Senin, 21 Februari 2022 20:24 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA - Dengan alasan efisiensi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana membubarkan empat perusahaan BUMN dalam waktu dua tahun ke depan. Saat ini, berjumlah 41 BUMN jika ditambah empat lagi dibubarkan maka tersisa 37 pada 2024.
Namun, Erick memastikan bahwa perampingan perusahaan BUMN menjadi bagian penting dari proses transformasi yang dilakukan di tubuh perusahaan pelat merah guna mengungkit kinerja di masa depan.
"Saya mungkin dua tahun ke depan masih bisa (membubarkan) dari 41 perusahaan BUMN menjadi 37 perusahaan BUMN," ujar Erick dikutip Senin, 21 Februari 2022.
Sejauh ini, setidaknya sudah ada 67 BUMN yang dibubarkan pemerintah. Dari semula berjumlah 108 perusahaan, kini BUMN tinggal berjumlah 41 perusahaan yang terdiri dari 12 klaster besar. Ke depan, Erick berencana terus melakukan efisiensi bisnis dengan mengurangi entitas usaha BUMN.
Baca Juga:
Tahun lalu, Kementerian BUMN membubarkan total tujuh BUMN. Dari ketujuh BUMN yang dibubarkan itu, tiga di antaranya sudah berhenti beroperasi yaitu PT Merpati Nusantara Airlines, PT Iglas, dan PT Kertas Kraft Aceh. Kemudian, PT Kertas Leces sudah dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Niaga Surabaya pada September 2018.
BUMN lain yang akan dibubarkan adalah PT PANN yang beroperasi di luar bisnis utama perusahaan serta merugi. Kemudian, ada PT Istaka Karya yang sebetulnya masih beroperasi namun kondisi keuangan tidak sehat. Terakhir, ada PT Industri Sandang Nusantara (Persero) yang kondisi keuangannya sudah tidak sehat.
Ketika isu kelangkaan batu bara mendera Indonesia pada awal tahun ini, Erick pun berencana membubarkan PT PLN Batu Bara, anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) di sektor pertambangan. Beberapa perusahaan lain siap "dikubur" jika tidak menunjukkan perbaikan kinerja.
Baca Juga:
Tidak menutup kemungkinan, lanjut Erick, dalam perkembangannya perusahaan-perusahaan BUMN akan makin ramping. Dia memperkirakan, jumlah BUMN pada periode setelah tahun 2024 hanya tinggal 30 unit.
"Kita (punya) roadmap 10 tahun di mana Menteri BUMN yang berikutnya kita minta untuk menyelesaikan program (perampingan) yang dari 41 perusahaan BUMN menjadi 30 perusahaan BUMN. Di situlah kita makin sizeable," pungkasnya.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan perampingan BUMN ini merupakan salah satu langkah strategis dalam proses transformasi yang sedang berlangsung belakangan ini.
Hasil dari transformasi tersebut terbukti dari peningkatan kinerja BUMN dalam dua tahun pandemi in. Laba bersih BUMN terbang hingga 592,3% pada 2021 menjadi Rp90 triliun dari tahun 2020 hanya Rp13 triliun.
"Kita baru rapat secara internal, yang tadinya di tahun 2020 profit kita Rp13 triliun, di kuartal ketiga 2021 Rp61 triliun, prediksinya karena masih belum audited, itu sampai kuartal empat itu Rp90 triliun," katanya.
Dia menegaskan bahwa lonjakan kinerja BUMN selama tahun kedua pandemi membuktikan keberhasilan perbaikan dan transformasi yang dilakukan internal BUMN.
"Ini efisiensi yang luar biasa, business model yang berjalan dengan baik terlepas dari harga komoditas lagi naik," ungkapnya.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Daniel Deha pada 21 Feb 2022