Wah, 5 Negara Ini Diprediksi Bakal jadi Pusat Manufaktur Dunia Menggeser China

Wah, 5 Negara Ini Diprediksi Bakal jadi Pusat Manufaktur Dunia Menggeser China (ist)

BEIJING - Selama ini, China dinobatkan sebagai pusat manufaktur dunia. Predikat tersebut, karena China memiliki sumber daya manusia yang cukup banyak dan biaya yang murah.

Namun, semenjak pandemi berlangsung, pemerintah China memberlakukan sejumlah kebijakan yang berdampak pada mandeknya kegiatan manufaktur. Bisa dikatakan, saat ini industri membutuhkan lebih banyak negara seperti China untuk kelangsungan produksi barangnya.

Mengutip Insider Selasa (27/12/2022), ada sejumlah negara yang digadang-gadang akan menjadi pusat manufaktur dunia menggantikan China. Berikut adalah daftarnya:

1. India

India diketahui sedang mencoba untuk menggeser China dalam manufaktur kelas atas dengan menarik pembuat iPhone Apple serta pembuat chip. Selain memiliki  tanah yang luas, India juga menawarkan populasi sumber daya manusia yang masih muda. Pada 2023 mendatang, populasi India bahkan diramalkan melampaui China.

Baca Juga:

India juga tercatat memiliki kumpulan tenaga kerja yang besar, sejarah manufaktur yang panjang, dan dukungan pemerintah untuk meningkatkan industri dan ekspor. Karena itu, banyak yang mengeksplorasi apakah manufaktur India adalah alternatif yang layak untuk China.

2. Vietnam

Sebagai negara Komunis, Vietnam telah mengalami reformasi ekonomi yang pesat sejak tahun 1986. Reformasi telah membuahkan hasil dan mendorong Vietnam dari dari yang awalnya merupakan salah satu negara termiskin di dunia menjadi ekonomi berpenghasilan menengah dalam satu generasi. ,

Kekuatan utama Vietnam adalah dalam pembuatan pakaian jadi, alas kaki, dan peralatan elektronik dan listrik.

Selain di India, raksasa teknologi Apple telah memindahkan beberapa manufaktur iPhone ke Vietnam dan berencana  memindahkan beberapa produk MacBook ke negara Asia Tenggara tersebut.

Perusahaan lain yang telah mengalihkan beberapa lini produksinya dari China ke Vietnam adalah Nike, Adidas, dan Samsung.

3. Thailand

Sebagai ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara, Thailand telah meningkatkan rantai nilai di bidang manufaktur dan merupakan pusat produksi suku cadang mobil, kendaraan, dan elektronik, dengan perusahaan multinasional.

Sony mengatakan telah menutup pabrik ponsel pintarnya di Beijing pada 2019 untuk memotong biaya dan memindahkan sebagian produksi ke Thailand. Sharp mengatakan pada tahun yang sama memindahkan sebagian produksi printernya ke Thailand karena perang dagang AS-China.

Bukan hanya perusahaan internasional. Bahkan beberapa perusahaan yang berbasis di China telah merelokasi bagian dari rantai pasokan mereka ke Thailand. 

Perusahaan yang memproduksi panel surya seperti JinkoSolar yang berbasis di Shanghai memindahkan produksinya ke negara Asia Tenggara untuk memanfaatkan biaya yang lebih rendah, dan menghindari ketegangan geopolitik.

4. Bangladesh

Bangladesh adalah rumah bagi sektor manufaktur garmen. Bahkan sebelum penguncian COVID-19 melumpuhkan sektor manufaktur China, Bangladesh telah menjadi bintang baru di sektor manufaktur garmen.

Bangkitnya Bangladesh terutama karena kenaikan biaya tenaga kerja di China sebelum masa kepresidenan Trump.

5. Malaysia

Malaysia telah mengincar peluang dari pergeseran manufaktur keluar dari China selama beberapa tahun terakhir. 

Hal ini ditunjukkan dengan aksi negeri Jiran untuk  membuat beberapa kemajuan dengan upaya tersebut. Alhasil, ada kisaran 32 proyek.

Sebelum pandemi, investasi teknologi ke Malaysia dilaporkan telah meningkat karena biaya tenaga kerja yang lebih rendah dan ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rizky C. Septania pada 27 Dec 2022 

Editor: Nila Ertina
Bagikan

Related Stories