6 Rekomendasi Wisata untuk Libur Hari Raya Waisak

Maha Vihara Mojopahit. (pariwisata.mojokertokab.go.id)

PALEMBANG, WongKito.co – Hari Waisak pada tahun ini jatuh pada Senin, 12 Mei 2025. Waisak atau Waisaka adalah hari suci bagi umat Buddha. Di berbagai negara, Hari Waisak memiliki nama yang berbeda, seperti Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, serta Vesak di Sri Lanka.

Nama Waisak berasal dari kata Wesakha dalam bahasa Pali, yang juga terkait dengan Waishakha dalam bahasa Sanskerta. Di beberapa tempat, hari ini juga dikenal dengan sebutan Hari Buddha.

Umat Buddha menyebut Waisak sebagai Hari Raya Trisuci Waisak, karena untuk memperingati tiga peristiwa penting, yaitu kelahiran Bodhisattva Siddharta Gautama di Taman Lumbini pada tahun 623 SM, pencapaian Penerangan Sempurna oleh Petapa Gotama di Bodh pada tahun 588 SM, dan wafatnya Buddha Gotama (Maha Parinibbana) di Kusinara.

Baca Juga:

Menyambut Waisak, umat Buddha biasanya mengadakan kegiatan seperti membersihkan vihara, berziarah ke makam leluhur, serta membersihkan makam pahlawan. Pada Hari Waisak, umat Buddha melakukan puja pada detik-detik purnama. Selain itu, lomba dan pentas kesenian sering digelar untuk memeriahkan perayaan Waisak.

Perayaan Hari Raya Waisak juga menjadi daya tarik khusus bagi beberapa destinasi wisata di Indonesia. Lantas, di mana saja tempat untuk merayakan libur long weekend Hari Raya Waisak? Berikut rekomendasi tempat wisata untuk libur Waisak:

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO yang paling dikenal secara global. Terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia, Borobudur merupakan bangunan Buddha terbesar di dunia dan menjadi destinasi wisata populer di kawasan Asia Tenggara.

Yang lebih menarik, setiap tahun Candi Borobudur menjadi pusat perayaan Hari Raya Waisak Nasional. Perayaan ini selalu berlangsung dengan penuh kemeriahan dan khidmat. Puncaknya ditandai dengan pelepasan ribuan lampion ke langit, menciptakan pemandangan yang indah. Tradisi ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang khas dari Candi Borobudur.

2. Maha Vihara Majapahit

Maha Vihara Majapahit merupakan sebuah wihara yang terletak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Di Maha Vihara Majapahit ini terdapat Patung Buddha Tidur yang telah menjadi salah satu ikon pariwisata di Mojokerto.

Patung tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia dan menempati urutan ketiga terbesar di kawasan Asia Tenggara. Patung Buddha Tidur berwarna emas ini melambangkan peristiwa wafatnya Siddharta Gautama dan dibangun menghadap ke arah selatan, yang merupakan kiblat umat umat Buddha.

3. Candi Mendut

Candi Mendut terletak di Jalan Mayor Kusen, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Letaknya sekitar 3 km dari Candi Borobudur.

Sama seperti Borobudur, Candi Mendut dikelilingi oleh lanskap geografis yang menakjubkan, yaitu Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah utara, serta Pegunungan Menoreh di selatan.

Candi ini juga berada di antara aliran Sungai Progo dan Sungai Elo. Posisinya berdiri di atas tanah datar yang terletak di barat Jalan Negara dan di tengah kawasan permukiman warga.

Puncak perayaan Waisak di Candi Mendut ditandai dengan prosesi kirab yang dilakukan oleh umat Buddha dengan berjalan kaki menuju Candi Borobudur. Selama kirab berlangsung, para biksu akan menyiramkan air suci dan menaburkan bunga mawar putih kepada umat dan masyarakat yang berada di sepanjang jalan.

4. Vihara Ksitigarbha Bodhisattva

Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, yang awalnya dibangun sebagai tempat ibadah umat Buddha, kini juga menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kota Tanjungpinang dan Provinsi Kepulauan Riau.

Proses pembangunannya memakan waktu hingga 14 tahun dan menampilkan 500 patung Lohan dengan ekspresi wajah yang beragam, serta lebih dari 40 patung dewa-dewa dalam ajaran Buddha. Vihara ini termasuk salah satu yang terbesar di Asia Tenggara setelah yang ada di China.

Baca Juga:

Karena banyaknya patung yang menghiasi kawasan vihara, masyarakat mengenalnya dengan sebutan “Vihara 1.000 Wajah.” Konon, semua patung tersebut dibuat langsung oleh para seniman dari China.

5. Klenteng Kwan Sing Bio

Terletak di Jalan Martadinata No. 1, Karangsari, Tuban, Jawa Timur, Klenteng Kwan Sing Bio menjadi salah satu destinasi yang patut dikunjungi saat libur Hari Raya Waisak. Klenteng ini termasuk salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, dengan area seluas sekitar 4–5 hektare.

Salah satu keunikan Klenteng Kwan Sing Bio adalah keberadaan replika kepiting raksasa yang menghiasi bagian atas gerbang utama. Di area klenteng ini juga berdiri patung Dewa Kwan Sing Tee Koen setinggi 30 meter, yang diakui oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai patung panglima perang tertinggi di Asia Tenggara.

6. Vihara Buddhagaya Watugong

Vihara Buddhagaya Watugong atau dikenal sebagai Vihara Buddhagaya, merupakan salah satu tempat ibadah umat Buddha yang berlokasi di Pudakpayung, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah. Vihara ini terletak tepat di seberang Markas Kodam IV/Diponegoro.

Kompleks Vihara Buddhagaya Watugong terdiri dari dua bangunan utama, yakni Pagoda Avalokitesvara dan Dhammasala, serta beberapa bangunan pendukung lainnya. Pagoda Avalokitesvara dikenal memiliki nilai arsitektur yang tinggi, dengan ketinggian mencapai 45 meter, dan dinobatkan sebagai pagoda tertinggi di Indonesia.

Awalnya, Vihara Buddhagaya difungsikan sebagai tempat ibadah. Namun, karena memiliki arsitektur yang kuat dengan nuansa etnik China dan Thailand, vihara ini kemudian dikembangkan menjadi salah satu objek wisata yang menarik. Keberadaannya kini menjadi sumber kebanggaan bagi masyarakat Kota Semarang pada khusus, serta warga Jawa Tengah secara umumnya.

Tulisan ini telah tayang di TrenAsia.com oleh Distika Safara Setianda pada 11 Mei 2025.

Editor: Redaksi Wongkito
Bagikan
Redaksi Wongkito

Redaksi Wongkito

Lihat semua artikel

Related Stories