KabarKito
Industri Tekstil Tertekan Picu PHK, Persempit Peluang Kerja
JAKARTA, WongKito.co - Industri tekstil Indonesia kembali menghadapi masa sulit yang berdampak luas tidak hanya pada ekonomi nasional, tetapi juga pada masa depan generasi muda yang sedang memasuki dunia kerja. Tekanan ini muncul di saat sektor padat karya itu dilaporkan menjadi salah satu penyumbang utama pemutusan hubungan kerja (PHK) dan terus mengalami penurunan aktivitas pabrik.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), Ristadi mengatakan, PHK yang terjadi berkaitan erat dengan produk impor yang membanjiri pasar dalam negeri. Ia menyebutkan total PHK yang dilaporkan ke KSPN periode Januari-Oktober 2025 mencapai 47.115 pekerja.
Selain itu, industri tekstil juga mengadu pada kanal debottlenecking yang dibuat khusus untuk pengaduan layanan bagi para pengusaha. Salah satu perusahaan yang dipanggil Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam forum pembahasan tersebut adalah PT Mayer Indah Indonesia, produsen bordir dan kebaya yang telah beroperasi sejak 1973.
- Simak 6 Tips Jaga Berat Badan Tetap Ideal saat Liburan
- Begini Resep Muffin Gurih Isi Daging dan Sayuran
- Upah Minimum Kota Palembang Naik, Cek Besarannya Yuk!
Perusahaan ini menyampaikan keluhan terkait sulitnya mengakses pembiayaan perbankan, baik dari bank swasta maupun bank anggota Himbara, meskipun pemerintah telah menggelontorkan tambahan likuiditas hingga Rp276 triliun sejak September 2025.
Dalam pertemuan dengan sejumlah kementerian dan lembaga, General Manager PT Mayer Indah Indonesia, Melisa Suria, mengungkapkan bahwa tekanan terhadap kinerja perusahaan sudah dirasakan sejak masa pandemi Covid-19. Penurunan omzet yang mencapai lebih dari 50% pada periode tersebut menjadi titik awal melemahnya kondisi keuangan perusahaan.
Dalam lima tahun terakhir, situasi industri tekstil yang kian berat semakin memperburuk kondisi usaha. Cadangan dana perusahaan terkuras, sementara derasnya impor pakaian bekas atau thrifting di pasar domestik menambah tekanan.
“Konveksi-konveksi yang menjadi langganan kami semuanya pada pulangin orang-orangnya ke kampung. Kemudian kami mau jualan tidak bisa jualan karena harganya tidak masuk," ungkap Melisa Suria kepada Purbaya di kantor Kemenkeu, Jakarta, Selasa, 23 Desember 2025.
Fenomena ini dikhawatirkan berdampak besar bagi para pekerja muda dan pencari kerja baru (fresh graduate). Banyak lulusan yang kini menghadapi realitas sulit, peluang kerja di sektor yang sebelumnya menyerap banyak tenaga kerja kini semakin sempit. Hal ini yang menjadi gambaran bagi anak muda untuk beralih dan cakap pada sektor digital, UMKM, atau keterampilan freelance sebagai alternatif lapangan kerja baru.
Penanggulangan dari Pemerintah
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, menyatakan bahwa industri tekstil masih menjadi salah satu sektor strategis dan perlu adanya respons kebijakan yang terintegrasi untuk mencegah PHK massal.
“Industri tekstil memiliki peran besar dalam menyerap tenaga kerja. Karena itu, upaya pencegahan PHK perlu menjadi prioritas bersama agar perlindungan pekerja tetap optimal,” kata Netty, dalam keterangan persnya, dikutip pada Kamis, 25 Desember 2025.
- Simak 15 Teknologi Baru Ini Akan Kuasai Dunia Tahun 2027
- Membaca Peradaban Lewat Fotografi di Musi Fotografi Festival 2025
- Lemahnya Perlindungan Negara terhadap Perempuan Buruh Migran
Ia pun menyampaikan berbagai insentif yang telah disiapkan pemerintah, termasuk keringanan iuran jaminan sosial ketenagakerjaan dan kebijakan pengupahan. Namun, hal itu perlu disertai dengan penguatan pengawasan serta dukungan nyata bagi keberlangsungan industri.
Untuk menekan risiko dalam jangka panjang, pemerintah terus berupaya mengarahkan kebijakan pada pembukaan peluang kerja baru melalui dorongan stimulus ekonomi dan percepatan investasi infrastruktur.
Sinergi yang solid antara pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha, serta masyarakat sipil, membantu memastikan program berjalan efektif dalam meredam dampak PHK massal terhadap perekonomian dan stabilitas sosial nasional.
Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com, jejaring media WongKito.co, pada 25 Desember 2025.

