Pertanian
Selasa, 01 Agustus 2023 12:50 WIB
Penulis:admin
Editor:admin
JAKARTA, WONGKITO.CO - Menghadapi dampak El nino Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta Perum Bulog untuk menambah jumlah pasokan beras hingga satu juta ton.
Saat ini stok beras di Perum Bulog mencapai 800 ribu ton. Dalam dua pekan ke depan, stok akan terus ditambah untuk menjaga stok beras nasional. “Stok ini nantinya untuk kondisi yang aman sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu untuk stabilisasi pasokan dan harga serta kondisi kedaruratan,” ujar Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, dalam keterangan resmi, dikutip Selasa 1 Agustus 2023.
Bapanas menyatakan pengadaan beras tersebut sebagai salah satu langkah strategis agar El Nino tidak berdampak serius terhadap ketahanan pangan nasional. Guna menjaga stok beras, Perum Bulog diminta melakukan penyerapan dengan mengutamakan produksi dalam negeri.
Di luar penyerapan beras dalam negeri, Perum Bulog akan melakukan impor beras sejumlah 2 juta ton untuk memenuhi target pemerintah dengan tetap mempertimbangkan situasi dan kondisi perberasan nasional serta memprioritaskan beras produksi dalam negeri.
Baca juga
Tidak hanya meningkatkan stok beras, berbagai langkah lainnya untuk mengantisipasi dampak El Nino dilakukan dengan menjaga stabilitas pangan melalui serangkaian langkah aksi mulai dari Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP).
Program bantuan pangan beras juga telah disalurkan pada periode April-Juni kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Tahap kedua akan digelontorkan pada Oktober sampai Desember untuk menjaga daya beli dan mengendalikan inflasi pangan.
Bapanas gencar melakukan sinergi dengan pemerintah daerah, BUMN/BUMD pangan, asosiasi, dan pelaku usaha melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) serta melakukan distribusi dari daerah surplus ke daerah yang kekurangan pangan. Langkah ini untuk memastikan agar stok pangan terjaga dengan baik.
Indonesia memiliki banyak potensi sumber daya pangan berbasis kearifan lokal sehingga untuk mengantisipasi dampak El Nino tidak hanya bergantung pada stok beras sebagai pangan pokok. Perlu adanya penganekaragaman pangan sebagai salah satu exit strategy
“Beras memang menjadi pangan pokok yang dikonsumsi mayoritas masyarakat Indonesia. Namun masih banyak sumber karbohidrat dan protein yang tersebar di berbagai daerah, misalnya sagu di Indonesia Timur," ujar Arief.
Keberadaan potensi pangan lokal tersebut dapat mengakselerasi keragaman produksi dan menjadi kekuatan dalam mengantisipasi dampak El Nino. “Kita ingin ketahanan pangan yang berlandaskan kemandirian dan kedaulatan nasional” tambah Arief.
Baca juga
Keberadaan El Nino berpengaruh terhadap penurunan produksi pangan sehingga perlu untuk mengurangi Food loss and Waste (kehilangan dan pemborosan makanan) dan belanja dengan bijak.
Stop boros pangan dapat diterapkan dengan benar-benar mengonsumsi makanan sampai habis tak bersisa. Sementara belanja bijak dapat diaplikasikan dengan membeli keperluan pangan sesuai kebutuhan dan tidak perlu sampai panic buying.
Masyarakat dihimbau untuk tidak boros dalam berbelanja pangan karena akan merugikan ekonomi dan lingkungan. “Belanja bijak ini bagian dari kontribusi kita bersama untuk menjaga ketahanan pangan. Dengan berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak panic buying tentunya demand di masyarakat tidak mengalami rush yang memicu kelangkaan pasokan dan lonjakan harga” tutur Arief.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Khafidz Abdulah Budianto pada 01 Aug 2023
21 hari yang lalu