Difabel "Aware" Pinjol, Anggota Yayasan Sharing Disability Indonesia Puas Curhat Keuangan

Difabel "Aware" Pinjol, Anggota Yayasan Sharing Disability Indonesia Puas Curhat Keuangan (Foto WongKito.co/Yulia Savitri)

PALEMBANG, WongKito.co - Molydi Firsty, blogger asal Palembang, antusias mengikuti acara literasi keuangan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung di sekretariat Yayasan Sharing Disability Indonesia Palembang, Kamis (11/07/24).

Dia yang sehari-harinya menggunakan alat bantu untuk berdiri dan berjalan tidak mempermasalahkan lokasi acara yang terletak di lantai dua sekretariat. Menurutnya, edukasi keuangan seperti ini sangat bermanfaat karena dirinya dan kawan-kawan difabel anggota Yayasan Sharing Disability Indonesia bisa mendapatkan pengetahuan langsung dengan ahlinya.

“Antusias dong biarpun harus ngesot naik ke lantai dua,” tuturnya seraya tertawa saat dibincangi usai acara.

Banyak hal keuangan yang didiskusikan dalam pertemuan tersebut, diantaranya soal pinjaman online (pinjol) dan penipuan online yang sedang marak. Menurut Moly, banyak kawan-kawan difabel mempunyai pengalaman buruk terkait dua hal tersebut. “Semua mesti aware, termasuk penyandang disabilitas,” ujarnya.

Baca Juga:

Dibahas juga masalah pembuatan rekening yang masih belum ramah difabel. Dia berharap OJK dapat memberikan pemahaman pada lembaga keuangan yang diawasinya agar mau menerima calon nasabah difabel, khususnya kawan netra untuk pembuatan rekening bank. “Pastinya puas bisa tanya-tanya di momen ini,” tambah Moly.

Tidak hanya Moly, anggota lainnya juga terpantau aktif bertanya dan berbagi cerita tentang masalah keuangan, mulai dari keluhan layanan perbankan yang belum ramah difabel hingga investasi. Diketahui, anggota sudah menggunakan dompet elektronik untuk transaksi keuangan pada aktivitas usaha ataupun jasa mereka.

Ketua Yayasan Sharing Disability Indonesia, Anis Muthmainah mengatakan, yayasannya mendukung dan memberdayakan difabel, terutama pelaku UMKM. Semua anggota diikutsertakan dalam berbagai pelatihan seperti literasi keuangan bersama OJK tersebut. Sebelumnya, yayasan sudah menggelar pelatihan digital marketing dasar.

Anggota juga diperbolehkan mengikuti pelatihan di luar yayasan untuk pengembangan diri. Misalnya ikut kelas baking demo yang diadakan oleh Trans Standar Internasional pada 9 Juli 2024. Dalam kesempatan seperti itu, anggota dapat berbaur dengan pelaku UMKM serta kelompok masyarakat lainnya. Tidak hanya menambah wawasan dan keterampilan, partisipasi mereka tersebut untuk menunjukkan bahwa difabel memiliki potensi dan kemampuan yang setara.

“Kami sangat mendorong anggota muda untuk aktif bersuara di setiap acara. Tidak akan berkembang jika tidak berani bersuara,” katanya.

Baca Juga:

Dalam acara literasi keuangan tersebut, OJK Provinsi Sumsel Babel diwakili Gen LIMAS mengenalkan tentang pentingnya mengatur keuangan, membedakan kebutuhan dan keinginan, serta mendorong menabung dan menyelesaikan hutang. Terkait masalah pinjol, penipuan online, ataupun investasi bodong, dijelaskan bahwa OJK berupaya memberantas keuangan ilegal dengan mengaktifkan satuan tugas pemberantasan aktivitas keuangan ilegal (Satgas Pasti).

Analis Junior Bidang Pengawasan Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK Sumsel Babel, Mona mengakui, belum ramahnya akses keuangan bagi difabel menjadi isu yang perlu ditindaklanjuti OJK ke depannya. Hal ini agar semua kawan difabel bisa memperoleh produk dan layanan keuangan yang sama.

“Memang belum ada peraturan baku terkait akses khusus bagi difabel, semua masih umum. Tapi, OJK sudah mengarahkan lembaga jasa keuangan termasuk perbankan untuk memfasilitasi difabel,” ungkapnya kepada wongkito.co. (yulia savitri)


Related Stories