UIN Raden Fatah Bersama BPIP Gelar Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Wujudkan Harmoni dan Kebhinekaan

UIN Raden Fatah Bersama BPIP Gelar Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Wujudkan Harmoni dan Kebhinekaan (Ist)

PALEMBANG — Universitas Negeri Islam (UIN) Raden Fatah Palembang mengadakan pembinaan ideologi pancasila melalui bedah buku Islam dan Pancasila dalam Perspektif Maqasid Syariah “Mewujudkan Harmoni dan Kebhinekaan dalam Masyarakat Indonesia“ . 

Rektor UIN Raden Fatah Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag, M.Si sebagai keynote speaker mengatakan kebhinekaan adalah landasan yang sangat penting dalam menjaga harmoni dan toleransi di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai latar belakang, kita mampu hidup bersama dalam damai dan menghargai perbedaan satu sama lain.

“Pancasila pada dasarnya merupakan implementasi dari nilai-nilai Maqasid Al-Syariah yang merupakan inti ajaran Islam,” ujar Prof. Nyayu di Gedung Academic Center UIN Raden Fatah, Kamis (14/09/2023).

Baca Juga:

Ia menekankan segala bentuk usaha untuk membenturkan pancasila dengan Islam adalah sesuatu yang sia-sia.

“Secara kontektual antara Islam dan pancasila tidak saling bertentangan bahkan sebaliknya dengan mengimplementasikan pancasila sama halnya dengan mengamalkan ajaran Islam,” ungkap Rektor UIN Raden Fatah.

Prof. Nyayu juga menyampaikan bahwa ada tanggung jawab akademik yang besar di pundak para civitas akademika untuk mewujudkan harmoni dan kebhinekaan di tengah masyarakat dan negeri tercinta Indonesia.

“Kita berharap apa yang telah disampaikan betul-betul dapat dibumikan dan diimplementasikan, serta dapat memantapkan peran dan kontribusi untuk mewujudkan kehidupan beragama dan bernegara lebih yang lebih baik,” harap Rektor.

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D menyebut Indonesia memiliki anugerah yang sangat besar, dua hal yang membuat negara ini diberi segala-galanya oleh Tuhan yang Maha Esa, karena beriman dan bersatu.

Prof Yudian mengatakan bahwa proklamasi kemerdekaan RI merupakan proklamasi terbaik dan terhebat di muka bumi di sepanjang sejarah, karena pada saat itu terjadi di perang terbesar sepanjang sejarah yaitu Perang Dunia II.

“Di tengah-tengah perang dunia II tanpa teknologi militer, Indonesia melakukan proklamasi dengan waktunya hanya 59 detik tetapi berhasil membebaskan dan mempersatukan kembali minimal 57 negara yang terasa satu sejak sumpah pemuda,” jelas Prof. Yudian.

Lebih lanjut Prof. Yudian mengatakan sumpah pemuda merupakan mukjizat pertama bangsa Indonesia, politik dunia pada tahun 1914 terjadi perang dunia II.

“Pemuda-pemuda Indonesia itu punya mukjizat pertama namanya Sumpah Pemuda. Dari situ lah pergeseran dari gerakan-gerakan sporadis menjadi gerakan nasional,” ujarnya.

Prof. Yudian juga mengajak kepada Mahasiswa dan Dosen di UIN Raden Fatah Palembang, untuk menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sementara itu Deputi Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP RI Ir. Prakoso, M.M. mengatakan bahwa Pancasila merupakan dasar negara, falsafah dan pemersatu bangsa. Maka dari itu nilai dan prinsip Pancasila harus diaktualisasikan khususnya dalam tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian.

"Pentingnya Pancasila di NKRI ini adalah untuk mengatur tatanan kehidupan kita dan penyelenggaraan negara," kata Prakoso.

Menurut Ir. Prakoso dengan pembinaan ideologi pancasila dapat semakin menumbuhhkan rasa cinta kepada Indonesia, selain itu pancasila sebagai padangan hidup juga sebagai pemersatu bangsa.

"Mari kita kuatkan dan bergotong-royong mengaktualisasikan nilai-nilai pancasila, khususnya pancasila juga harus diterapkan pada program-program kampus", ujarnya.

Dalam kegiatan Pembinaan Ideologi Pancasila melalui bedah buku Islam dan Pancasila Perspektif Maqasid Syariah ini juga menghadirkan Syaiful Arif, selaku penulis buku Islam dan Pancasila Perspektif Maqasid Syariah, Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP RI Prof. Dr. H. Najib., S.Ag., M.Ag., Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagaman dan Manajemen Organisasi Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Prof. Dr. Muh. Isom, M. A., dan Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang Prof. Drs. M. Sirozi, M.A., Ph.D.

Baca Juga:

Gubernur Provinsi Sumsel H. Herman Deru yang diwakili  Ka. Badan Kesbangpol Provinsi Sumsel H.M Alfajri Zabidi, S.Pd, MM, M.Pd.I mengatakan, Indonesia dapat bersatu karena memiliki pancasila sebagai falsafah atau pandangan hidup bangsa. Banyak negara yang satu bahasa, satu budaya dan satu negara tetapi tidak dapat bersatu, Indonesia dengan berbagai suku, budaya dan bahasa yang berbeda dapat bersatu karena memegang teguh ideologi pancasila.

"Dengan pembinaaan ideologi pancasila ini, mari kita lestarikan dan bumikan pancasila serta dilaksanalam dalam kehidupan sehari-hari," pungkasnya.

Turut hadir juga pada kegiatan ini Wakil Direktur Intelkam Polda Sumsel AKBP Dwi Mulyanto, S.IK., SH., M.Si., Wakil Rektor I, II, dan III, Kepala Biro AUPK dan AAKK, Ketua dan Sekretaris Senat, Direktur dan Wakil direktur  Pascasarjana serta segenap civitas akademika di lingkungan UIN Raden Fatah.(ril)
 

Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories