Sosial Media, Penggugah Selera Insomnia

ilustrasi (pexel.com)

Oleh:
Anisya Indah Apriani, Herrizki Nur Aufania Nabilla, Muhammad Fahrizal, Nadya Selfa, Randa Yoga Saputra
Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat 
Universitas Sriwijaya
Editor: Muhammad Fahrizal


TIDUR merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi karena jika tidak terpenuhi maka akan berdampak pada kondisi biologis dan psikologis seseorang.

Insomnia merupakan salah satu gangguan tidur yang paling sering dijumpai, timbul dari gangguan lain yang mendasarinya, terutama gangguan psikologis seperti kecemasan, depresi atau gangguan emosi lainnya.

Masalah kesulitan tidur pada remaja memiliki pola yang berbeda dibandingkan usia lainnya. Remaja mengalami sejumlah perubahan yang seringkali mengurangi waktu tidur.

Remaja lebih sering tidur waktu malam dan bangun lebih cepat karena tuntutan sekolah, sehingga remaja seringkali mengantuk berlebihan pada siang hari.

Tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai dengan perkembangan intelektual, stres dan harapan baru yang dialami oleh remaja membuat mereka rentan terhadap gangguan, baik dalam bentuk gangguan mental dan gangguan perilaku.

Pada masa remaja akhir dan dewasa muda terjadi pergeseran irama sirkadian (pada irama sirkadian dan bangun yang teratur) sehingga jam tidur pun bergeser.

Secara umum kebutuhan tidur meningkat, namun bergeser karena kebiasaan menonton televisi, bermain di depan komputer ataupun gadget sebelum tidur, sehingga menyebabkan remaja mengalami kurang tidur, kebiasaan ini dapat memicu insomnia, sakit kepala dan kesulitan berkonsentrasi.

Apa itu Insomnia?

Insomnia merupakan sebuah gejala atau kelainan gangguan tidur yang menyebabkan penderitanya sulit tidur, atau tidak cukup tidur, meskipun terdapat cukup waktu untuk melakukannya. Gangguan tersebut menyebabkan kondisi penderita tidak prima untuk melakukan aktivitas keesokan harinya.

Biasanya insomnia sering disebabkan oleh adanya suatu penyakit atau akibat adanya permasalahan psikologis.

Bagi penderita insomnia biasanya merasakan sulit untuk merasakan kantuk bahkan tidak dapat tertidur di malam hari, sering terbangun pada tengah malam dan tidak dapat tertidur kembali, tubuh terasa lebih cepat lelah, emosional, sulit untuk berkonsentrasi dan melakukan aktivitas dengan maksimal, dan merasakan lelah pada siang hari tetapi tidak dapat tertidur

Gejala dan Penyebab Insomnia

Insomnia biasanya disebabkan oleh individu yang mengalami stres dan depresi yang berlebihan, teringat peristiwa yang tragis, pindah rumah atau tempat tinggal yang memicu terjadinya perubahan waktu tidur, mengalami sleep apnea dan gangguan tidur lainnya, dan tidak menerapkan pola hidup yang sehat seperti kebiasaan merokok dan mengkonsumsi kafein.

Insomnia memiliki efek samping yang sangat berbahaya apabila terjadi dalam jangka panjang, diantaranya dapat memicu penyakit jantung, diabetes, stroke, kanker, tekanan darah, dan penyakit berbahaya lainnya.

Adapun efek samping yang terlihat dengan mata telanjang antara lain, penuaan dini yang terlihat wajah yang mengalami kerutan dan keriput sehingga tampak tua dari usia seharusnya.

Selain penuaan dini, efek samping yang tampak ialah berat badan yang tidak terkendali, hal ini dikarenakan penderita insomnia yang kurang adanya istirahat menjadi sulit untu mencerna makanan.

Lalu, daya otak atau kemampuan otak juga ikut menurun sebagai dampak dari otak yang bekerja tiada henti. Hingga, penurunan gairah seks dan kesuburan yang terganggu.

Gejala-gejala yang umumnya muncul pada seseorang yang mengalami insomnia berpengaruh dengan ciri-ciri sebagai berikut:

• Kesulitan jatuh tertidur atau tidak tercapainya tidur nyenyak. Keadaan ini bisa berlangsung sepanjang malam dan dalam tempo berhari-hari, berminggu-minggu atau lebih. 
• Merasa lelah saat bangun tidur dan tidak merasakan kesegaran. Mereka yang mengalami insomnia seringkali merasa tidak pernah tertidur sama sekali.
• Sakit kepala di pagi hari. Ini sering disebut efek mabuk, padahal nyatanya orang tersebut tidak minum-minum di malam itu.
• Kesulitan berkonsentrasi.
• Mudah marah.
• Mata memerah. 
• Mengantuk di siang hari.

Overthinking Sosial Media Pada Remaja yang Menyebabkan Terjadinya Insomnia

Overthinking merupakan kondisi seseorang merasa cemas akan hal-hal tertentu. Overthinking dan insomnia saling berkaitan, otak terus bekerja memikirkan banyak hal yang akan membuat seseorang kesulitan tidur. Penyebab overthinking diantaranya: mempunyai sikap terlalu perfeksionis, self esteem yang rendah, trauma akan pengalaman buruk di masa lalu.

Kecanduan media sosial menyebabkan seseorang mengalami merasa sulit untuk bisa fokus seakan tidak memiliki banyak waktu dalam menjalani hari, lelah secara mental maupun emosi akibat insecure serta overthinking yang menyebabkan sulitnya untuk tidur di malam hari.

Kecanduan dan kebiasaan remaja dalam bermedia sosial mengakibatkan remaja untuk menahan kantuknya sehingga mereka rentan mengalami insomnia, hal ini merupakan pemicu terjadinya stress pada remaja. Masalah yang dihadapi saat ini ialah insomnia kronis karena sangat berkaitan dengan pelemahan psikologis dan fisik yang signifikan, seperti meningkatkan gangguan psikiatrik, penurunan produktivitas kerja, kualitas hidup menurun, hingga menyebabkan kematian

Menurut hasil riset Wearesosial Hootsuite menyatakan bahwa pengguna media sosial di Indonesia pada Januari 2019 mencapai 150 juta pengguna atau 56% dari total populasi penduduk Indonesia, dan pada saat ini mungkin saja angka tersebut terus mengalami peningkatan.

Dengan bertambahnya pengguna media sosial maka makin bertambah pula penggunanya yang semakin cemas, insecure, sulit tidur, sulit fokus, dan berbagai macam gejala psikologis lainnya.

Beberapa tips mengatasi insomnia karena overthinking yang bisa dilakukan yaitu melepaskan kekhawatiran yang ada pada diri, menulis catatan harian, membuat jadwal tidur yang teratur, hindari mengonsumsi kafein sebelum tidur, matikan gadget dan elektronik lainnya menjelang waktu tidur, dan yang terakhir yaitu melakukan meditasi diri.

Peran Generasi Muda Kesehatan Masyarakat dalam Mengatasi Insomnia

Pencegahan insomnia dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan yang bergizi; mengurangi konsumsi kafein dalam teh, kopi, atau minuman energi, terutama di malam hari; menciptakan lingkungan dan tempat tidur yang nyaman, mulai dari pencahayaan, suhu ruang, dan suara; melakukan olahraga ringan seperti berjalan dan berenang untuk melepaskan ketegangan dalam tubuh; mengurangi minuman beralkohol dikarenakan minuman ini dapat membantu tidur dalam satu hari, tetapi dapat merusak kualitas tidur di kemudian hari; membatasi tidur pada siang hari karena tidur siang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada malam hari; tidak merokok sebelum tidur dikarenakan rokok mengandung nikotin yang dapat membuat sulit tidur.

Sebagai mahasiswa kesehatan masyarakat sekaligus generasi muda penerus bangsa yang memiliki peran penting dalam kondisi kesehatan penduduk di Indonesia, dapat dilakukan penanggulangan insomnia dengan cara memberikan contoh kepada keluarga dekat, teman sejawat, kepada para remaja, hingga masyarakat luas yang rentan terkena insomnia untuk menggunakan gadget dan bersosial media seperlunya, menjaga pola tidur dengan tidak bergadang, dan lain sebagainya

Selain itu, kita dapat mengunggah beberapa postingan ke media sosial yang berisikan bahaya insomnia terhadap tubuh, cara pencegahan, gejala, dan cara penanggulangan insomnia. Dengan harapan, banyak masyarakat yang melihat dan mengindahkan postingan tersebut sehingga mereka dapat terhindar dan sembuh dari penyakit ini dan kasus insomnia di Indonesia pun menurun.

Referensi
Fauzi. 2019. "Insomnia di Kalangan Mahasiswa". 
Unjkita.com. https://unjkita.com/insomnia-di-kalangan-mahasiswa. Diakses pada 20 November 2022 pukul 22.45
FH. 2021. 
"Artikel Kesehatan Bahaya Insomnia Bagi Kesehatan". Darya-Varia Labotaria.  https://www.darya-varia.com/id/read/hazard-of-insomnia-for-health. Diakses pada 20 November 2022 pukul 22.47
IN. 2021. ”Pentingnya Istirahat yang Cukup”. Universitas Airlangga. Fakultas Keperawatan
Irawan Sapto Adhi. 2020. "15 Cara Mengatasi Insomnia yang Baik Dilakukan". Kompas.com.  https://amp.kompas.com/health/read/2020/12/28/200600468/15-cara-mengatasi-insomnia-yang-baik-dilakukan. Diakses pada 20 November pukul 23.45
Pelayanan Kesehatan Kemenkes. (2022, Agustus 4). Anda Sulit Tidur atau Insomnia? Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya. Dipetik November 19, 2022, dari yankes.kemkes.go.id: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1066/anda-sulit-tidur-atau-insomnia-kenali-penyebab-dan-cara-mencegahnya
Purnawinadi, I Gede, Stela Salii. (April 2020). “DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN INSOMNIA PADA REMAJA”. Vol. 2, No. 1, Hal. 38
Riadi, Muchlisin. (2016). Definisi, Gejala dan Faktor Penyebab Insomnia.
Sari, J. I. (2019). Insomnia. Dipetik November 19, 2022, dari www.sehatq.com: https://www.sehatq.com/penyakit/insomnia
Sugiono, Nur Anisa. (Oktober 2021). Jurnal Ilmiah STIKES Kendal: PENGARUH AKTIVITAS FISIK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA TERHADAP KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA. Vol. 11, No. 4, Hal. 716
https://www.alodokter.com/insomnia/penyebab
https://www.hipwee.com/list/kesulitan-tidur-karena-overthinking-ini-cara-mengatasinya/
https://satupersen.net/blog/pengaruh-sosial-media-terhadap-self-esteem-bikin-bahagia-atau-menderita

Tags FKM UnsriinsomniaBagikan

Related Stories