Ragam
Tingkat Stres Gen Z dan Milenial Lebih Tinggi
JAKARTA, Wongkito.co - Milenial dan Gen Z rentan terhadap stres sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Deloitte. Banyak faktor yang mempengaruhi stres yang dialami gen z dan milenial, selasa 20 juni 2023.
Salah satu faktor yang sering menyebabkan stres adalah masalah upah. Upah sering menjadi kendala dimana ketimpangan semakin jauh, upah yang diterima senior jauh lebih besar, dimana upah rata-rata yang diterima cenderung stagnan.
Sayangnya, tingginya angka stres ini tidak diimbangi dengan kemampuan mengelola stres yang baik. Menurut American Psychological Association, hanya setengah dari Gen Z yang percaya bahwa mereka dapat mengelola stres dengan baik.
Baca juga
- Bertuliskan Alfabet Kuno, Artefak Berusia 2800 Dikembalikan ke Irak
- Presiden Jokowi Bertemu Kaisar Naruhito di Istana Bogor
- Pulau Jawa Terbanyak, Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia Tembus 154 Juta Unit
Good Day LA seperti dilansir oleh Tren Asia dari kutipan beritanya pada Senin, 19 Juni 2023, sebuah survey yang dilakukan oleh Resume Builder pada lebih dari 1.300 manager dan pemilik bisnis menunjukkan bahwa 70% peserta dengan usia 26 atau lebih muda cenderung lebih sulit untuk diajak bekerja sama karena "kurangnya motivasi, mereka mudah teralihkan, mudah tersinggung, dan tidak jujur". menantang untuk diajak bekerja sama".
Lebih lanjut seperti dilansir dari laman website resmi OPB.org, Tes Brigham seorang life coach dan terapis yang berbasis di California mengatakan bahwa krisis awal kehidupan Gen Z ditandai dengan rasa kelelahan dan rasa kewalahan yang mendalam.
"Saya pikir apa yang Anda semua rasakan belum tentu seperti apa yang menurut generasi tua disebut sebagai kemalasan" ungkapnya, "Saya rasa Anda lelah, dan benar-benar lelah" imbuhnya.
Baca jugaa
- JK Mempersoalkan Tenaga Kerja Asing di Morowali
- Simak inilah Promo bjb KPR Pondasi dengan Berbagai Keuntungan
- Manfaatkan Liburan Sekolah, Harper Hotel Palembang Bersama Panin Bank Gelar Kelas Memasak Dan Melukis Gratis
Untuk diketahui quarter life crisis atau krisis kehidupan awal adalah bentuk dari krisis identitas. Hal ini terjadi ketika seseorang berusia pertengahan 20-an hingga awal 30-an. Mereka biasanya mulai mempertanyakan kualitas dan arah hidup mereka. Ciri-ciri umum yang kerap ditemukan dalam krisis ini adalah perasaan kesedihan, perasaan tidak terpenuhi, dan kecemasan. "Kecemasan membuat kita hidup di masa depan dan membuat kita mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi" kata Brigham.
Lynn Toomey seorang life coach di Massachusetts menyarankan kepada Anda cara bisa bekerja dengan kelelahan dan tanpa merasa takut di tempat kerja. "Saya pikir itu tergantung pada perencanaan gaya hidup sejak awal" kata Toomey.
Toomey juga menyarankan Anda mulai menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan. Mengejar passion dan melakukan hobi dapat menjadi kebiasaan baru yang baik. "Bekerja adalah apa yang kita lakukan sepanjang hari. Jadi, Anda harus mencari tahu apa yang Anda sukai, kepribadian Anda, dan apa yang Anda nikmati" imbuhnya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 20 Jun 2023