Kamis, 07 Juli 2022 11:31 WIB
Penulis:Susilawati
YOGYA, - Kasus demam berdarah dengue atau DBD memang menjadi perhatian serius bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sejak awal tahun ini saja, memang terjadi peningkatan kasus di beberapa daerah.
Hingga awal Juni 2022, misalnya, Dinkes Kabupaten Sleman mencatat setidaknya ada 161 kasus DBD yang dilaporkan.
Terbanyak dicatatkan Kapanewon Mlati dengan 25 kasus, Kapanewon Depok 19 kasus, Kapanewon Prambanan 18 kasus, dan satu kasus meninggal.
Baca Juga :
Kenaikan kasus juga terjadi di Kota Yogyakarta. Hingga akhir bulan Maret 2022 saja, daerah ini melaporkan 54 kasus.
Melalui keterangan resminya, Kepala Dinkes Kota Jogja Endang Sri Rahayu menilai, musim penghujan memang menjadi salah satu faktor penyebab dari tingginya kasus DBD, khususnya di Kota Jogja.
"Begitu curah hujan tinggi kasusnya memang juga naik. Meskipun pola lima atau empat tahunan kadang berubah. Tapi memang polanya demikian," ungkap Endang.
Sementara baru-baru ini, Dinkes Bantul juga mengimbau untuk mewaspadai kemungkinan adanya peningkatan kasus DBD tahun ini.
Sampai pertengahan tahun ini, Dinkes Bantul mencatat sudah ada 555 kasus DBD di Bumi Projotamansari. Jumlah tersebut melebihi angka selama setahun di tahun lalu sebanyak 411 kasus.
Periode yang sama, atau Januari-Juni di 2021, hanya ada 138 kasus. Sementara tahun ini, Januari-Juni 555 ada kasus, yang dari jumlah tersebut empat orang di antaranya meninggal dunia.
“Ada dugaan empat orang [meninggal karena DBD] tapi masih dalam proses audit penyebab kematian [apakah benar karena DBD atau bukan],” ujar Kepala Seksi Penyendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Abednego Dani Nugroho, dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (6/7/2022).
DBD sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang biasanya ditularkan lewat gigitan nyamuk betina Aedes aegypti.
Virus dengue terdiri dari empat jenis, yakni dengue tipe 1, 2, 3, dan 4. Namun, tipe yang dominan di Indonesia adalah tipe 3.
Penyakit demam berdarah sulit diprediksi karena gejalanya mirip dengan tanda-tanda penyakit lainnya, misalnya demam tifoid.
Umumnya, gejala demam berdarah yang muncul adalah demam tinggi dan sakit kepala.
Bila sudah parah, pasien DBD bisa mengalami muntah darah.
Usaha memutus perkembangbiakan nyamuk dan perkembangan larva nyamuk dapat dilakukan dengan rutin menguras bak mandi, menghindari genangan air, dan memantau wadah penampung air seperti vas bunga atau bak kamar mandi.
Selain itu, ada beberapa tanaman pengusir nyamuk yang bisa diandalkan. Apa saja itu?
Daun Sirih
Melansir Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan yang diterbitkan Litbang Kemenkes RI 2013 lalu, daun sirih memiliki kandungan bahan aktif alkaloid, fenol, dan kavikol.
Kandungan pada tanaman merambat ini dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan perkembangbiakan nyamuk.
Tanaman ini dapat menjadi pilihan bagi Anda yang mau mencoba membasmi nyamuk demam berdarah menggunakan bahan alami. Selain mudah dicari, pembudayaannya pun juga relatif mudah.
Kunyit
Masih dalam jurnal yang sama, disebutkan bahwa kunyit juga dapat digunakan untuk mengusir nyamyuk. Kandungan minyak atsiri dalam tanaman kunyit berguna sebagai bahan pembasmi nyamuk penyebab demam berdarah.
Selain itu, jika dikonsumsi, kurkumin yang terkandung di dalamnya dapat membantu proses pemulihan penyakit demam berdarah.
Serai
Sebagai tanaman yang cukup banyak ditanam oleh masyarakat karena digunakan untuk memasak, menurut laman BALABA, tanaman serai juga cukup efektif dalam menghalau nyamuk. Pasalnya, terdapat kandungan atsiri dan sitronela di dalam tamanan serai.
Itulah sebabnya, serai kerap diandalkan sebagai bahan dasar obat pengusir nyamuk.
Gunakan air yang diberikan potongan serai sebagai penyegar ruangan atau rebus serai dan gunakan airnya untuk mengepel lantai rumah agar nyamuk enggan “bertamu”.
Lavender
Sama dengan serai, tanaman bunga lavender juga berpotensi sebagai pengusir nyamuk. Oleh karena itu, tidak jarang kita menemukan produk antinyamuk dengan tambahan lavender.
Selain warnanya yang indah dan wanginya yang khas, ternyata lavender dapat menjadi pilihan tanaman hias pengusir nyamuk demam berdarah.
Pisang raja
Jangan salah. Selain bisa dinikmati sebagai olahan maupun dimakan langsung, pisang raja juga memiliki manfaat lain untuk mengusir nyamuk dari rumah Anda.
Melansir penelitian yang terbit dalam jurnal Higiene pada 2016 lalu, lavonoid dan saponin yang ada di dalam ekstrak kulit pisang efektif untuk mematikan larva nyamuk Aedes aegypti. Kedua senyawa ini bekerja dengan menghambat saluran pencernaan nyamuk serta bersifat toksik bagi larva nyamuk.
Rambutan
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Jurnal Kesehatan Andalas 2018 lalu menemukan ekstrak etanol dari biji rambutan mampu mematikan larva nyamuk Aedes aegypti hingga 80 persen setelah dipaparkan selama 24 jam.
Hal ini membuktikan bahwa tanaman rambutan bisa dimanfaatkan bijinya sebagai bahan larvasida nabati..
Melati
Penelitian yang dilakukan oleh Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (BALABA) Ciamis menemukan bahwa melati memiliki efektivitas paling tinggi dibandingkan tanaman lainnya untuk membasmi nyamuk.
Bagian bunga dari tanaman melati mengandung minyak atsiri yang biasa digunakan untuk menghalau nyamuk. Melati tergolong tanaman yang tidak disukainya. (Eff)
Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Ties pada 07 Jul 2022