Ekonomi dan UMKM
Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp6.231 Triliun
Jakarta, Wongkito.co - Utang Luar Negeri (ULN) mencapai 400,9 miliar dolar AS atau setara dengan Rp6.231 triliun (dengan kurs Rp15.544). Hal itu dilaporkan oleh Bank Indonesia (BI).
Angka ULN itu naik 2,0 persen year-on-year (YoY), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,7 persen YoY. Ujar Asisten Gubernur Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono. Senin, 15 Januari 2024.
Perkembangan ULN tersebut, lanjut Erwin, disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik. Di sisi lain, kenaikannya juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti melamahnya mata uang dolar AS.
Baca juga
- Intip Yuk Profil Presiden Terpilih Taiwan William Lai
- Pertamina Terus Tekankan Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Perkuat Insight Pergerakan Masyakarat Selama Libur Nataru, Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub RI Berkolaborasi Bersama Telkomsel
“Selain itu, posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global yang berdampak pada meningkatnya angka statistik ULN Indonesia valuta lainnya dalam satuan dolar AS," papar Erwin dalam keterangan resmi.
Erwin menekankan ULN pemerintah tetap terkendali dan dikelola dengan cara yang terukur dan akuntabel. Pada November 2023, posisi ULN pemerintah mencapai 192,6 miliar dolar AS atau mengalami pertumbuhan sebesar 6,0% YoY, mengalami peningkatan dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 3,0% YoY.
Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional, dalam bentuk Sukuk Global, seiring sentimen positif kepercayaan pelaku pasar sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel," katanya
Pemanfaatan ULN pada November 2023 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah dan perlindungan masyarakat, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah tantangan ketidakpastian perekonomian global.
Dukungan tersebut mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,8% dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,6%), jasa pendidikan (16,7%), konstruksi (14,1%), serta jasa keuangan dan asuransi (9,9%).
Erwin menegaskn posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8% dari total ULN pemerintah.
Sementara itu, ULN swasta kembali menurun. Posisi ULN swasta pada November 2023 tercatat sebesar 196,2 miliar dolar AS atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,2% (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada bulan lalu sebesar 2,3% YoY.
Baca juga
- Volume Kendaraan Melintasi JTTS Mencapai 1,5 Juta Selama Nataru
- Satgas PASTI Temukan 22 Entitas Investasi Ilegal Terbaru, Jangan Sampai Kena Tipu Simak Inilah Daftarnya
- Cadangan Devisa Indonesia Sampai Akhir Desember Naik
Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (non financial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 6,1% YoY dan 2,5% YoY, lebih dalam dibandingkan kontraksi pada bulan sebelumnya masing-masing sebesar 2,4% YoY dan 2,3% YoY.
Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,6% dari total ULN swasta. ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,5% terhadap total ULN swasta.
Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada November 2023 tetap terjaga, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,3%, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1% dari total ULN.
"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," bebernya.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 15 Jan 2024