Ekonomi dan UMKM
Survei Indikator: Mayoritas Masyarakat Masih Kesulitan Beli Migor
PALEMBANG, WongKito.co - Survei Lembaga Indikator Politik Indonesia mengungkapkan hingga 5-10 Mei 2022 mayoritas masyarakat masih kesulitan mendaparkan minyak goreng.
Hal itu, diungkapkan dalam siaran pers, Minggu (15/5/2022). Survei dilakukan Indikator dengan teknik Random Digit Dialing (RDD) sampel sebanyak 1.228 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error.
Survei diperkirakan pada tingkat kepercayaan 95%.
Hasil survei terkait dengan tingkat kesulitan mendapatkan minyak goreng masih mencapai 56,4 persen sedang harga juga dinilai masih belum terjangkau yaitu mencapai 53,8 persen
Baca juga:
- Siap-siap, Pemerintah Salurkan Minyak Goreng Curah seharga Rp14.000 per liter di 5.000 Pasar
- Jembatan Pulau Balang Ditargetkan bisa Digunakan 2024
- Elon Musk Bakal ke Indonesia November mendatang
Lalu, ketersediaan minyak goreng curah juga masih sangat rendah, berkisar 20,7 % sedangkan minyak kemasan mencapai 75,4 persen.
Dukungan terhadap kebijakan larangan ekspor pun sangat tinggi, sekitar
89.5% warga mendukung keputusan Presiden melarang ekspor minyak
goreng untuk sementara waktu.
Artinya, sikap normatif publik sangat mendukung langkah Presiden ini. Hal itu, menunjukkan bahwa kebijakan larangan ekspor dianggap belum berhasil menurunkan harga minyak goreng sehingga kepuasan terhadap presiden
menurun.
Dukungan publik terhadap Presiden Jokowi dan Kejaksaan Agung dalam
menuntaskan kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor minyak goreng juga sangat tinggi. 83.7% responden mendukung Kejaksaan menuntaskan kasus
dugaan korupsi tersebut, dan 84% warga setuju sikap Presiden Joko Widodo yang memberi dukungan kepada Kejaksaan Agung untuk membongkar dan mengusut
tuntas kasus minyak goreng tersebut.
Namun publik tidak melihat ada gebrakan luar biasa sejak kasus dugaan dipublikasi.(ril)