Vaksin Merah Putih Dapatkan Izin Penggunaan Darurat

Vaksin Merah Putih yang kini diberinama INAVAC. (Istimewa)

SURABAYA, – Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih pada Sidang Dies Natalis ke-68 Rabu (9/11/2022) mengatakan vaksin Merah Putih mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) oleh BPOM. 

EUA dikeluarkan oleh lembaga terkait di suatu negara dalam kondisi gawat darurat yang mengancam kesehatan masyarakat. 

Vaksin yang dibiberi nama INAVAC  ini telah mendapatkan izin emergency use authorization oleh BPOM dan akan diproduksi secara masal. 

BACA JUGA :


"Vaksin ini digunakan  sebagai pencegahan Covid-19 yang dapat diberikan pada individu usia 18 tahun ke atas," kata Prof Nasih. 

Karenanya rektor turut menyampaikan terima kasih kepada berbagai elemen yang telah mendukung pengembangan vaksin ini. “Terima kasih kepada kementerian kesehatan karena telah memberikan support berupa pendanaan yang tidak sedikit, pemerintah provinsi juga memberikan dukungan yang luar biasa,” ujar Prof Nasih. 

“Rumah Sakit dr. Soetomo juga luar biasa support-nya. Yang tak kalah pentingnya adalah peran peneliti Unair yang bekerja keras untuk hal ini,” imbuhnya. 

Atas pencapaian tersebut, Dahlan Iskan turut menyampaikan rasa senangnya karena vaksin hasil karya anak bangsa ini dapat dikerjakan sampai selesai. 

“Saya ikut senang karena Unair memproses vaksin ini sampai selesai. Bagaimana vaksin ini berhasil di-launching, bagaimana cari orang yang mau menjalani vaksin. Cari orang yang bersedia diuji klinis luar biasa sulitnya. Tapi Unair berhasil menyelesaikannya,” tuturnya. 

Proses riset dan pengembangan vaksin akan terus berjalan, diharapkan setelah INAVAC akan ada produk vaksin lain yang dihasilkan sehingga dapat menjawab tantangan dan masalah di masa depan. UNAIR saat ini tengah mengembangkan vaksin booster dan vaksin Covid-19 untuk anak. “Kabar soal vaksin sudah dapat sangat menggembirakan semoga nantinya vaksin booster dan anak bisa masuk,” pungkasnya. 

Proses vaksin ini bisa meraih semua ini karena proses yang panjang. Semuanya karena Unair ingin berpartisipasi dalam penanggulangan pandemi Covid-19. Salah satu cara yang dilakukan adalah mengembangkan vaksin. 

Vaksin ini merupakan bukti nyata bahwa Unair memberi dampak yang besar bagi masyarakat. 

“Di bidang riset tentu mengembangkan berbagai fasilitas agar riset terus berkembang dan maju, dan menghasilkan dampak sosial lebih nyata lagi, salah satunya adalah vaksin Covid-19,” ujar Prof Nasih. 

”Vaksin ini diciptakan dalam upaya untuk mendorong adanya kontribusi dan impact Unair yang signifikan,” tambahnya. 

Vaksin yang merupakan hasil karya dari para peneliti Unair ini menggunakan inactivated virus. Metode ini menggunakan virus yang telah dimodifikasi atau dinonaktifkan sehingga virus tidak dapat memperbanyak diri dan menyebabkan penyakit. 

Dalam proses pembuatan vaksin ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) turut melakukan pendampingan mulai dari tahap uji pra-klinis, tahap uji klinis ke-1 sampai ke-3.

Tulisan ini telah tayang di halojatim.com oleh Asih pada 09 Nov 2022 

Bagikan

Related Stories