Jumat, 15 April 2022 13:39 WIB
Penulis:Susilawati
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kapal penjelajah kelas Slava, Moskva akhrinya tenggelam saat sedang ditarik kembali ke pelabuhan. Kapal penjelajah itu rusak parah akibat ledakan yang memaksa awak kapal meninggalkan kapal.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa Moskva kehilangan stabilitasnya karena ditarik kembali ke pelabuhan. Badai yang mengamuk di Laut Hitam juga dikatakan sebagai faktor tambahan. Pelabuhan di mana kapal itu menuju kemungkinan besar adalah pangkalan angkatan laut Savestapol di Semenanjung Krimea.
Baca Juga :
Ukraina mengklaim menyerang kapal besar itu dengan rudal Neptune. Tetapi sampai saat ini belum ada bukti akan pernyataan tersebut. Sedangkan Rusia mengatakan kapal meledak pada Kamis 14 April 2022 karena kebakaran di dalam kapal.
Jika ternyata Moskow tengelam karena diserang rudal anti-kapal Ukraina atau serangan jenis lain, itu akan menjadi pencapaian yang langka dan besar.
Secara umum cukup langka bisa menengelamkan kombatan permukaan besar seperti Moskva yang memiliki bobot 11,500 ton.
Terakhir kali sebuah kapal penjelajah dihancurkan oleh aksi musuh adalah pada 2 Mei 1982, selama Perang Falklands yang terjadi di Atlantik Selatan antara Inggris dan Argentina. Dalam insiden tersebut kapal penjelajah Angkatan Laut Argentina Jenderal Belgrano ditenggelamkan oleh kapal selam serang bertenaga nuklir Inggris HMS Conqueror. Lebih dari 300 awak Belgarano meninggal dalam kejadian tersebut.
Jenderal Belgrano merupakan kapal tua. Dia pertama kali memasuki layanan dengan Angkatan Laut Amerika pada tahun 1938 sebagai USS Phoenix dan selamat dari serangan di Pearl Harbor. Kapal dipilih untuk memimpin salah satu dari dua kelompok tempur permukaan sebagai bagian dari upaya Argentina untuk menjerat dua kapal induk Inggris di timur Falklands.
Namun ada beberapa kapal berukuran lebih kecil yang rusak atau tenggelam akibat pertempuran. Selama Perang Indo-Pakistan tahun 1971, fregat India INS Khukri dengan bobot sekitar 1.200 ton ditenggelamkan oleh kapal selam PNS Hangor Pakistan. Ini menjadi kapal perang pertama yang menjadi mangsa kapal selam sejak berakhirnya Perang Dunia II.
Insiden-insiden lainnya dari serangan musuh terhadap kapal-kapal perang besar setelah 1945 cenderung tidak menyebabkan hilangnya total kapal
Selama Perang Iran-Irak pada 1980-an, rudal anti-kapal memainkan peran penting dan Angkatan Laut Amerika juga. Pada Mei 1987 sebuah jet bisnis Dassault Falcon 50 Irak yang dimodifikasi menembakkan dua rudal Exocet ke fregat kelas Oliver Hazard Perry USS Stark yang berlayar di Teluk Persia di sela-sela konflik. Serangan itu menewaskan 37 pelaut dan melukai 21 lainnya tetapi fregat itu diperbaiki.
Angkatan Laut Amerika juga mengalami insiden mengerikan pada Oktober 2000, dengan serangan terhadap USS Cole. Salah satu kapal perusak kelas Arleigh Burke tersebut diserang dengan pembom bunuh diri di sebuah kapal kecil yang penuh bahan peledak. Saat serangan Cole sedang berlabuh di pelabuhan selatan Aden di Yaman. Ledakan itu menewaskan 17 dan melukai 39 pelaut Amerika.
Jika ternyata tenggelamnya Moskva adalah akibat dari tindakan permusuhan, maka ini akan menjadi skala insiden paling signifikan dalam perang angkatan laut sejak kampanye Falklands empat dekade lalu. Tetapi jika karena kecelakaan, Rusia tetap kehilangan salah satu kekuatan penting mereka. Tidak hanya kekuatan senjata, tetapi juga kekuatan symbol dan kebanggaan.
Angkatan Laut Rusia kehilangan kapal perang terbesarnya di Laut Hitam, dan salah satu dari segelintir Slava yang pernah diselesaikan. Selain menjadi salah satu dari enam kapal terbesar Angkatan Laut Rusia secara keseluruhan, Moskva adalah aset pertahanan udara dan anti-kapal utama di wilayah tersebut. Kapal dipenuhi dengan rudal permukaan-ke-udara jarak jauh dan rudal anti-kapal supersonik.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 15 Apr 2022