Sabtu, 26 April 2025 19:41 WIB
Penulis:Susilawati
Editor:Susilawati
JAKARTA – Investasi perak menjadi pilihan yang menarik bagi investor yang mencari alternatif selain emas. Dengan harga yang lebih terjangkau, perak memberikan aksesibilitas bagi mereka yang memiliki modal terbatas.
Dilansir dari Blackwell Global, seperti emas, perak termasuk komoditas tertua yang diperdagangkan. Meskipun kita tidak lagi menggunakan koin perak sebagai mata uang, logam mulia ini memiliki banyak kegunaan di sektor manufaktur dan pembuatan perhiasan. Hal ini menjadikan perak sebagai komoditas perdagangan yang populer.
Seperti halnya investasi pada barang berharga lainnya, perak termasuk dalam kategori instrumen investasi dengan risiko rendah. Berbeda dengan investasi saham yang bisa menyebabkan kerugian besar ketika harga saham tiba-tiba jatuh, serta potensi penipuan dari bisnis yang dibiayai, memilih perak sebagai instrumen investasi cenderung menghadirkan risiko yang lebih kecil.
Baca juga:
Perak merupakan logam mulia yang banyak dimanfaatkan dalam pembuatan perhiasan, koin, perangkat elektronik, dan fotografi. Logam ini memiliki konduktivitas listrik tertinggi di antara semua logam, menjadikannya sangat bernilai.
Dilansir dari Investopedia, di berbagai budaya dan agama di dunia, perak sering digunakan dalam upacara tradisional dan dikenakan sebagai perhiasan dalam momen-momen penting. Para investor dapat memiliki perak dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk investasi yang didukung oleh logam mulia tersebut.
Logam mulia adalah jenis logam yang memiliki nilai tinggi karena kelangkaannya. Kelompok ini umumnya mencakup platinum, emas, dan perak. Meskipun emas lebih populer di kalangan investor, perak tetap menjadi logam yang sangat diminati karena harganya yang lebih terjangkau serta kegunaannya yang luas.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, perak sering digunakan dalam pembuatan perhiasan dan koin, serta dulunya berperan penting dalam industri fotografi. Selain itu, perak menjadi komponen utama dalam perangkat elektronik karena memiliki daya hantar listrik tertinggi dibandingkan logam lainnya.
Banyak perusahaan perak memiliki dan mengelola tambang mereka sendiri untuk menambang perak dan logam mulia lainnya. Sebagian besar perusahaan ini juga terlibat langsung dalam proses produksi perak.
Pada tahun 2023, lebih dari 25.800 ton perak berhasil ditambang. Negara dengan produksi perak terbesar pada tahun tersebut adalah Meksiko, China, dan Peru. Amerika Serikat sendiri menyumbang hampir 1.000 ton perak. Sebagian besar perak yang dihasilkan di dunia berasal sebagai produk sampingan dari penambangan timbal-seng, tembaga, dan emas.
Investor dan trader membeli perak melalui pasar komoditas. Pasar komoditas untuk logam mulia umumnya terdapat di Jepang, London, daratan Eropa, dan Amerika Serikat. Perorangan bisa membeli perak dalam bentuk batangan, koin, atau bullion.
Selain itu, investor juga dapat memilih instrumen investasi yang didukung oleh perak tanpa harus memiliki fisik logamnya, seperti reksa dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), saham perusahaan tambang perak, atau reksa dana konvensional.
Harga spot perak adalah nilai yang harus dibayar investor untuk membeli satu ounce perak dengan pengiriman segera. Biasanya, pembeli juga dikenakan biaya tambahan di luar harga ini sebagai premi atas setiap transaksi pembelian. Nilai perak sendiri dihitung berdasarkan harga per ounce.
Meskipun perhatian global lebih banyak tertuju pada pergerakan harga emas, perak juga dianggap penting oleh banyak pihak dalam menganalisis potensi pergerakan pasar komoditas maupun pasar secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pelaku pasar yang memperdagangkan perak berdasarkan tren makroekonomi global.
Harga perak dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ketersediaan dan permintaan, tingkat inflasi, serta kekuatan dolar AS. Harga perak cenderung naik ketika pasokannya menipis. Ketika nilai dolar melemah, investor biasanya mulai mencari instrumen investasi yang lebih stabil, seperti logam mulia termasuk perak, sebagai tempat yang aman untuk menyimpan dana.
Pada awal 1980-an, harga perak per ounce sempat mencapai puncaknya di atas US$20 per troy ounce, namun kembali turun selama dekade 1990-an. Menjelang tahun 2014, harga perak naik menjadi sekitar US$19 per ounce. Sementara, rata-rata harga penutupan perak sepanjang tahun 2023 berada di angka US$23,40 per ounce.
Selain itu, beberapa analis memperkirakan harga perak akan naik lebih cepat dibandingkan emas dalam beberapa tahun ke depan, dengan proyeksi harga mencapai US$30 hingga US$40 per troy ounce pada tahun 2025.
Dilansir dari Blackwell Global, untuk menguasai strategi perdagangan perak, penting untuk memahami berbagai faktor yang memengaruhi naik turunnya harga perak. Berikut ini adalah sejumlah faktor utama yang paling berpengaruh terhadap pergerakan harga perak.
Perak memiliki pasokan yang terbatas, itulah salah satu alasan mengapa logam ini digolongkan sebagai logam mulia. Ketika permintaan melebihi pasokan, harga perak cenderung naik. Sebaliknya, saat permintaan menurun, harga biasanya ikut turun.
Namun, terkadang pergerakan harga tidak selalu sebanding dengan perubahan pasokan dan permintaan. Misalnya, jika ditemukan penggunaan baru untuk perak, hal tersebut bisa memicu lonjakan pembelian dan mendorong harga naik.
Permintaan terbesar terhadap perak berasal dari berbagai sektor industri. Sebagai contoh, dulu industri fotografi menggunakan perak dalam jumlah besar karena sifatnya yang sensitif terhadap cahaya. Selain itu, perak juga banyak digunakan dalam pembuatan perhiasan, koin, dan berbagai barang lainnya yang dihargai karena nilai intrinsiknya.
Perak memiliki banyak kegunaan di sektor industri karena kemampuannya yang tinggi dalam memantulkan cahaya, menghantarkan listrik, dan menghantarkan panas:
Perak juga digunakan dalam baterai, kedokteran gigi, layar sentuh, komputer, ponsel, dan kendaraan bermotor.
Ketika kondisi ekonomi sedang kuat, konsumen cenderung lebih banyak membelanjakan uangnya untuk barang-barang mewah seperti perhiasan perak, jam tangan, dan produk lain yang terbuat dari logam mulia.
Oleh karena itu, kesehatan ekonomi menjadi salah satu pendorong utama permintaan. Mengikuti kalender ekonomi dapat membantu memantau rilis data ekonomi penting, terutama dari negara-negara dengan tingkat konsumsi perak yang tinggi.
Amerika Serikat merupakan konsumen perak terbesar di dunia, disusul oleh China, Jepang, India, Jerman, Italia, Thailand, Korea Selatan, serta Inggris dan Irlandia.
Faktor ekonomi seperti inflasi dan kenaikan suku bunga biasanya mendorong permintaan terhadap perak. Logam putih ini sering dianggap sebagai investasi yang aman dan lindung nilai terhadap inflasi, terutama ketika nilai mata uang kertas menurun akibat tekanan inflasi. Perak juga memiliki hubungan terbalik dengan suku bunga—di mana harga perak cenderung turun ketika suku bunga naik.
Seperti emas, perak cenderung mempertahankan daya beli dan nilainya meskipun nilai mata uang kertas dan aset lainnya mengalami penurunan. Hal ini menjadikan perak sebagai investasi yang dianggap aman, di mana harganya biasanya naik saat terjadi ketidakpastian ekonomi atau gejolak geopolitik.
Sebaliknya, ketika kondisi ekonomi membaik dan pemerintahan stabil, harga perak cenderung menurun karena para investor beralih ke instrumen investasi yang menawarkan risiko dan imbal hasil lebih tinggi.
Mata uang cadangan dunia ini memiliki hubungan terbalik dengan perak. Secara historis, ketika USD menguat, harga perak cenderung turun. Emas juga memiliki hubungan serupa dengan dolar AS.
Data historis menunjukkan harga perak cenderung naik ketika harga emas melonjak. Beberapa trader berpengalaman membangun strategi perdagangan perak mereka berdasarkan rasio emas-perak (GSR).
Rasio ini menunjukkan logam mana yang sedang mengalami kenaikan nilai relatif terhadap logam lainnya. Rasio yang tinggi berarti emas lebih mahal dibandingkan perak, sementara rasio yang rendah berarti emas lebih murah dibandingkan perak. Trader menggunakan rasio ini untuk membuat keputusan beli dan jual.
Kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan, ketidakstabilan politik, perubahan regulasi terkait pertambangan atau lingkungan, kebijakan perdagangan, dan ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi harga perak
Misalnya, ketegangan yang meningkat di Timur Tengah pada September-Oktober 2024 menyebabkan para investor beralih ke perak karena statusnya sebagai investasi yang dianggap aman.
Sentimen investor terhadap logam mulia dipengaruhi oleh tren pasar, perkiraan analis, dan berita terkini. Persepsi tentang dampak peristiwa geopolitik, inflasi, dan kondisi ekonomi juga memengaruhi sentimen pasar.
Oleh karena itu, penting untuk memantau berita ekonomi dan geopolitik guna memperkuat strategi perdagangan perak Anda.
Investasi perak dapat dilakukan dalam beberapa cara:
Pilih jenis perak yang akan diinvestasikan. Sama seperti emas, Anda bisa memilih antara dua jenis perak, yaitu perak dalam bentuk koin (silver coins) atau perak batangan (silver bars).
Keduanya mudah untuk disimpan, namun perak batangan lebih mudah untuk dirawat karena memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih mudah disusun dibandingkan dengan koin perak.
Lakukan riset untuk menemukan produsen perak dengan kualitas terbaik. Saat ini, sumber perak terbaik berasal dari Turki, Kanada, Australia, Austria, Jerman, Inggris, dan Swiss. Namun, jika Anda tidak memiliki akses ke negara-negara tersebut, Anda dapat membeli perak yang diproduksi oleh perusahaan ANTAM di Indonesia.
Sebelum memutuskan untuk membeli perak sebagai instrumen investasi, ada baiknya Anda menyiapkan terlebih dahulu anggaran investasi. Jangan khawatir, anggaran untuk investasi perak tidak sebesar emas. Namun, untuk memperoleh return yang lebih tinggi, disarankan untuk membeli perak dalam jumlah yang lebih banyak.
Konsisten mengamati pergerakan harga perak. Meskipun tren harga perak cenderung menunjukkan peningkatan yang stabil, volatilitas harga perak sangat dipengaruhi oleh produksi industri dan nilai tukar mata uang asing.
Oleh karena itu, sebagai investor, Anda perlu mempelajari cara menganalisis harga perak dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga tersebut.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 26 Apr 2025