Pertumbuhan Pasar Modal Indonesia Masih Tertinggi di Kawasan ASEAN

Rabu, 10 Agustus 2022 19:05 WIB

Penulis:Susilawati

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar 0,61% menjadi 7.172,434 dari 7.129,277 pada pekan sebelumnya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar 0,61% menjadi 7.172,434 dari 7.129,277 pada pekan sebelumnya. (Ismail Pohan/TrenAsia)

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) memperingati 45 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia. Pertumbuhan pasar modal Indonesia saat ini sebesar 7,68% dan masih tertinggi di kawasan ASEAN.

Direktur utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan bahwa BEI baru merayakan emiten ke-800 yang Initial Public Offering (IPO) dengan 38 emiten pada tahun ini. Lalu, dalam 3 hari terakhir, sudah bertambah 4 emiten.

"Total emiten kita menjadi 804. Target kami sampai akhir tahun mencapai sebanyak 55 emiten," ujar Iman secara virtual, Rabu, 10 Agustus 2022.

Baca Juga :

Lebih lanjut, dia menjelaskan banyak tantangan yang dihadapi berbagai sektor industri. Dalam hal ini, BEI tidak hanya berbicara terkait kuantitas.

"Namun, bagaimana kita untuk ke depan memeroleh emiten dengan kualitas kinerja baik di pasar modal," pungkasnya.

Pada tahun ini, tepatnya 21 April, IHSG berhasil mencapai rekor tertinggi dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu menembus level 7.276. "Indonesia menjadi bursa dengan jumlah IPO terbanyak di ASEAN dalam 4 tahun terakhir sejak 2018," katanya.

"Selain itu, bursa kita juga berhasil mencapai pertumbuhan tertinggi. Total perusahaan tercatat peningkatannya 39% dibandingkan 2017," imbuh Iman.

Jumlah investor pasar modal sudah mencapai 9,4 juta investor dan investor sahamnya tercatat 4 juta. Capaian itu juga meningkat delapan kali lipat dibandingkan 2017, atau sebanyak 59%. Mayoritas investor merupakan kalangan usia di bawah 30 tahun.

Di lain sisi, pihaknya mengungkapkan masih ada tantangan yang harus dihadapi BEI, khususnya transaksi harian. Dari 4 juta investor saham, total transaksi per hari baru sekitar 200-300 ribu.

"Kami perlu memperbanyak investor yang dari 4 juta atau 9 juta tadi untuk aktif bertrading. Mereka sudah punya account, tapi kita perlu lakukan (sosialisasi) agar mereka lebih aktif trading harian," papar Iman.(*)

Tulisan ini telah tayang di kabarsiger.com oleh Yunike Purnama pada 10 Aug 2022