sumatera selatan
Rabu, 05 Juni 2024 07:46 WIB
Penulis:Nila Ertina
PALEMBANG, Wongkito.co - Perkumpulan Sumsel Bersih menilai pemadaman listrik yang terjadi di Sumatera Selatan yang sejak dua dekade lalu dideklarasikan sebagai lumbung energi nasional, menjadi bukti kegagalan pemerintah dan tamparan keras bagi PT PLN.
Koordinator Advokasi Perkumpulan Sumsel Bersih, Arlan mengatakan di daerah penghasil batu bara yang termasuk salah satu produksi tertinggi nasional saja, bisa terjadi krisis energi.
"Ini membuktikan, kalua pemerintah pusat dan Pemprov Sumsel serta PLN tidak mampu dalam mengatasi dan mengantisipasi krisis energi," kata dia dalam siaran pers, Selasa (4/6/2024).
Baca Juga:
Sebelumnya, Selasa siang hingga malam pemadaman listrik terjadi merata di Sumatera Selatan, bahkan sejumlah wilayah baru bisa menikmati aliran listrik menjelang tengah malam.
Pemadaman listrik tersebut, juga berdampak pada terganggunya jaringan telekomunikasi dan pendistribusian air bersih di Kota Palembang.
Arlan menambahkan berdasarkan data dari laman Dinas ESDM Prov. Sumatera Selatan terkait ketenaga listrikan terdapat 2.101,97 MW Kapasitas Terpasang dengan daya mampu pembangkit sebesar
2.082 MW lalu beban puncak pembangkit di 1.030. MW, sehingga Sumatera Selatan surplus listrik
sebesar 1.052 MW.
Kelebihan tersebut, didistribusikan untuk interkoneksi listrik di daerah lain, seperti Jambi, Bengkulu dan Lampung, tambah dia.
Dia menjelaskan saat ini sebanyak 25 pembangkit listrik beroperasi di Sumatera Selatan, baik yang menggunakan energi fosil dan energi baru terbarukan yang sudah terpasang dan beroperasi, berstatus PLN, IPP maupun axcess Power.
Baca Juga:
Ketersediaan energi listrik berasal dari PLTU 8 Mulut Tambang, yang diklaim memiliki daya terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 2 X 660 Megawatt, ujar dia.
Dengan kondisi tersebut, tambah dia sudah sepatutnya Sumatera Selatan mendapatkan keistimewaan karena berhasil memiliki kelebihan daya listrik.
Namun, faktanya Sumatera Selatan tetap mengalami krisis listrik di tengah rakusnya eksploitasi batu bara pada sejumlah daerah yang menyebabkan masyarakat tidak hanya kesulitan mendapatkan nafkah karena lahan mereka rusak, tetapi justru menerima dampak buruk, mulai dari krisis iklim hingga berbagai penyakit di derita, kata dia.(ril)