EBT
Senin, 22 April 2024 20:44 WIB
Penulis:Nila Ertina
LAHAT, WongKito.co - Pada peringatan Hari Bumi Sedunia, 22 April 2024 puluhan pemuda dan pemudi dari Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam dan daerah lain di Sumatera Selatan melakukan aksi membentangkan spanduk "KEMANA PAHLAWAN BUMI SEGANTI SETUGUAN SIAPA PERUSAK SUNGAI LEMATANG USUT PERUSAK LINGKUNGAN".
Spanduk berukuran 4x3 meter dibentang pada tiga lokasi yaitu Jembatan Kebur PLTU Keban Agung, Simpang 3 Lembayung dan Taman Ayek Lematang di Kabupaten Lahat.
Koordinator aksi, Reza Yuliana yang juga pengurus Yayasan Anak Padi mengatakan mayoritas lahan di Kabupaten Lahat kini dieksploitasi perusahaan tambang batu bara.
"Kami dikepung tambang batu bara dan PLTU, sehingga udara bersih dirampas dan lahan pun kini tidak lagi produktif akibat aktivitas penambangan," kata dia, disela-sela aksi peringatan Hari Bumi Sedunia, Senin (22/4/2024).
Baca Juga:
Reza menambahkan aksi bentang spanduk tersebut tidak hanya diikuti anggota Yayasan Anak Padi, tetapi juga didukung oleh Sumsel Bersih, Green Leadrship Indonesia Posko Merdeka dan Komunitas Pecinta Alam Mapatera.
"Dukungan dari komunitas dan masyarakat luas sangat kami butuhkan agar perjuangan mengembalikan udara sehat dan lahan produktif karena itu, aksi-aksi dan pendampingan terus dilakukan," ujar Reza yang belum lama ini menjadi salah satu pemuda yang diwisuda pada Green Leadership Indonesia Program Institusi Hijau Indonesia.
Ia menjelaskan bencana besar dari eksploitasi batu bara terus mengancam masyarakat terutama di kawasan Merapi Area.
Masyarakat tidak bisa lagi mendapatkan air bersih, banyak tanaman dan hewan yang kini terancam punah, selain itu bencana hidrometeorologi kerap menjadi ancaman akibat tidak adalah drainase yang mampu mengalirkan air saat musim hujan sehingga sudah sering terjadi banjir.
Dia mencontohkan, pada 9 Maret 2023 hampir separuh kawasaan Kabupaten Lahat terendam banjir. Dimana diantaranya 18 Desa yang berada di Merapi Barat terkena banjir bandang.
Salah satu desa rentan banjir yaitu Desa Muara Maung pada saat hujan deras Sungai Kungkilan meluap yang mengakibatkan banjir. Masyarakat yang berada di pinggir Sungai Kungkilan mengalami rasa ketakutan pada saat hujan deras yang mengakibatkan luapan Sungai Kungkilan masuk ke rumah dan merendam kebun sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
Hasil ekspedisi yang dilakukakan Yayasan Anak Padi menemukan di kaki- kaki Bukit Serelo sudah banyak perusahaan melakukan ekspolitasi batu bara dan lubang tambang yang tidak direklamasi.
Reza menegaskan, aksi bentang spanduk ini dapat membuka mata pemerintah dan stakeholder agar memberikan solusi permasalahan lingkungan yang terjadi di Kabupaten Lahat dan tentunya menambah barisan pemuda dan masyarakat yang bernai dalam memperjuangkan hak atas lingkungan yang baik dan sehat.
Baca Juga:
Sementara Ariansa perwakilan dari Mapatera Pagar Alam menatakan sengaja datang ke Lahat dan ikut aksi bersama pemuda setempat untuk bersolidaritas sekaligus membantu mengkampanyekan kerusakan lingkungan yang terjadi di daerah tersebut.
"Selama menginap di posko Yayasan Anak Padi kami menyaksikan dan merasakan langsung dampak yang di timbulkan dari aktivitas pertambangan. Mulai dari pencemaran udara, jalan raya yang berdebu, air sungai yang tercemar," kata dia.
Kondisi tersebut, tentunya sangat memprihatinkan, karena itu Ia menambahkan mengajak pemuda dan pemudi untuk peduli pada lingkungan, termasuk bersatu melawan kerusakan lingkungan.(ja)