Ada Apa dengan Pesawat F-35, Lagi-lagi Jatuh

Rabu, 29 Mei 2024 14:28 WIB

Penulis:Redaksi Wongkito

Editor:Redaksi Wongkito

Ada Apa dengan Pesawat F-35, Lagi-lagi Jatuh
Ada Apa dengan Pesawat F-35, Lagi-lagi Jatuh (Ist)

New Mexico, Wongkito.co - Lagi-lagi pesawat tempur buatan Amerika Serikat, jatuh di luar lapangan terbang di Albuquerque International Sunport.

Sebuah  pesawat jet tempur F-35 Joint Strike Fighter jatuh di lokasi bersama dengan Kirkland AFB di New Mexico. Pilotnya selamat dan dilarikan ke rumah sakit dengan luka serius. Rabu, 29 Mei 2024.

Kecelakan terjadi pada Selasa 28 Mei 2024 sekitar pukul 14.00 waktu setempat. Belum ada informasi yang tersedia mengenai penyebab kecelakaan itu. Namun dipastikan kecelakaan melibatkan F-35B. varian lepas landas pendek dan pendaratan vertikal yang digunakan oleh Korps Marinir.

Sejumlah video menunjukkan asap tebal terjadi di lokasi jatuhnya pesawat. Juga juga ada rekaman yang menunjukkan pesawat seharga lebih dari US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun (kurs R-16.000) tersebut hancur total.

Seorang pejabat pertahanan Amerika dikutip Task and Purpose mengatakan meskipun diterbangkan Korps Marinir, F-35B tersebut adalah pesawat uji pengembangan milik Lockheed Martin.

Lockheed Martin yang membuat F-35 mengonfirmasi bahwa yang jatuh adalah varian Korps Marinir. Ini berarti pesawat tersebut adalah varian F-35B.

Baca juga

Menurut Lockheed pesawat itu seeding dalam perjalanan dari Fort Worth, Texas, ke Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California. “Pesawat jatuh setelah berhenti mengisi bahan bakar di Pangkalan Angkatan Udara Kirtland, New Mexico.  Pilot berhasil melontarkan diri dengan selamat,” demikian pernyataan Lockheed Martin. 

Kecelakaan terakhir F-35 Amerika terjadi pada 17 September 2023. Ketika F-35B Korps Marinir Amerika jatuh di Carolina Selatan setelah pilotnya melontarkan diri karena kerusakan . Pesawat terus terbang sekitar 100 km  sebelum jatuh di sebuah lapangan dekat Indiantown, Carolina Selatan. Insiden tersebut menyebabkan pencarian puing-puing selama sehari, yang akhirnya ditemukan di sebuah lapangan .

Sebelumnya pada 15 Desember 2022, sebuah F-35B jatuh saat melakukan pendaratan vertikal di Pangkalan Angkatan Laut Fort Worth di Texas. F-35B yang terlibat dalam kecelakaan itu adalah milik Lockheed karenanya belum dikirim ke pelanggan akhir.

Menurut Aviation Safety sejak program F-35 dimulai setidaknya ada 35 kecelakaan yang melibatkan F-35. Atau 36 setelah kecelakaan terakhir di Texas. Kecelakaan pertama terjadi 14 Februari 2014. Namun berdasarkan data dari f16.net, sejauh ini ada 17 kecelakaan pesawat F-35.  Sebagian besar F-35 yang mengalami kecelakaan milik Amerika Serikat. Sementara 1 milik Angkatan Udara Jepang dan  2 milik Inggris. Hingga saat ini lebih dari 1000 jet tempur tersebut telah dibangun.

F-35/USAF

Paling Mahal

Laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah yang dirilis pada bulan April 2024 menyebut F-35 sebagai sistem senjata paling ambisius dan mahal milik Pentagon. Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Korps Marinir Amerika  saat ini menerbangkan sekitar 630 unit F-35,dDan berencana untuk membeli total sekitar 2.500 unit pada pertengahan tahun 2040-a. 

Pentagon berencana menghabiskan US$2 triliun untuk membeli dan memelihara armada tersebut sebelum armada terakhirnya dijadwalkan pensiun pada tahun 2088.

Baca juga

F-35 pertama kali terbang pada tahun 2006.  Sejak awal program ini disebut memiliki masalah dari tingkat konseptual. Etos di balik pesawat ini adalah membangun satu pesawat untuk digunakan pada berbagai jenis misi dan oleh negara lain. Mereka berusaha menciptakan yang terbaik dari kedua dunia. Yakni  menggabungkan jet tempur kecil yang gesit dan pesawat jarak jauh.

Ketika sebuah pesawat dirancang untuk memenuhi beberapa kategori, pabrikan harus melakukan trade-off desain agar pesawat tersebut dapat melakukan segalanya. Meski pesawat tersebut dapat digunakan dalam berbagai misi, namun tidak dapat melakukan apa pun dengan baik.

Berbagai masalah ditemui F-35 sepanjang program. Bahkan produksi skala penuh dari jet tempur ini baru dimulai pada Maret 2024 ini. Sekitar 23 tahun setelah Lockheed Martin memenangkan kontrak joint strike fighter.

Ironisnya pengumuman produksi tingkat penuh ini muncul ketika pengiriman F-35 ditunda karena masalah Tech Refresh 3. Teknologi yang menjadi landasan peningkatan Blok 4. Lockheed menyimpan lebih dari 70 unit F-35 yang telah selesai hingga pengujian selesai.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 29 May 2024