Ragam
5 Green Jobs Sektor Fashion, Karier Hijau untuk Anak Muda
JAKARTA, WongKito.co – Industri fesyen dikenal glamor. Namun, di balik kilau catwalk, sektor ini juga menyumbang masalah lingkungan yang serius. Dari limbah tekstil hingga polusi pewarna sintetis, jejak karbon fesyen menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
Kesadaran inilah yang mendorong lahirnya green jobs di sektor fesyen, yakni profesi yang berkontribusi mengurangi dampak lingkungan sekaligus membuka peluang karier baru bagi anak muda. Generasi Z dan milenial, yang makin kritis pada isu keberlanjutan, melihat bidang ini bukan hanya soal gaya, melainkan juga etika.
- 30 Musisi Mundur dari Pestapora 2025, Simak Alasan Utamanya
- Hoaks: Paket Umrah Gratis dari Kementerian Agama, ini Penelusurannya
- Tom Sushi Resmi Hadir di OPI Mall Palembang, Cek Promo Spesialnya!
Tren ini menjadi momentum penting. Anak muda tidak lagi sekadar mengejar label internasional, tapi juga terlibat langsung menciptakan mode berkelanjutan. Dari desainer, pengrajin, hingga analis data, semua punya ruang dalam ekosistem fesyen hijau.
1. Desainer Fesyen Berkelanjutan
Profesi desainer kini tidak lagi sebatas merancang koleksi musiman. Desainer hijau berfokus pada penggunaan material ramah lingkungan seperti serat daur ulang, pewarna alami, atau kain organik. Anak muda dengan latar belakang desain grafis maupun mode dapat mengarahkan kreativitas mereka ke arah ini, sekaligus menanggapi permintaan pasar global terhadap sustainable fashion.
2. Ahli Rantai Pasok Hijau
Banyak brand fesyen membutuhkan spesialis yang mampu memastikan rantai pasok mereka minim jejak karbon. Mulai dari memilih pemasok kain organik, memastikan transportasi rendah emisi, hingga transparansi produksi. Profesi ini sangat relevan untuk anak muda dengan latar bisnis, logistik, atau manajemen operasi.
3. Teknisi dan Inovator Tekstil Ramah Lingkungan
Kemajuan teknologi membuka peluang baru dalam menciptakan bahan alternatif, seperti kulit vegan berbasis jamur, serat nanas, hingga kain daur ulang plastik botol. Anak muda dengan latar ilmu material, teknik kimia, atau bioteknologi bisa menekuni karier ini. Profesi ini memadukan sains dan kreativitas untuk menghasilkan inovasi yang menjawab kebutuhan pasar masa depan.
4. Spesialis Daur Ulang dan Upcycling
Tren thrifting dan upcycling mendorong lahirnya profesi baru yang berfokus pada mengolah pakaian bekas menjadi produk baru bernilai jual tinggi. Anak muda yang hobi menjahit, mendesain ulang, atau bahkan sekadar kreatif mengubah gaya pakaian bisa menjadikan ini sumber penghasilan. Selain menekan limbah tekstil, pekerjaan ini juga sejalan dengan gaya hidup hemat dan ramah lingkungan.
5. Komunikator dan Edukator Fesyen Hijau
Media sosial membuka ruang besar bagi anak muda untuk menjadi juru bicara fesyen berkelanjutan. Profesi ini meliputi konten kreator, edukator digital, hingga konsultan gaya ramah lingkungan. Dengan kemampuan komunikasi dan pemasaran digital, generasi muda bisa mendorong kesadaran konsumen sekaligus membuka pasar baru.
- Diknas Palembang Liburkan Sekolah pada 1 September
- Ribuan Massa Mahasiswa Sumsel Tuntut Sahkan RUU Perampasan Aset
- Ketua DPRD Sumsel Bersumpah di Bawah Al Quran Warnai Aksi Mahasiswa di Palembang
Kelima profesi ini menunjukkan bahwa fesyen berkelanjutan bukan sekadar tren sementara, melainkan masa depan industri. Permintaan global terhadap produk ramah lingkungan terus meningkat, dan anak muda Indonesia memiliki peluang besar untuk mengambil peran.
Dengan menggabungkan kreativitas, teknologi, dan kepedulian lingkungan, green jobs di sektor fesyen bisa menjadi jawaban atas kebutuhan karier bermakna sekaligus berkontribusi menjaga bumi. Bagi Gen Z dan milenial, inilah saatnya membuktikan bahwa tampil stylish bisa berjalan seiring dengan menjaga planet tetap lestari.
Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Debrinata Rizky pada 7 September 2025.