Begini 7 Tradisi Unik Sambut Kepulangan Jemaah Haji di Indonesia

Minggu, 29 Juni 2025 00:47 WIB

Penulis:Susilawati

Ilustrasi Haji - Panji 1.jpg
Sudah 41 Ribu Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah, 4 Orang Wafat. (ilustrasi jemaah haji Indonesia/Foto : Panji Asmoro/TrenAsia (trenasia.com)

JAKARTA – Kepulangan jemaah haji dari Tanah Suci menjadi momen yang dinanti. Momen ini selalu diwarnai perasaan bahagia. Kepulangan jemaah haji di Indonesia juga dirayakan dengan beragam tradisi penyambutan yang unik dan sarat akan nilai budaya di setiap daerah. 

Berikut beberapa tradisi unik menyambut kepulangan jemaah haji.

Tradisi Unik Menyambut Kepulangan Jemaah Haji

Dilansir dari berbagai sumber, berikut radisi unik menyambut kepulangan jemaah haji di Indonesia:

1. Tradisi Pakai Baju dan Perhiasan Mencolok di Makassar

Biasanya, jemaah haji identik dengan pakaian serba putih sebagai simbol keberangkatan mereka menunaikan ibadah haji. Namun, berbeda dengan jemaah asal Makassar yang justru memilih tampil mencolok dengan busana dan perhiasan saat kepulangan mereka.

Tak hanya itu, para jemaah pria juga kerap mengenakan jubah bergaya Raja Salman serta gamis panjang. Gaya berpakaian yang mewah dan unik ini telah menjadi tradisi yang melekat bagi jemaah haji dari Sulawesi Selatan.

Baca juga:

2. Tradisi Tahlilan Tasyakuran di NTB

Di Lombok Timur, masyarakat mengadakan acara tahlilan dan tasyakuran baik saat keberangkatan maupun kepulangan jemaah haji. Tradisi ini menjadi momen kebersamaan bagi warga untuk berdoa dan menyampaikan rasa syukur secara bersama-sama.

3. Tradisi Arak-arakan Kendaraan di Madura

Masyarakat Madura memiliki tradisi unik bernama Asajere untuk menyambut kepulangan jemaah haji. Dalam tradisi ini, keluarga atau tetangga yang baru pulang dari Tanah Suci akan diarak secara bersama-sama menggunakan kendaraan seperti motor atau mobil. Keunikan tradisi ini terletak pada durasinya yang berlangsung hingga 40 hari.

Setelah prosesi arak-arakan selesai, para jemaah haji akan menikmati sajian khas Madura. Hidangan ini tidak hanya dinikmati oleh tuan rumah, tetapi juga disajikan kepada para tamu yang datang berkunjung.

4. Tradisi Pembagian Air Zam-zam di Bangkalan

Di Bangkalan, tradisi yang dilakukan lebih menekankan pada rasa kebersamaan antara keluarga dan tetangga.

Tradisi ini dikenal dengan nama Azera, yaitu sebuah kebiasaan masyarakat Bangkalan untuk menyambut jemaah haji yang baru pulang. Dalam pelaksanaannya, keluarga jemaah akan menjamu para tamu dengan beragam hidangan lezat.

Tak hanya itu, mereka juga membagikan air zam-zam serta camilan khas Timur Tengah. Tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun dan biasanya dilakukan setiap musim haji.

5. Tradisi Walimatul Naqiah di Kalimantan Tengah

Warga Kalimantan Tengah merayakan kepulangan jemaah haji dengan mengadakan syukuran sederhana yang dikenal sebagai Walimatul Naqiah. Dalam tradisi ini, digelar doa bersama, penyajian hidangan, serta tausiyah sebagai bentuk rasa syukur atas selesainya ibadah haji.

6. Tradisi Makan Bersama di Bojonegoro

Di Bojonegoro, terdapat tradisi khas dalam menyambut kepulangan jemaah haji yang dikenal dengan sebutan silaturahmi bersama. Tradisi ini dilakukan dengan mengunjungi keluarga atau tetangga yang baru kembali dari Tanah Suci.

Berbeda dengan tradisi di Makassar yang menonjolkan pakaian mencolok, masyarakat Bojonegoro lebih menitikberatkan pada kebersamaan dan kehangatan dalam berinteraksi antar keluarga maupun tetangga.

Umumnya, makanan yang disajikan merupakan hidangan rumahan yang diatur memanjang di atas karpet. Para tamu kemudian duduk bersama, mengobrol hangat, dan menikmati santapan yang telah disediakan.

7. Tradisi Pulang Aji di Betawi

Masyarakat Betawi memiliki kebiasaan khas saat menyambut kepulangan jemaah haji, yang dikenal dengan tradisi pulang aji. Dalam tradisi ini, jemaah yang baru kembali dari Tanah Suci tidak diperkenankan keluar rumah sembarangan selama 40 hari. Selama masa tersebut, mereka biasanya mengadakan pengajian dan tausiyah, serta mulai dipanggil dengan sebutan Pak Haji atau Bu Haji.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Distika Safara Setianda pada 28 Jun 2025