Mitos atau Fakta, Mi Instan sebabkan Radang Usus Buntu? Cek 8 Faktor Pencetusnya

Selasa, 13 Desember 2022 08:23 WIB

Penulis:Nila Ertina

Mitos atau Fakta, Mi Instan sebabkan Radang Usus Buntu? Cek 8 Faktor Pencetusnya
Mitos atau Fakta, Mi Instan sebabkan Radang Usus Buntu? Cek 8 Faktor Pencetusnya (ist)

Oleh: Niken Angelica, Raissa Vira Aurellya Putri, Andini Zahrah Titin Dwi Aryani, Dinda Octaviani (*)

SIAPA yang tidak tahu mi instan? Semua kalangan dari dewasa hingga anak-anak pasti pernah mengonsumsi mi instan. Rasanya yang lezat membuat orang-orang ingin mengonsumsinya lebih dari sekali.

Apalagi, proses penyajiannya yang secara instan sangat mendukung gaya hidup masyarakat sekarang yang ingin serba mudah dan cepat. Hal ini pun menimbulkan pola pikir masyarakat yang mengaitkan kebiasaan mengonsumsi mi instan dengan penyakit radang usus buntu.

Nyatanya, banyak para ahli dan dokter yang membantah asumsi tersebut. Radang usus buntu disebabkan oleh cacing parasit berjenis ascaris yang berkembang biak di dalam usus.

Lalu, siapa yang tidak pernah mendengar istilah usus buntu atau umbai cacing? Nah, dalam dunia kesehatan istirahat usus buntu dikenal dengan nama apendisitis dan merupakan salah satu masalah kegawatdaruratan bedah yang umum didapatkan di masyarakat.

Baca Juga:

Apendisitis berarti peradangan yang terjadi pada Apendiks Vermiformis (usus buntu/umbai cacing). Jadi, usus buntu adalah organ tubuh yang terkena peradangan, bukan nama penyakit.

Apa itu Apendisitis? Apakah sama dengan usus buntu?

Dari kacamata kesehatan, penyakit radang usus buntu ini dikenal dengan nama apendisitis. Apendisitis merupakan penyakit gastrointestinal yang biasa dikenal oleh masyarakat awam sebagai penyakit radang usus buntu.

Apendisitis ini adalah suatu peradangan yang terjadi pada usus buntu atau umbai cacing (appendiks).

Meskipun apendisitis dapat terjadi pada setiap usia namun jarang terjadi pada usia dewasa akhir dan balita, kejadian apendisitis ini meningkat pada usia remaja dan dewasa. Apendisitis adalah kondisi ketika apendiks atau sebuah kantung yang merupakan bagian dari usus besar yang terletak pada sisi kanan bawah perut mengalami peradangan.

Penyebab Radang Usus Buntu

Apendisitis atau usus buntu merupakan suatu penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan manusia dan disebabkan oleh infeksi bakteria.

Namun apedistis juga dapat terjadi oleh penyebab lainnya. Sumbatan pada apendiks dapat diindikasi sebagai penyebab utama terjadinya apendisitis.

Faktor-faktor lain yang menyebabkan sumbatan pada apendiks juga dapat menyebabkan terjadinya apendisitis, misalnya seperti tumor apendiks, hyperplasia jaringan limfoid, dan cacing askaris.

Patagonesis utamanya diduga sebab adanya obstruksi lumen, yang biasanya disebabkan oleh feses keras yang terutama disebabkan oleh serat (fekalit).   Penyumbatan pengeluaran sekret mukus mengakibatkan terjadinya pembengkakan, infeksi, dan ulserasi.

Selain itu, kebiasaan pola makan yang kurang dalam mengonsumsi serat dapat berakibat timbulnya sumbatan fungsional appendiks serta meningkatkan pertumbuhan kuman, sehingga terjadi peradangan pada apendiks.

Penyebab penyakit usus buntu belum dapat dipastikan. Namun, ada sejumlah faktor yang diduga dapat menyebabkan seseorang mengalami radang usus buntu, yaitu :

1. Hambatan di pintu rongga usus buntu akibat penumpukan fases atau tinja yang mengeras.
2. Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu karena infeksi di saluran pencernaan atau bagian tubuh lainnya.
3. Penyumbutan rongga usus buntu akibat pertumbuhan parasit di pencernaa, misalnya infeksi cacing kremi atau ascariasis.
4. Kondisi medis tertentu, seperti tumor pada perut atau inflammatory bowel disease.
5. Cedera di perut.
6. Faktor yang tersering adalah obstruksi lumen. Umumnya obstruksi ini seperti :
• hyperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak
• adanya benda asing seperti biji-bijian
• adanya fekolit dalam lumen appendiks
• struktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnya
7. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E.coli & Streptococcus.
8. Kondisi medis tertentu, seperti tumor pada perut atau inflammatory bowel disease.

Selain itu, usus buntu juga kerap disebut sebagai penyakit akibat gaya hidup yang kurang sehat saat mengonsumsi makanan. Berikut ini kebiasaan sepele yang dapat sebabkan radang usus buntu, antara lain:

• Sering Menahan Kentut. 
Kebiasaan yang sepele ini dapat memicu radang usus buntu. Hal ini karena saat gas berada dalam saluran pencernaan menjadi tertahan. Akibatnya, membuat dinding usus menjadi tipis sehingga risiko peradangan usus buntu menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu, usahakan untuk segera mengeluarkan kentut.
• Gemar Mengonsumsi Makanan yang Dibakar. 
Faktanya, makanan yang diolah menggunakan arang dan membuat bagian makanan tersebut tampak hitam adalah hal yang berbahaya. Makanan yang dibakar mengandung zat karsinogen yang bisa memicu kanker serta gejala usus buntu. Beberapa jenis makanan tersebut adalah satai, ayam bakar, atau ikan bakar.
• Sering Makan Gorengan. 
Tidak hanya makanan yang dibakar, makanan yang digoreng juga memiliki kandungan zat karsinogen yang berbahaya. Oleh karena itu, kamu wajib mengurangi makan gorengan atau menghentikannya. Alternatif yang lebih sehat adalah mengonsumsi makanan yang direbus atau dikukus.
• Mengonsumsi Daging Kalengan. 
Faktanya, bermacam jenis daging instan di supermarket juga merupakan pilihan yang buruk untuk dikonsumsi setiap hari. Daging instan diduga memiliki kandungan zat karsinogen yang memicu radang usus buntu.
• Jajan Sembarangan. 
Radang usus buntu bisa disebabkan karena adanya infeksi bakteri, misalnya bakteri jenis Salmonella dan E. Coli, bisa hidup di makanan yang kurang higienis. Oleh sebab itu, jika kamu terbiasa jajan sembarangan, radang usus buntu jadi lebih mudah menyerang.

Baca Juga:

Penyebab radang usus sering dikaitkan dengan kondisi diet yang salah. Sebab, penderitanya banyak yang memiliki sistem pencernaan buruk, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan tidak disengaja. Padahal kaitan langsung antara kedua hal tersebut bisa dibilang tidak ada.

Memang ada beberapa jenis makanan yang diketahui dapat memperburuk gejala penyakit ini, dan ada juga yang bisa mempercepat penyembuhannya.

Namun, hal ini tidak serta merta menjadikan makanan sebagai faktor utama penyebab terjadinya penyakit radang usus. Meski begitu, orang yang sedang menjalani perawatan total untuk radang usus tetap disarankan untuk cermat dalam memilih makanan dan menelaah bagaimana tubuh merespons makanan tersebut.

Status Radang Usus Buntu

Apendisitis dapat terjadi pada semua kategori umur namun jarang terjadi pada usia dewasa akhir dan balita. Kejadian Apendisitis terbanyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki dengan persentase 72,2% sedangkan yang berjenis kelamin perempuan hanya 27,8%.

Kasus Apendisitis tertinggi berada pada rentang usia 10-30 tahun. Prevalensi angka kejadian Apendisitis di dunia mencapai 321 juta kasus tiap tahun.

Di Asia Tenggara, Indonesia menempati urutan pertama sebagai angka kejadian Apendisitis tertinggi dengan prevalensi sebesar 0,05%. Data statistik juga menunjukkan bahwa rata-rata setiap tahunnya, kasus Apendisitis menyerang 10 juta penduduk di Indonesia.

Gejala 

Radang usus buntu secara umum biasanya ditandai dengan adanya rasa nyeri atau kram di sekeliling pusat atau pada bagian atas perut, hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, yang akan berlanjut dengan nyeri yang hebat di bagian yang terinfeksi bisa pecah sehingga bakteri bisa masuk ke dalam rongga perut.

Radang usus buntu atau Apendisitis ini terbagi menjadi dua, yaitu Apendisitis Akut dan Apendisitis Kronis.

Gejala yang dialami keduanya berbeda, Apendisitis akut terjadi dengan diawali oleh nyeri periumbilikal yang diikuti dengan rasa mual dan muntah, juga peningkatan nyeri lokal pada perut bagian bawah kanan.

Lamanya rasa nyeri ini berlangsung kira-kira selama 24 sampai 36 jam. Sedangkan Apendisitis kronis terjadi apabila ada rasa nyeri di perut bagian bawah kanan yang tidak berat, tetapi bisa menyebabkan aktivitas penderita terganggu lebih dari dua minggu.

Nyeri yang dirasakan dapat berlangsung secara terus menerus dan dapat bertambah berat parah lalu kemudian mereda lagi.

Cara Mencegah

Lalu, gimana sih cara mencegah dan menangani penyakit radang usus buntu? yuk kita simak penjelasan berikut.

Pencegahan terhadap penyakit radang usus buntu dapat dilakukan dengan cara :

1. Jangan sering menahan kentut. Kebiasaan sering menahan kentut dapat membuat gas yang berada dalam saluran pencernaan menjadi tertahan sehingga dapat mengakibatkan dinding usus menjadi tipis. Maka dari itu biasakan jangan terlalu sering menahan kentut dan usahakan mengeluarkan kentut tanpa harus ditahan agar bisa mengurangi risiko radang usus buntu.

2. Kurangi konsumsi makanan yang dibakar.  Hal ini karena pada makanan yang dibakar mengandung zat karsinogen yang dapat memicu penyakit kanker dan usus buntu. Terlebih lagi, pada makanan yang dibakar dapat berbahaya apabila terdapat bagian yang tampak hitam atau gosong.

3. Biasakan mengonsumsi makanan yang tinggi serat. Penyumbatan pada usus buntu bisa terjadi karena adanya penumpukan feses yang mengeras (fekalit). Kondisi seperti ini dapat terjadi pada orang yang kurang dalam mengkonsumsi makanan berserat. Dengan mengkonsumsi makanan berserat bisa membantu menarik lebih banyak air ke usus besar sehingga tekstur pada feses tetap lunak dan mudah dikeluarkan dari tubuh. Selain itu, serat juga merangsang gerakan usus tetap normal. Maka dari itu biasakanlah dalam mengkonsumsi makanan berserat guna mencegah penyakit radang usus buntu.

4. Mengurangi makanan atau minuman yang memiliki kandungan gula tinggi dan biasakan minum air putih yang cukup. Kebiasaan minum air yang cukup dan hanya sedikit mengandung gula dapat mendukung kinerja usus dan serat makanan berfungsi dengan baik di usus.

5. Rutin cek kesehatan ke dokter. Dengan adanya bantuan dari tenaga medis dapat memudahkan orang dalam mencegah penyakit radang usus buntu terlebih lagi bagi orang yang berisiko dan pernah mengalami tumor di perutnya.

6. Jangan mengonsumsi jajanan sembarangan. Apabila makanan yang dijual tidak higienis dapat kemungkinan terdapat infeksi bakteri yang busa memicu peradangan usus buntu.

7. Kurangi mengonsumsi makanan mi instan. 
Meskipun mengonsumsi mi instan dianggap mitos dalam penyebab penyakit radang usus buntu, tetap saja tidak baik apabila dikonsumsi secara berlebihan.

Karena, mi instan memiliki banyak kalori, lemak, dan tidak memiliki banyak nutrisi untuk tubuh. Jika kalian merasa mengonsumsi mi instan secara berlebih, maka sebaiknya harus diselingi dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran agar nutrisi di dalam tubuh tetap seimbang dan terpenuhi.

Cara menanganinya

Penanganan radang usus buntu dapat dilakukan dengan cara melakukan tindakan operasi pengangkatan usus buntu atau dalam bahasa kesehatan dikenal dengan nama “Apendektomi” yang dapat dilakukan dengan dua cara tergantung seberapa parahnya usus buntu yang diderita, yaitu dapat dilakukan dengan Operasi Lubang Kunci (Laparoskopi) dan dengan Bedah Terbuka (Laparotomi).

Generasi muda, lakukan ini yuk!

Peran generasi muda kesehatan masyarakat dalam penanggulangan kasus usus buntu kesehatan global sangatlah penting dalam aspek promotif dan preventif.

Contoh peranannya ialah dengan melakukan kegiatan penyuluhan secara rutin guna menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat terkait dampak dari usus buntu yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Melakukan penyuluhan dari tempat ke tempat terutama daerah dengan prevalensi apendisitis yang tinggi agar masyarakat dapat waspada guna mencegah penyakit ini secara berkelanjutan, juga mengenai pencegahan dini terhadap komplikasi yang dapat terjadi pada penderita Apendisitis.

Penyuluhan ini juga dapat dilakukan untuk mengecek kondisi lapangan secara langsung untuk mengetahui faktor apa saja yang ada di tengah masyakarat yang dapat menjadi indikator munculnya penyakit apendisitis.

Mengajak masyarakat untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar terhindar dari berbagai macam penyakit, khususnya penyakit apendisitis.

Ajakan akan pentingnya hidup sehat dan makanan yang berserat dapat kita mulai dari lingkungan sekitar kita, seperti dalam keluarga.

Dengan begitu, akan ada banyak keluarga yang menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ini sehingga dapat membantu pemerintah untuk menurunkan angka dari korban Apendisitis.

Selain itu, mengoptimalkan media sosial untuk menyampaikan informasi yang terkait dengan pencegahan usus buntu juga menjadi salah satu langkah efektif dalam mengurangi kasus usus buntu secara global.

Kemudian, memberikan pemahaman untuk memperkuat sistem kesehatan melalui program peningkatan gizi yang dapat menambah wawasan masyarakat sehingga diharapkan mampu menciptakan sistem kesehatan berkualitas tinggi.

Generasi muda kesehatan masyarakat dapat bergerak melalui instansi sekolah dan masyarakat umum baik secara langsung maupun melalui sosial media.

Kembali ke pertanyaan awal,  mitos atau fakta jika mi instan bisa menyebabkan radang usus buntu? jawabannya mitos! karena, meski mengonsumsi mi instan, tidak ada kaitannya dengan radang usus buntu.

Walaupun begitu, mengonsumsi mi instan secara berlebihan juga tidak baik. Karena, mi instan mengandung kalori dan lemak yang tinggi, dan tidak memiliki banyak nutrisi untuk tubuh.

Jika kalian merasa mengonsumsi mi instan secara berlebih, maka sebaiknya harus diselingi dengan mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran agar nutrisi di dalam tubuh tetap seimbang.

* Mahasiswi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya