prebunking
Selasa, 14 November 2023 07:51 WIB
Penulis:Nila Ertina
Editor:Nila Ertina
Pemilu 2024 sudah di depan mata, tahapan pemilu pun sudah dimulai, daftar calon tetap (DCT) telah diumumkan.
Saling klaim, saling serang antar mereka yang berkontestasi pun sudah tampak di depan mata. Masyarakat pun terdampak akibat tingkah pola kelompok pendukung calon presiden dan calon wakil presiden.
Perasaan masyarakat akan diaduk-aduk oleh orang yang berkepentingan menduduki jabatan Presiden, Anggota DPR maupun DPD.
Pola ini biasanya disebarkan dengan kebohongan meliputi penyampaian data-data yang tidak benar saat kampanye, sampai fitnah terhadap lawan politik. Misalnya saja pola-pola penyerangan peserta pemilu 2019 lalu yaitu “Tuduhan Jokowi sebagai keturunan PKI dan Kampanye #2019GantiPresiden oleh Kubu Prabowo yang dituduh didukung oleh pelaku bom bunuh diri.
Baca Juga:
Pola-pola kampanye yang menjatuhkan lawan politik dengan informasi sesat sangat berpotensi menimbulkan perpecahan di masyarakat. Jika kamu tidak ingin terprovokasi karena kampanye bohong pemilu, maka ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan:
– Mari menyadari bahwa berbeda pandangan politik elektoral itu adalah hal yang wajar di negara demokrasi, jadi jangan baperan.
– Cek kembali setiap kampanye yang disampaikan peserta pemilu, misalnya ada yang menyampaikan kemiskinan di Indonesia 80 persen, ternyata setelah dicek di BPS hanya sebesar 9,36 persen.
Lalu, edukasi orang-orang di sekitarmu agar data tersebut tidak menjadi bola panas yang menyebar ke mana-mana.
Jangan lupa untuk membagikan konten ini ke orang-orang di sekitarmu agar mendapatkan edukasi yang baik menjelang pemilu. Simak terus konten selanjutnya untuk mengetahui prebunking lebih banyak.(cekfakta.com)