Akademisi: Rumah Baba Boentjit Aset Unik Khas Palembang, Mari Peduli dan Jaga

Senin, 10 Oktober 2022 05:56 WIB

Penulis:Nila Ertina

Editor:Nila Ertina

Rumah Baba Boentjit
Rumah Baba Boentjit (Dok.WongKito.co/Nila Ertina)

PALEMBANG, WongKito.co - Akademisi dari Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr Maya Fitri Oktari , ST,MT mengajak untuk peduli kampung di tepi Sungai Musi, Kota Palembang karena banyak bangunan unik dan bersejarah yang dipastikan akan menarik wisatawan datang ke kota pempek, salah satunya Rumah Baba Boentjit.

Ia mencontohkan Rumah Baba Boentjit menjadi salah satu bangunan unik yang merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Melayu.

Rumah Baba Boentjit telah berusia ratusan tahun, yang hingga kini kokoh berdiri di tepi Sungai Musi. Selain itu, Kampung Al Munawar dan Kampung Kapitan sudah lebih dahulu menjadi tujuan wisata di kota pempek.

Ia bercerita masing-masing rumah atau bangunan heritage di pinggir Sungai Musi memiliki keunikan yang tentunya berbeda, seperti Rumah Baba Boentjit dengan akultrasi Tionghoa dan Melayu.

Sedangkan Kampung Al Munawar merupakan permukiman masyarakat keturunan Arab yang kental dengan budaya Timur Tengahnya. Lalu, Kampung Kapitan meskipun rumah milik keturunan Tionghoa tetapi bangunannya perpaduan dengan budaya Eropa atau  kolonial.

"Kami secara rutin melakukan survei dengan melibatkan tim terdiri dari dosen dan mahasiswa," kata dia lagi.

Baca Juga:

Maya menjelaskan survei dilaksanakan dengan mendatangi kampung-kampung yang di sana berdiri bangunan bersejarah.

"Luar biasa, memang banyak ditemukan bangunan dengan karekter unik yang tentunya sangat potensial untuk dijadikan aset pariwisata sehingga penting untuk dilestarikan sebagai upaya menjaga juga aset bersejarah," ujar dia.

Libatkan Masyarakat Lokal

Dalam melestarikan bangunan-bangunan bersejarah di tepi Sungai Musi,  seperti Rumah Baba Boentjit Maya mengungkapkan pentingnya melibatkan masyarakat lokal.

Upaya mengajak warga untuk peduli dalam menjaga bangunan unik dan bersejarah  tersebut menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan.

"Masyarakat bagian penting dalam menjaga eksistensi bangunan dan juga menjadi penggerak utama mendorong terciptanya lingkungan bersih dan tertata dengan baik," kata Maya.

Dengan demikian, dia menambahkan kesan kalau selama ini permukiman di tepi sungai itu kumuh secara bertahap bergeser dan menjadi kawasan yang memang menarik untuk dikunjungi wisatawan.

Baca juga:

Dimana nantinya, dengan ramainya kunjungan wisatawan ke rumah-rumah dengan arsitek ciri khas Palembang karena memang tidak bisa ditemukan di daerah lain dampaknya akan dirasakan langsung oleh masyarakat lokal.

"Apalagi di kawasan tersebut sejak lama tumbuh industri-industri kecil rumah tangga yang notabene menjadi daya tarik  bagi wisatawan, dan tentunya berdampak pada peningkatan ekonomi warga," jelas dia.

"Kami menargetkan kelak masyarakat lokallah yang mendapatkan manfaat dari pengembangan kawasan tersebut menjadi objek wisata," ujar dia lagi.

Sinergi dengan Stakeholder

Bagian terpenting lainnya, dalam upaya mendorong kawasan tepi Sungai Musi mengembalikannya menjadi sentra budaya dan ekonomi layaknya di masa Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang Darussalam tentunya bersinergi dengan semua pihak yang berkepentingan atau stakeholder.

Sinergi Unsri dengan Pemkot Palembang dan Pemprov Sumatera Selatan serta stakeholder lainnya sangat penting untuk mendukung terealisasinya kawasan tepi sungai yang menjadi tujuan utama wisata di kota pempek.

"Kita bisa mencontoh Malaysia yang awalnya kondisi sungainya tidak jauh berbeda dengan Sungai Musi, kini sudah menjadi objek wisata andalan dan berdampak langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal," kata dia.

Namun, untuk menuju ke sana memang butuh proses panjang yang tidak mudah, dengan niat dan usaha yang optimal tentunya bisa terealisasi.

"Saya optimistis menjadikan tepi Sungai Musi sebagai tujuan utama wisatawan akan terwujud, namun memang tidak bisa dipastikan waktunya," kata dia lagi.

Untuk membangunan keterkaitan dengan masyarakat, dosen dan mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur Unsri, Minggu (9/10/2022) mengajak warga sekitar Rumah Baba Boentjit mengikuti sejumlah kegiatan  bersama, diantaranya dengan menyimak presentasi desain dari puluhan mahasiswa yang hadir.

Anak-anak pun dilibatkan dengan menyelenggarakan sejumlah kegiatan, seperti melukis di atas layangan.(Nila Ertina)