TPID Sumsel Waspadai Kenaikan Harga Pangan Jelang Nataru

TPID Sumsel Waspadai Kenaikan Harga Pangan Jelang Nataru (ist)

PALEMBANG, WongKito.co - Pemprov Rapat Koordinasi Ketersediaan Pasokan dan Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 dengan melibatkan semua unsur Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), di Sumatera Selatan (Sumsel).

Rapat ini dihadiri langsung oleh PJ Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumsel, Ricky Perdana Gozali, Kepala Perwakilan Badan Pengawas dan Pembangunan Sumsel, Sofyan Antonius, Kepala Kanwil Dirjen Perbendaharaan Sumsel, Rahmadi Murwanto, Kepala Badan Pusat Statistik Sumsel, Wahyu Yulianto, Pimpinan Perum Bulog Sumsel, Elis Nurhayati, Direktur Pengawas Perilaku Jasa Keuangan, Edukasi Perlindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis OJK Sumsel, Tito Adji Siswanto, Satgas Pangan diwakili oleh Kasubdit Indagasi Polda, Kompol Andrie Setiawan dan Para Kepala OPD Sumsel.

Elen meminta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumsel  mewaspadai dan memantau risiko kenaikan bahan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Terutama untuk komoditas harga beras, bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras.

"Menjelang akhir tahun berdasarkan prognosa neraca konsumsi dan historis perkembangan harga bulanan 3 tahun terakhir. Namun demikian pada Desember 2024 tercatat stabil bahkan melandai dibandingkan November kecuali minyak goreng dan telur ayam, kenaikan yang mungkin akan terjadi ini harus kita pantau terus meskipun stok kita aman," kata Elen, Rabu (18/12/2024).

Baca Juga:

Dia menjelaskan berdasarkan hasil pemantauan harga bahan pangan di pasar tradisional dan modern harga relatif stabil.

"Hasil laporan yang kita dapati saat OPD melakukan pemantauan harga di pasar, harga di pasar tradisional maupun modern masih relatif stabil dan semua ketersediaan stok komoditi di pasar tradisional dan pasar modern yang telah dilakukan pemantauan juga cukup. Namun tetap masih ada komoditi yang mengalami kenaikan di pasar-pasar tradisional yakni minyak goreng dan telur ayam," ujarnya.

Ia menegaskan, Pemprov Sumsel terus akan melakukan upaya pengendalian inflasi menjelang akhir tahun 2024 dengan melakukan monitoring kondisi pasokan secara berkala, melakukan sidak serta quick action apabila terdapat gejolak harga seperti pelaksanaan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) dan optimalisasi KAD.

"Keterjangkauan harga, dengan cara terus melakukan pemantauan harga di pasar secara berkala dan melakukan quick action apabila terdapat gejolak harga seperti pelaksanaan Gerakan Pengendalian Inflasi Se Sumsel (GPISS) melalui pasar murah, optimalisasi toko penyeimbang, serta melakukan asesmen sebelum menaikkan harga," ucapnya.

"Kelancaran Distribusi ini juga perlu kita jaga dengan cara optimalisasi Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) serta antisipasi titik-titik rawan banjir jelang puncak musim hujan," tambahnya. 

Selain itu, Pemprov Sumsel juga telah melakukan Operasi Pasar Murah (OPM) guna membantu masyarakat mendapati bahan pangan dengan yang lebih murah dibandingkan dengan harga pasar. Sebanyak 5 kali yakni di tanggal 5 November 2024 di halaman Kantor Dinas Perdagangan Provinsi Sumsel. Kemudian 7 November 2024 di Pasar Alang-Alang Lebar, 12 November 2024 di Pasar Talang Betutu 14 November 2024 di Pasar Gandus. Tangga 6 Desember 2024, di Halaman Kantor Gubernur Sumsel.

“Hari ini kita laksanakan di  Halaman Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel," jelasnya.

Selanjutnya Elen juga mengatakan Komunikasi yang efektif sangat perlu dilakukan dengan cara kampanye bijak berbelanja.

"Publikasi upaya pengendalian inflasi, serta koordinasi antar pemerintah daerah, asosiasi petani, pedagang, dan sektor swasta guna memastikan kelancaran produksi dan distribusi komoditas pangan," katanya.

Baca Juga:

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sumsel, Ricky Perdana Gozali dalam laporannya menyebut inflasi pada November 2024 year on year (yoy) sebesar 0,73 persen. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,48.

Dimana inflasi dominan terjadi di Kota Palembang sebesar 0,95 persen dengan IHK sebesar 105,89 dan terendah terjadi di Kabupaten Muara Enim sebesar 0,08 persen dengan IHK sebesar 108,43 inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran yaitu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,68 persen kelompok kesehatan sebesar 1,78 persen kelompok transportasi 1,60 persen.

"Tingkat inflasi month to month Provinsi Sumsel Bulan November 2024 sebesar 0,58 persen dan tingkat inflasi year to date sebesar 0,70 persen," ujarnya.(*)


Related Stories