BucuKito
TPU Kebun Bunga Banjir, Wawako Palembang Sebut Hal Ini Penyebabnya
PALEMBANG, WongKito.co - Hujan deras pada Senin (27/03/23) kemarin membuat sebagian area Tempat Pemakaman Umum atau TPU Kebun Bunga Palembang banjir hingga mencapai 50 cm yang berakibat makam-makam tenggelam.
Wijaya (67), warga Kecamatan Sukarame, mengaku segera mendatangi lokasi pemakaman begitu mengetahui TPU kebanjiran untuk mengecek makam keluarganya. Ia menerima informasi banjirnya TPU Kebun Bunga dari media sosial. “Lokasi banjirnya di area belakang TPU, tidak kena makam keluarga saya,” tuturnya.
Tidak hanya warga, Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda juga langsung meninjau lokasi setelah mendapat laporan tentang hal ini, Selasa (28/3/2023). Dia mendapati faktor penyebab banjir yang menggenangi makam.
“Setelah kita lihat dari ujung ke ujung, ternyata masalahnya dinding (pembatas). Seperti yang kita lihat bersama, Sungai Sei Selincah ini tertutup oleh dinding beton atau pagar pembatas menuju permukiman warga,” ujar Fitrianti.
Dinding di Sei Selincah ini merupakan pembatas dengan pemukiman warga dengan perkuburan atau TPU Kebun Bunga. Dia merencanakan kajian cepat untuk bisa mengatasi kondisi tersebut. “Jadi rencananya ini akan kita buka. Tapi ini dipastikan dulu dengan tim lainnya, jangan sampai hanya memindahkan masalah. Nanti di sini selesai, tapi sebelahnya yang banjir. Tetap kita kaji,” kata Fitrianti.
Ia menyebutkan, selain membersihkan sampah dan lumpur, pihaknya juga akan menormalisasi saluran air. Setelah itu baru dindingnya dibongkar. Diakuinya menjadi sebuah persoalan baru karena mengetahui Sungai Lincah ini mengalirnya ke Jalan Noerdin Pandji, menyeberang, dan saluran nya mengecil. “Ini yang menjadi persoalan. Sebab, Jalan Noerdin Pandji ini di bawah wewenang Pemprov Sumsel," ulas dia.
Baca Juga:
- Rezeki Tahunan Jelang Ramadhan, Penjual Bunga Tabur Bermunculan
- BI Bersama Perbankan Luncurkan 145 Titik Penukaran Uang Rupiah di Sumsel pada Kick Off SERAMBI 2023
- Catat Jadwalnya, Pelita Air Buka Rute Penerbangan Perdana ke Palembang
Ia mengatakan akan melaporkan hal ini ke Gubernur Sumsel Herman Deru untuk mencari solusi terbaik. Diharapkannya, jika saluran bawah jalan sudah dibongkar, air menuju Sei Selincah ini dapat benar-benar mengalir tidak ada hambatan.
“Saya yakin sepertinya tidak ada lagi persoalan tinggal kita lakukan normalisasi sungainya dari Hulu dan Hilir. Spot yang ada penutupan seperti dinding akan segera kita selesaikan terlebih dahulu,” kata Fitrianti.
Sementara itu, Kabid SDA IL PUPR Kota Palembang, RA Marlina Sylvia mengungkapkan, saluran anak sungai ini awalnya 8 meter, namun mengecil menjadi 1 meter menuju Sei Lincah. “Air juga melintasi permukiman warga, inilah yang nanti kita coba sosialisasi masyarakat dan melakukan pendekatan agar mereka legowo untuk kepentingan bersama,” katanya.
Namun, normalisasi tidak akan menjadi solusi sampai ke akar. Menurut Marlina, saluran yang melintasi Jalan Noerdin Pandji itu yang mengecil dan harus ada pembongkaran.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Perkimtan) Kota Palembang, Affan Prapanca Mahalli menambahkan, kondisi TPU seluas 7 hektare sudah terisi 88 persen kurang lebih. Total ada 11 ribu makam di lokasi tersebut.
Kondisi ini, harus ada perluasan lagi, karena setiap tahun ada pemakaman baru. “Setiap tahun ada 500-600 penghuni TPU yang baru, jadi kita memang ada rencana memaksimalkan TPU dengan menambah 7000 meter, yang merupakan hibah dari masyarakat setempat juga. Dengan begitu jumlah kapasitas akan bertambah,” sebut Affan. (*)