Perdalam Teknik Dasar, Begini Kreasi Batik Jumputan

Selasa, 22 Juli 2025 21:02 WIB

Penulis:Susilawati

Kain
Ibu-ibu yang Menorehkan Kreativitas dalam Helai Kain Batik Jumputan. (Istimewa )

PALEMBANG, WongKito.co -  Ratusan wanita yang tergabung dalam Perkumpulan Wanita Patra (PWP) Kilang Pertamina Plaju berkumpul untuk menorehkan kreativitas dalam helai kain batik jumputan.

Melalui kegiatan bertema "Kreasi Batik Jumputan Teknik Tie Dye dengan Teknologi Pewarnaan Sintetis", para peserta diajak memperdalam teknik dasar jumputan sembari mengekspresikan diri dalam warna dan pola yang khas. Dengan slogan "Cantik, Unik, Kreatif", kegiatan ini diikuti oleh 110 peserta yang terdiri dari anggota PWP, jajaran pengurus, hingga ketua bidang.

Ketua PWP Tingkat Wilayah RU III Plaju, Acil Hermawan, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya ajang pelatihan, tetapi juga ruang pemberdayaan.

"Kami ingin para anggota tidak hanya berperan sebagai pendamping, tetapi juga sebagai pribadi yang terus belajar, berdaya, dan mampu menularkan nilai positif bagi lingkungan sekitar," ujarnya. Melalui kolaborasi bersama pelaku usaha lokal Batiq Colet, kegiatan ini menjadi wujud nyata sinergi antara pelestarian budaya lokal dan inovasi pewarnaan modern.

Baca juga:

Lebih dari sekadar menghasilkan kain, kegiatan ini membuktikan bahwa semangat perempuan dapat menjadi pemantik perubahan, dimulai dari sehelai kain, hingga menyentuh ruang yang lebih luas.

"Setelah menguasai teknik dasar inilah nantinya ibu-ibu dapat mengembangkan batik jumputan sesuai dengan kreasinya masing-masing. Barangkali dapat menjadi cikal bakal terbentuknya usaha berdampak bagi masyarakat" ujarnya sembari memberikan semangat kepada anggota PWP.

Bersama dengan tim, Siti Badriah dari Batiq Colet memperkenalkan Batik Jumputan dimulai dari sejarahnya yang sudah ada sejak lama di Kota Palembang. "Batik Jumputan punya makna tersendiri, sebagai bukti dari sejarah, ia sudah ada sejak masa penjajahan belanda, masa ketika Kota Palembang menjadi pusat industri perdagangan tekstil," kata dia.

Sementara itu, Batiq Colet juga memiliki sejarahnya tersendiri, Batiq Colet merupakan usaha keluarga yang diupayakan oleh Siti Badriah sebagai anak perempuan tertua di keluarga nya. Berawal dari usaha rumahan yang dipasarkan terbatas, beranjak menjadi usaha yang produknya sudah merancah hingga keluar kota. 

Batik Jumputan ini dibuat dengan teknik pewarnaan ikat celup, atau yang dikenal dengan Tie Dye. Ada banyak jenis kain yang dapat digunakan untuk membuat jumputan, selagi tidak mengandung banyak polyester, kain tersebut cocok untuk dikreasikan dengan teknik tie dye.

Peserta Kreasi Batik diajak untuk mempraktikkan secara langsung pembuatan Batik Jumputan menggunakan teknik tie dye. "Kain ini diikat sejumput demi sejumput mengikuti desain yang diinginkan. Melalui teknik inilah dihasilkan batik yang dinamakan Jumputan." Ujarnya sembari mengenalkan sejarah dari Jumputan.

Antusiasme peserta tampak jelas sepanjang acara. Mereka begitu bersemangat saat mencelupkan kain ke dalam larutan warna, menantikan hasil akhir dari pola yang mereka bentuk sendiri. Canda dan tawa mewarnai suasana, menjadikan proses belajar terasa menyenangkan dan membangkitkan rasa percaya diri.

Di akhir sesi, hasil karya para peserta dipamerkan secara spontan, memperlihatkan beragam warna dan motif yang unik, mencerminkan kepribadian dan kreativitas masing-masing. Kegiatan ini tak hanya meninggalkan kain berwarna, tetapi juga jejak kebersamaan dan semangat untuk terus berkembang.

Dengan semangat berkarya yang terpancar dari setiap simpul kain yang diikat, kegiatan ini menjadi bukti bahwa perempuan memiliki peran penting dalam mewarnai ruang sosial, budaya, dan ekonomi. Dari Plaju, warna-warna itu mulai menjalar, menghidupkan harapan, menggerakkan perubahan.