Kamis, 09 November 2023 05:24 WIB
Penulis:Nila Ertina
JAKARTA, WongKito.co - Laporan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), menilai kesenjangan dalam pengurangan produksi bahan bakar fosil dan apa yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan iklim muncul sebelum pertemuan iklim global COP 28 yang dimulai pada 30 November di Uni Emirat Arab. Tahun 2030 peniliti memprakirakan produksi meningkat dua kali lipat.
Peningkatan produksi bahan bakar fosil tersebut menjadi tantangan kesepakatan bersama negara-negara yang tergabung pada COP 28, berdasarkan perjanjian iklim Paris 2015.
Penghentian bahan bakar fosil adalah salah satu masalah penting yang akan dinegosiasikan pada COP 28,” kata Ploy Achakulwisut, ilmuwan Stockholm Environment Institute (SEI) dan penulis utama laporan tersebut dalam jumpa pers.
“Kita membutuhkan negara-negara untuk berkomitmen menghentikan semua bahan bakar fosil untuk menjaga tujuan 1,5C tetap hidup,” katanya, dilansir dari Reuters, Rabu, 8 November 2023.
Baca Juga:
Di bawah perjanjian Paris, negara-negara telah berkomitmen pada tujuan jangka panjang untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata hingga kurang dari 2 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri dan mencoba membatasinya lebih jauh hingga 1,5C.
Sementara para ilmuwan mengatakan penggunaan bahan bakar fosil harus dikurangi untuk memenuhi tujuan tersebut. Negara-negara telah gagal mencapai kesepakatan internasional apa pun mengenai tanggal penghentian penggunaan batu bara, gas, atau minyak yang tidak berlanjut.
Laporan tersebut menganalisis 20 produsen bahan bakar fosil utama dan menemukan bahwa mereka berencana untuk memproduksi, secara total, sekitar 110% lebih banyak bahan bakar fosil pada tahun 2030 daripada yang konsisten dengan pembatasan tingkat pemanasan hingga 1,5C, dan 69% lebih banyak daripada yang konsisten dengan 2C.
Laporan tersebut menyatakan tidak ada dari 20 negara yang telah berkomitmen untuk mengurangi produksi batubara, minyak, dan gas sesuai dengan upaya membatasi kenaikan suhu menjadi 1,5 derajat Celsius.
Dikatakan 17 negara telah berjanji untuk mencapai nol emisi bersih tetapi sebagian besar terus mempromosikan, mensubsidi, mendukung, dan merencanakan perluasan produksi bahan bakar fosil.
Dikatakan bahwa 20 negara yang dianalisis tersebut menyumbang 82% dari produksi bahan bakar fosil global dan 73% dari konsumsinya. Negara-negara tersebut termasuk Australia, China, Norwegia, Qatar, Inggris, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.
Laporan ini dibuat oleh UNEP, serta para ahli dari SEI, Institut Internasional untuk Pembangunan Berkelanjutan dan lembaga pemikir E3G dan institut kebijakan Climate Analytics.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 08 Nov 2023