Minggu, 10 November 2024 16:16 WIB
Penulis:Nila Ertina
SINGAPURA, WongKito.co – Di depan ratusan penonton masyarakat Singapura, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta sukses menampilkan sendratari bertajuk The Missing Sinta di Republic Polytechnic, Singapura, Jumat (8/11/2024).
Pertunjukan ini menjadi momen penting bagi ISI Surakarta dalam memperkenalkan kebudayaan Indonesia di kancah internasional serta memperkuat hubungan diplomatik dan budaya antara Indonesia dan Singapura.
Sendratari The Missing Sinta mengangkat kisah dari epos Ramayana yang sarat akan nilai-nilai moral, cinta, dan pengorbanan. Cerita ini berfokus pada kisah pencarian Dewi Sinta oleh Rama, yang dibantu oleh Hanuman dan pasukan kera dalam menghadapi tantangan demi tantangan.
Koreografi yang memukau dipadukan dengan musik tradisional Jawa berhasil menyampaikan emosi dan ketegangan dari setiap babak cerita, memikat perhatian penonton yang hadir.
Baca Juga:
Penampilan ini dimeriahkan oleh sekitar 12 penari dan musisi dari ISI Surakarta yang telah mempersiapkan diri selama berbulan-bulan untuk pertunjukan ini ke Singapura.
Pementasan ini juga merupakan rangkaian muhibah pendidikan yang dilaksanakan ISI Surakarta ke beberapa lembaga seni yang ada di Singapura.
Selain pertunjukan, para pengajar dan mahasiswa ISI Surakarta ini juga melakukan workshop gamelan, tarian serta pedalangan Jawa di Republic Polytechnic.
Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta, Tatik Harpawati, menyampaikan rasa bangga atas kesempatan untuk menampilkan The Missing Sinta di Singapura.
Ia berharap bahwa penampilan ini dapat menjadi jembatan budaya yang mempererat hubungan antara Indonesia dan Singapura, serta menjadi inspirasi bagi para penonton untuk lebih mengenal kekayaan budaya Indonesia.
Menurutnya, seni tari seperti The Missing Sinta bukan hanya hiburan, tetapi juga cerminan dari identitas bangsa yang perlu dilestarikan dan diperkenalkan secara luas.
Penampilan sendratari ini mendapatkan sambutan yang sangat positif dari penonton di Republic Polytechnic.
Banyak penonton yang terkesan dengan keindahan dan kedalaman pesan yang disampaikan melalui gerakan tarian dan musik tradisional. Beberapa dari mereka menyatakan kekaguman pada dedikasi para seniman ISI Surakarta dalam mempersembahkan karya yang begitu artistik dan penuh makna.
Baca Juga:
Tak sedikit pula yang berharap agar pertunjukan seni seperti ini dapat lebih sering ditampilkan di Singapura. Republic Polytechnic adalah satu dari beberapa institusi pendidikan di Singapura yang memiliki satu set gamelan Jawa lengkap serta aktivitas mahasiswa di bidang seni budaya Jawa.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura, Satrya Wibawa menyatakan suksesnya penampilan The Missing Sinta di Republic Polytechnic, ISI Surakarta telah berhasil menunjukkan bahwa seni tradisional Indonesia memiliki daya tarik universal dan mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat lintas negara.
Ia berharap inisiatif seperti ini dapat terus dikembangkan untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia di kancah internasional, serta untuk mendukung upaya diplomasi budaya Indonesia di dunia.
Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia juga melakukan beberapa upaya-upaya mendorong seniman Indonesia berkiprah di mancanegara melalui penyediaan dana Indonesiana.(ril)