hemat tidak berarti harus hidup serba kekurangan. Samuel memperkenalkan konsep mindful living, yaitu memaksimalkan penggunaan uang untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, dan menabung.
Contohnya adalah naik sepeda ke kantor atau menggunakan transportasi umum, yang tidak hanya menghemat uang tetapi juga menjadi gaya hidup yang lebih sehat dan ramah lingkungan.
Vera Margaret menambahkan bahwa pengeluaran dapat diatur dengan panduan sederhana:
Konsep FIRE dan 4% Rule
Samuel Ray menjelaskan bahwa konsep FIRE berlandaskan pada prinsip 4% Rule. Artinya, jika seseorang mampu hidup hanya dari 4% asetnya per tahun, maka ia telah mencapai kebebasan finansial. Sebagai contoh, untuk hidup nyaman di Jakarta dengan biaya hidup Rp20 juta per bulan, dibutuhkan aset sekitar Rp6 miliar. Namun, angka ini fleksibel. Jika seseorang memilih untuk tinggal di kota kecil dengan biaya hidup Rp5 juta per bulan, aset yang dibutuhkan hanya sekitar Rp1,5 miliar.
Pendapatan pasif memainkan peran penting dalam mencapai FIRE. Sumber pendapatan pasif dapat berasal dari dividen, capital gain, atau penghasilan lain seperti Adsense dan kerja sama merek bagi kreator digital. Samuel juga menyoroti pentingnya membangun portofolio aset yang seimbang, termasuk deposito, saham, properti, dan obligasi.
Strategi Investasi: Langkah Demi Langkah
Samuel Ray menyarankan pendekatan bertahap dalam berinvestasi:
- Tabungan dan Asuransi: Pastikan dana darurat dan proteksi asuransi sudah terpenuhi.
- Deposito dan Obligasi: Langkah awal investasi dengan risiko rendah.
- Reksa Dana dan Saham: Jika fondasi keuangan sudah kuat, barulah mengeksplorasi instrumen investasi yang lebih berisiko.
Samuel menekankan bahwa tidak perlu terburu-buru dalam memilih investasi berisiko tinggi. “Saya sering melihat orang terlalu cepat melangkah ke investasi berisiko tanpa proteksi yang memadai. Padahal, dengan hasil investasi 7% saja sudah cukup,” ujarnya. Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak tergiur dengan janji keuntungan besar yang tidak realistis.
Gaya Hidup Frugal untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Gaya hidup frugal menjadi salah satu kunci utama dalam mencapai FIRE. Samuel menjelaskan bahwa frugal bukan berarti pelit, melainkan fokus pada pengeluaran yang memberikan nilai maksimal. “Ada orang yang berusaha menaiki tangga investasi langsung lima langkah tanpa memperhatikan dasar-dasarnya. Ini justru membahayakan,” katanya.
Baca Juga:
- Pemprov Bali Larang Konsumsi Air Minum Dalam Kemasan
- Waspada Jangan Tertipu! Tautan Pendaftaran Calon ASN SPP Badan Gizi Nasional
- Cerita Kawasan Heritage Kampung Perigi, Rumah Berusia Dua Abad pernah Disinggahi Bung Karno
Ia juga mengingatkan agar tidak mudah terpengaruh oleh gaya hidup glamor yang dipamerkan di media sosial. Banyak gaya hidup mewah yang hanya bersifat sementara atau bahkan dibangun dengan utang. Fokus pada edukasi keuangan dan disiplin dalam pengeluaran jauh lebih penting untuk mencapai kebebasan finansial.
Mengatasi Tantangan Finansial di Indonesia
Tantangan finansial di Indonesia cukup besar, terutama karena rendahnya tingkat literasi keuangan. Vera Margaret mencatat bahwa banyak masyarakat terjebak dalam pengeluaran impulsif. Sebagian besar pengeluaran dihabiskan untuk belanja diskon di platform online seperti TikTok atau Shopee. Samuel menambahkan bahwa disiplin dalam pengeluaran adalah kunci utama untuk mengatasi masalah ini.
Dengan membangun kebiasaan menyisihkan penghasilan untuk tabungan dan investasi, masyarakat dapat perlahan-lahan memperbaiki kondisi keuangannya. Selain itu, penting untuk fokus pada edukasi keuangan yang benar dan tidak mudah tergiur oleh iming-iming investasi instan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 30 Jan 2025