Ragam
Targetkan Pengadaan Sebanyak 300.000 Unit, PLN Uji Coba Penggunaan Kompor Listrik
JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menargetkan pengadaan kompor induksi pada 2022 sebanyak 300.000 unit. Namun hingga saat ini penggunaan kompor induksi masih dalam tahap uji coba di beberapa kota.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, hal ini sejalan dengan rencana PLN dalam mendorong program konversi LPG ke kompor induksi sebanyak 15,3 juta pelanggan. PLN telah melakukan uji coba penggunaan kompor listrik di Solo dan Bali.
"Kami lakukan dua lokasi uji klinis di Solo 1.000 kompor induksi dan di Bali 1.000. Kami sampaikan tidak ada satu pelanggan nolak karena kekhawatiran awal adalah dayanya ditambah, kalau tambah kan semuanya nolak, tapi tidak ada tambah daya listrik," ujar Darmawan dalam rapat dengar pendapata (RDP) di DPR beberapa waktu lalu .
Baca Juga :
- Rugikan Negara Hingga Triliunan, Ini 7 Kasus Korupsi Terbesar di Indonesia
- BEI Luncurkan Produk Investasi Baru Waran Terstruktur, Ada 3 Seri
- Intip Yuk, Cara Berhemat Uang untuk Beli Bensin Ketika BBM Naik
Darmawan mengungkapkan, memang salah satu yang menjadi ketakutan masyarakat untuk menggunakan kompor induksi adalah tambah daya kapasitas listriknya sehingga memperngaruhi tarif yang ada. Namun, ia menegaskan PLN tidak akan meminta masyarakat tambah daya. Lebih lanjut menurutnya, kompor induksi biayanya lebih murah 10-15%.
Terkait isu transisi atau penggantian elpiji 3 kg dengan kompor listrik 1.000 watt. Dalam kesempatan lain Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ikut angkat bicara, jika saat ini sedang dilakukan uji coba terkait hal tersebut di tiga kota.
Kata Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, uji coba akan melihat kapasitas kompor yang tepat serta melihat kesiapan masyarakat dalam menggunakannya.
Harapannya program konversi kompor ini dilakukan PLN sebagai salah satu upaya mengurangi beban negara atas impor LPG yang tiap tahun naik.
Karena selama ini khususnya untuk LPG 3 kg merupakan barang subsidi yang masih dijual bebas sehingga tidak tepat sasaran dan menjadi beban APBN.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 19 Sep 2022