Senin, 10 November 2025 18:04 WIB
Penulis:Susilawati

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto resmi menetapkan 10 tokoh bangsa sebagai Pahlawan Nasional dalam upacara di Istana Negara pada peringatan Hari Pahlawan 2025. Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) yang dibacakan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Kesepuluh tokoh tersebut berasal dari berbagai latar belakang mulai dari presiden, ulama, aktivis buruh, hingga pendidik yang dinilai telah memberikan kontribusi luar biasa bagi bangsa dan negara.
Dilansir TrenAsia jejaring WongKito.co dari berbagai sumber, Senin, 10 November 2025, berikut sederet latar belakang ke 10 Pahlawan Nasional yang baru ditetapkan,
Presiden ke-2 Republik Indonesia ini memimpin selama 32 tahun (1967–1998). Dikenal sebagai tokoh pembangunan, Soeharto dianggap berhasil menstabilkan ekonomi pasca-peralihan kekuasaan dari era Soekarno. Melalui kebijakan Repelita dan Trilogi Pembangunan, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi signifikan.
Namun, pemerintahannya juga diwarnai kontroversi, terutama menjelang reformasi 1998. Penganugerahan gelar pahlawan nasional dinilai sebagai pengakuan atas “jasa besar dalam menjaga stabilitas nasional dan pembangunan jangka panjang.”
Presiden ke-4 RI ini dikenal sebagai Bapak Pluralisme Indonesia. Ia memperjuangkan hak minoritas, membubarkan Departemen Penerangan, dan menghapus larangan terhadap etnis Tionghoa merayakan Imlek.
Sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Gus Dur berkontribusi besar dalam menguatkan demokrasi dan kebebasan beragama. Pemerintah menilai Gus Dur sebagai simbol toleransi dan rekonsiliasi bangsa.
Baca juga : Merger Gojek-Grab Dikonfirmasi Mensesneg, Saham GOTO Langsung Naik
Aktivis buruh asal Jawa Timur ini dikenal karena perjuangannya menuntut keadilan dan hak pekerja pada awal 1990-an. Ia meninggal secara tragis setelah memimpin aksi protes di pabrik PT Catur Putra Surya.
Marsinah menjadi simbol keberanian rakyat kecil melawan ketidakadilan dan kini diakui secara resmi sebagai Pahlawan Nasional — penghargaan yang lama ditunggu oleh kalangan serikat buruh.
Sebagai Menteri Luar Negeri era Soeharto, Mochtar dikenal dengan konsep Wawasan Nusantara dan peran pentingnya dalam Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS).
Ia memperjuangkan batas wilayah laut Indonesia dan kedaulatan maritim, menjadikannya salah satu arsitek diplomasi modern Indonesia.
Tokoh pendidikan perempuan asal Sumatera Barat ini mendirikan Diniyah Putri Padang Panjang, sekolah pertama khusus perempuan di Asia Tenggara (1923).
Melalui perjuangannya, ia membuka akses pendidikan bagi kaum perempuan di masa kolonial, menjadikannya pelopor kesetaraan gender dalam pendidikan Islam Indonesia.
Baca juga : Kritik Kehadiran Indonesia dalam KTT COP30
Letnan Jenderal TNI (Purn) ini dikenal karena perannya dalam penumpasan G30S/PKI serta kiprahnya dalam pembangunan Akademi Militer dan dunia pendidikan nasional.
Selain karier militernya, Sarwo Edhie juga aktif memperjuangkan nilai-nilai nasionalisme di kalangan pemuda. Ia adalah ayah dari Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono), istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Ulama besar dari Bangkalan, Madura, ini merupakan guru dari para pendiri Nahdlatul Ulama, termasuk KH Hasyim Asy’ari.
Syaikhona Kholil dikenal sebagai sosok karismatik yang berperan dalam penyebaran Islam dan perjuangan spiritual rakyat Madura pada masa kolonial. Ia dihormati karena keteguhannya mengajarkan ilmu dan nilai-nilai kebangsaan melalui pesantren.
Salah satu pendiri Nahdlatul Ulama dan tokoh pendidikan Islam Indonesia. Ia aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia serta memelopori sistem pendidikan madrasah modern.
Sebagai anggota Konstituante, Bisri Syansuri turut menyuarakan prinsip moral dan keagamaan dalam sistem hukum nasional.
Penguasa Kesultanan Bima, Nusa Tenggara Barat, yang memimpin rakyatnya dalam menghadapi kolonialisme Belanda. Ia dikenal bijak dalam mengatur pemerintahan, menegakkan hukum Islam, dan mendorong kemajuan pendidikan di daerahnya. Sosoknya menjadi simbol perjuangan daerah yang berkontribusi bagi NKRI.
Sultan Ternate dan tokoh penting dari Maluku Utara yang berperan aktif dalam integrasi wilayah timur Indonesia ke dalam NKRI. Selain memimpin Ternate dengan pendekatan diplomatik, ia juga dikenal sebagai pendukung kuat pembangunan pendidikan dan kebudayaan di kepulauan Maluku.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 10 Nov 2025